11

1.4K 213 6
                                        

*SPESIAL AKHIR TAHUN*
*DOUBLE UPDATE*
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Seolhyun-ah!"

Seolhyun membalikkan tubuhnya menatap pemilik suara. Air matanya telah mengalir deras membasahi pipinya. Dia masih belum menerima kematian orang yang sangat dicintainya.

Orang tersebut menghampiri Seolhyun yang bersimpuh di depan makam dari Jisoo dan ikut bersimpuh di samping Seolhyun. Dia mengusap pelan punggung Seolhyun. Dialah Mina, sahabat baik sekaligus tangan kanan Jisoo. Mina masih belum bisa menerima kematian Jisoo. Dia bersumpah akan membalas kematian Jisoo.

"Jangan menangis." Ucapnya. "Jisoo tidak suka melihat air matamu."

Seolhyun menggeleng, "Kenapa harus Jisoo? Kenapa? Kenapa Mina?"

Mina menggeleng, "Aku juga tidak tau kenapa mereka sengaja menargetkan Jisoo."

Seolhyun mengusap air matanya, "Aku harus membalas dendam." Seolhyun menatap Mina, "Latih aku, Mina."

Mina terkejut mendengar perintah Seolhyun yang tiba-tiba itu. Dia menggeleng pelan, "Aku tidak bisa melatihmu dan membiarkan kau mati begitu saja."

Seolhyun menggenggam kedua tangan Mina, "Aku mohon, Mina. Demi Jisoo."

Mina menghela nafasnya sejenak, kemudian mengangguk. Itu membuat Seolhyun senang. Dia bersumpah akan mencari dan membunuh siapapun yang terlibat dalam kematian Jisoo.

***

Rosé mengerjap dan mengusap wajahnya. Dia terbangun dari tidur nyenyaknya. Ditatapnya jam dinding yang menempel di kamarnya. Rosé menghela sejenak nafasnya, kemudian kembali berbaring di ranjang. Sejak tahu Jennie pindah tidur ke apartemennya, Rosé merasa menjadi bebas mendekati Jisoo. Dia berpikir bahwa Jennie telah melepaskan Jisoo begitu saja padanya. Nyatanya, Jennie malah meninggalkan sepucuk surat yang menyatakan 'perang' pada Rosé.

Rosé tersenyum sinis saat dia mengingat kembali isi dalam surat tersebut. Dia merasa akan menang mudah dari Jennie. Karena perlahan, Jisoo sudah mulai menerima kehadirannya. Dan Jisoo juga tampak bahagia saat bersama dengannya. Ini membuat memori Rosé berputar saat dia masih duduk di bangku perguruan tinggi. Dimana, Rosé selalu menolak Jisoo hingga akhirnya Jisoo menyerah dan memilih mencuekinya.

"Ah! Andai saja pas kuliah dulu aku tau siapa diriku, aku pasti sudah menerimamu, Jisoo-ah." Gumamnya pelan.

Setelah itu, Rosé kembali menutup matanya dan masuk ke alam mimpinya.

***

Semenjak tahu bahwa Rosé adalah inkarnasi dari Seolhyun, Jisoo tak berhentinya memikirkan kalau dia akan bertemu kembali dengan Rosé. Dia sudah tidak sabar untuk menunggu hari esok untuk bertemu dengan Chaeyoung. Malam ini, dia akan tidur dengan nyenyak setelah dia mengetahui semuanya.

"Jaljayo, Chaeyoungie." Gumam Jisoo sebelum memejamkan matanya.

Sementara itu di tempat lain, Jennie tampak tak bisa menutup matanya. Padahal, besok dia ada jadwal rekaman. Sesekali terdengar decakan yang keluar dari mulut Jennie. Tidurnya tidak tenang. Pikirannya terus tertuju pada Jisoo. Rasa cemburu itu begitu berat, sehingga membuatnya sulit tertidur.

Never Forget(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang