10

1.7K 227 14
                                    

Jennie mendesah pelan saat melihat konsep album dia selanjutnya. Sesekali, dia menimpali produsernya yang sedang memberitahu konsep koreografi dari lagunya. Untuk ukuran lagu solo, koreografi selanjutnya yang dijelaskan oleh sang produser cukup sulit.

"Jadi, rekaman lagu selanjutnya akan dilakukan besok." Sang produser menjeda kalimatnya sejenak, "Kuharap, kau bersiap untuk album barumu, Jennie-ah."

Jennie mengangguk, "Kau atur segalanya, produser-nim. Aku akan mempersiapkan diriku."

Setelah menandatangani berkas perjanjian, Jennie pun keluar dari gedung kantor manajemennya. Dia mengambil ponselnya yang diletakkan di tas slempangnya dan menelpon seseorang untuk datang menjemputnya.

Tak lama, sebuah mobil sedan hitam berhenti tepat di hadapan Jennie. Seorang wanita tampan keluar dari mobil tersebut dan tersenyum pada Jennie. Jennie hanya memutar malas bola matanya lalu berjalan ke arah mobilnya tersebut tanpa berkata apapun. Wanita tersebut menggeleng, lalu ikut masuk ke dalam mobil.

"Kita mau kemana?" Tanya wanita tersebut setelah berada di balik kemudi.

Tanpa menatap wanita disebelahnya, Jennie berkata, "Terserah."

Wanita tersebut menghela nafasnya sejenak, lalu kembali bertanya, "Iya, terserah itu kemana?"

Jennie menatap tajam pada wanita di sebelahnya, "Ya Yoo Jeongyeon, kau tinggal membawaku keliling kota atau makan siang tanpa harus bertanya padaku!"

Wanita yang bernama Jeongyeon itupun mengangguk lalu menjalankan mobil ke arah kafe di pusat kota Seoul.

***

Kini, Jisoo dan Rosé sedang berada di dalam kamar VIP. Rosé dengan setia menggenggam erat tangan kanan Jisoo dan menyenderkan kepalanya di bahu kanan Jisoo. AC di kamar VIP memang sengaja dimatikan karena lagi musim dingin. Jisoo mengusap kepala Rosé dengan tangan kirinya. Dia berharap segera mengingat segala masa lalunya dan terbebas dari mimpi anehnya itu.

"Kau lapar tidak?" Tanya Rosé memecahkan kesunyian di antara mereka.

Jisoo mengangguk pelan, "Kau mau makan bareng?"

Rosé mengangkat kepalanya dan menatap Jisoo, lalu mengangguk cepat. Membuat Jisoo menyunggingkan senyumannya. Setelah itu, Jisoo pun membawa Rosé ke ruang istirahat dari karyawan hotel.

"Annyeong!" Sapa Jisoo begitu sampai di ruang istirahat karyawan.

Seulgi dan Yeji yang sedang menikmati makanan mereka langsung melongo melihat kedekatan Jisoo dan Rosé. Jisoo menatap bingung pada Seulgi dan Yeji, lalu menjatuhkan duduknya diikuti oleh Rosé. Jisoo membuka bekalnya yang telah disediakan oleh Seulgi.

"Jalmokgesumnida!" Ucapnya sebelum mulai memakan bekalnya itu.

Jisoo terlebih dahulu mengambil sepotong udang dan menyuapi Rosé. Rosé dengan senang hati menerima suapan Jisoo. Jisoo tersenyum lebar saat melihat Rosé makan dengan lahap. Diam-diam, Seulgi dan Yeji tersenyum melihat sang manajer yang biasanya dingin itu akhirnya tersenyum lepas. Dalam hati, mereka berterima kasih pada Rosé yang membuat manajer dingin itu menjadi seperti sekarang.

***

Di tempat lain....

Jennie baru saja menyelesaikan makan siangnya bersama Jeongyeon. Jeongyeon adalah manajer dari Jennie. Segala jadwalnya diatur oleh Jeongyeon. Dan Jeongyeon melakukan tugasnya dengan baik. Kini, baik Jennie dan Jeongyeon sedang dalam perjalanan mereka menuju hotel. Sepanjang perjalanan, Jennie hanya berbicara seperlunya pada Jeongyeon. Sebagai manajer, Jeongyeon mencoba memahami Jennie.

Never Forget(Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang