"Chaeyoung akan pulang ke Korea hari ini." Mata Jennie membulat seketika saat mendengar ucapan Shin Hye.
"Jinjja?! Kenapa dia tidak memberi tahu aku?" Ucap Jennie dengan nada terkejutnya.
Shin Hye mengendikkan bahunya, "Dia pikir kau sibuk sama jadwal tour duniamu."
Jennie mendengus, lalu melipat kedua tangannya di depan dada. Shin Hye tersenyum melihat sifat ngambek Jennie yang kembali muncul itu. Dia pun beranjak dari kursinya dan menghampiri Jennie.
"Aigo, kenapa kau ngambek?" Goda Shin Hye.
Jennie tidak menghiraukan Shin Hye. Dia memalingkan wajahnya ke arah lain. Seolah tahu keinginan putri tertuanya ini, Shin Hye pun meraih ponsel yang ada di mejanya dan menelpon seseorang. Setelah itu, Shin Hye kembali meletakkan ponselnya dan kembali menatap Jennie sembari berkata, "Malam ini kita makan sushi. Mommy sudah booking restoran sushi di dekat sini."
Mendengar itu, Jennie pun berubah ceria. Shin Hye sangat tau kebiasaan putri tertuanya ini. Karena sifanya sama dengan sang adik. Yaitu, makan. Shin Hye pun tersenyum saat Jennie memeluknya.
"Dasar kau ini!" Gerutu Shin Hye seraya melepaskan pelukan dari Jennie.
"Lalu," Jennie menjeda sejenak kalimatnya, "Yang akan menjemput Chaeyoung siapa?"
Mendengar pertanyaan Jennie, Shin Hye pun berpikir sejenak. Sesaat kemudian, dia kembali tersenyum saat mengetahui siapa yang akan disuruhnya untuk menjemput Rosé. Jennie menatap bingung pada Shin Hye yang tersenyum-senyum sendiri.
"Mommy tau siapa yang akan menjemput Chaeyoung." Shin Hye tersenyum saat tahu siapa yang akan disuruhnya untuk menjemput Rosé.
"Huh? Siapa, Mom?" Tanya Jennie.
"Ada deh." Balas Shin Hye.
Lalu, Shin Hye pun berjalan keluar dari ruangannya untuk menemui seseorang yang akan disuruhnya untuk menjemput Rosé.
***
Sementara itu....
Pesawat Korean Air yang ditumpangi oleh Rosé telah berada di setengah perjalanannya menuju Korea. Saat ini, Rosé sedang menikmati makanan dari dapur pesawat. Sesekali, Rosé bersenandung mengikuti lagu yang didengarkan dari earphone-nya. Dia tampak ceria hari ini. Seperti tidak ada beban pekerjaan saja di hidupnya.
Tak lama kemudian, makanannya pun telah habis dinikmati olehnya. Rosé pun mengalihkan tatapannya pada pemandangan langit biru dari balik kaca pesawat. Pemandangan langit biru itu sangat indah. Rosé pun mengambil ponselnya dan memotret pemandangan itu. Meski telah sering kali naik pesawat, tapi Rosé tak bosan-bosannya memotret pemandangan langit biru dari balik kaca pesawat.
Puas memotret, Rosé pun menyimpan kembali ponselnya dan kembali memandang pemandangan langit biru dari balik kaca pesawat. Sedari tadi, dia terus tersenyum. Cocok untuk perasaannya yang juga lagi bahagia. Tak lama, Rosé pun memejamkan matanya lalu masuk ke alam mimpinya.
***
"Jisoo-ah, bertahanlah!"
Jisoo tersenyum, dia menggenggam erat tangan Seolhyun. Meskipun dia dalam kondisi sekarat, tapi dia masih berusaha kuat di hadapan Seolhyun.
"Seolhyun, berjanjilah padaku satu hal."
"Apa itu, Jisoo-ah? Aku pasti akan memenuhinya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Forget(Completed)
FanfictionSegala tentangmu, tidak akan pernah kulupakan.