Beberapa hari telah berlalu dengan cepat. Hari-hari Kuroko sebagai budak istana dimulai, dan pada hari ini, ketika hari sudah senja, Kuroko telah selesai melakukan pekerjaannya mencuci pakaian. Pinggangnya terasa seperti akan patah, punggungnya sakit dan dia benar-benar merasa lelah.
Sejak kecil, Kuroko dibesarkan dalam rumah tangga seorang menteri. Hidup bagai Tuan Muda dan tidak pernah merasakan pekerjaan kasar seperti mencuci pakaian. Pada saat usianya mencapai dua puluh tahun, Kuroko berhasil lolos ujian pemerintah dan memasuki layanan pemerintah sebagai pejabat muda. Tidak lama setelahnya, Kuroko pun diangkat ke peringkat seorang Jenderal. Meskipun selama beberapa tahun Kuroko telah mengalami kesulitan selama di perbatasan, tetapi mereka benar-benar berbeda. Saat itu, hal sulit yang ia hadapi adalah cuaca yang keras, angin berhembus bagai bilah pisau dan salju setajam pedang, juga kengerian pertempuran berdarah. Tapi, dia tidak pernah sekalipun melakukan pekerjaan kasar dan tidak pula harus menderita kesengsaraan atau penghinaan seperti ini. Selain itu, hampir semua orang di istana termasuk para pelayan, memendam kebencian mendalam terhadapnya karena telah mengkhianati Kaisar mereka. Hingga mereka mengambil setiap kesempatan yang ada untuk menyiksanya sebagai bentuk balas dendam.
Beruntung bagi mereka karena Kuroko memiliki sifat rendah hati dan pemaaf. Jadi, sekasar atau semenyakitkan apapun tindakan mereka, Kuroko masih bisa mentolerirnya. Jika tidak, mungkin mereka hanya tinggal menunggu waktu kematian mereka, mengingat latar belakang Kuroko yang merupakan mantan Jenderal.
Seperti hari-hari sebelumnya, Kuroko melakukan pekerjaannya sebagai tukang cuci dengan tekun dan tanpa banyak bicara. Matahari semakin tenggelam di barat, cahaya merah dari sisa cahaya matahari senja hari itu kian memudar dengan cepat. Kuroko adalah satu-satunya orang yang tersisa di ruang cuci, sisanya telah menyelesaikan tugasnya dan pergi untuk makan malam. Melihat bahwa bagian terakhir dari cuciannya sudah selesai, Kuroko duduk dan menunggu dalam keheningan. Menunggu seseorang untuk datang dan mengambil alih tugas-tugasnya. Setelah waktu yang lama menunggu, dua orang gadis pelayan datang kembali ke ruang cuci, dan dengan tawa menghina, mereka berkata, "Baiklah, kau bisa pergi."
Kuroko tahu mereka sengaja berlama-lama sebelum kembali ke ruang cuci, tapi dia tidak ingin mempermasalahkannya. Saat dia tertatih-tatih keluar, suara tawa gadis pelayan itu mengikutinya. Dengan banyak kesulitan, Kuroko akhirnya bisa kembali ke tempat para pelayan makan. Para pelayan yang bertugas mendistribusikan makanan telah lama pergi, meninggalkan bagian miliknya yang terdiri dari semangkuk sup daging untuk dirinya.
Kuroko makan dalam diam, menyendok setiap tetes sup dingin itu kedalam mulutnya. Mengisi kembali energinya yang terkuras selama seharian ini. Sebenarnya, meskipun para pelayan istana memiliki waktu makan yang sama -dan seharusnya Kuroko makan bersama para pelayan istana yang lainnya, makanan untuk para pelayan rendah seperti mereka memanglah tidak terlalu mewah, hanya terdiri dari sepotong roti dan sup daging jika beruntung. Hanya saja semua orang di istana sekarang membencinya, ketika mereka melihat bahwa Yang Mulia Kaisar tidak menanyakan kondisi Kuroko disana, mereka mengambil kesempatan tersebut untuk menganiaya dirinya. Bukan hanya sengaja mengejek dan menghina Kuroko setiap ada kesempatan, pekerjaan yang diberikan padanya pun dua kali lebih banyak dari pelayan biasanya. Bahkan, beruntung baginya bila mereka masih menyisakan semangkuk sup untuknya. Namun, bagaimana bisa Akashi tahu tentang hal ini sekarang?
Kuroko baru menyelesaikan acara makan malamnya saat bulan sudah bersinar terang di langit. Tubuhnya terasa begitu lelah dan sakit, seolah-olah tubuhnya sudah terpisah dari dirinya. Entah bagaimana, rasanya seperti tubuhnya tidak lagi miliknya. Menyeret kakinya dengan susah payah, dia berhasil naik ke tempat tidur. Saat akan membaringkan diri, terdengar suara langkah kaki dari luar jendela. Kuroko mendesah panjang, ia tahu suara langkah kaki itu milik siapa. 'Kenapa kau repot-repot untuk datang?' pikirnya lelah.

KAMU SEDANG MEMBACA
War Prisoner (New Revisi)
FanfictionDiadaptasi dari cerita berjudul sama. Kuroko Tetsuya, seorang Jenderal yang berpengetahuan luas dan tak terkalahkan di medan perang. Namun karena keserakahan sang Raja membawanya dan negara yang begitu dicintainya pada kekalahan yang menyakitkan. M...