"Pelaporan ke Yang Mulia! Ada laporan mendesak dari perbatasan. Deputi Jenderal menunggu Anda di luar Taman Merriment untuk meminta petunjuk."
Kabar itu begitu mengejutkan, layaknya hari yang cerah tiba-tiba badai menerjang dengan hebat. Semua orang terkejut, tanpa terkecuali. Harus dipahami bahwa, setelah Rakuzan menaklukkan Seirin dan memindahkan ibukota ke Teikou, meskipun dapat dikatakan bahwa akar dari kerajaan baru mereka belum tumbuh terlalu dalam, tapi sang Kaisar, Akashi Seijuurou, telah mengatur semua hal dengan murah hati dan telah memenangkan hati seluruh rakyat.
Kekuatan nasional Rakuzan berada pada puncaknya, negara dan rakyat sekarang sedang menikmati kemakmuran yang belum pernah terjadi sebelumnya. Jadi mengapa ada laporan pertempuran saat ini?
Karena mereka masih merasa tertegun, tiba-tiba pintu terbuka perlahan dan Akashi muncul di antara kanopi tipis dan berkata dengan suara serius, "Bawa dia ke ruang sebelah dan tunggu aku di sana. Aku akan ke sana sana segera."
Setelah berkata demikian, dia kembali masuk dan melihat sosok Kuroko yang terduduk di tengah tempat tidur, ekspresi penasaran tergambar jelas diwajahnya. Akashi menghampirinya dan berkata, "Tetsuya, kau... Kau ingin pergi denganku?" Akashi ragu-ragu bertanya.
Ternyata, meskipun dia telah menobatkan Kuroko sebagai Permaisurinya, dia tahu bahwa kekasihnya tidak menyukai status ini. Oleh karena itu dengan menanyakan pertanyaan ini, Akashi bermaksud untuk menyiratkan bahwa dirinya masih menghormati status Kuroko sebagai seorang Jenderal.
Selain itu, meskipun Kuroko harus beristirahat saat ini, rasa sakitnya terlalu tak tertahankan baginya untuk melakukan itu. Dengan membawa dia bersama untuk mendengarkan laporan medan perang, Kuroko mungkin bisa sedikit mengalihkan perhatiannya pada hal-hal lain. Berharap saat perhatiannya teralih, rasa sakit yang dirasakannya menjadi tidak begitu besar.
Meskipun Akashi sudah sangat memikirkan rencananya, tapi dia tidak tahu apakah Kuroko akan menerimanya. Bisa dikatakan, Kuroko memang ragu untuk mengambil keputusan. Dia secara naluriah ingin pergi dan mendengarkan semua yang terjadi, dia telah menjadi seorang Jenderal dan telah menghabiskan beberapa tahun hidupnya terlibat dalam perselisihan di medan perang.
Selain itu, hal ini juga akan mempengaruhi kehidupan rakyat biasa yang tinggal di sepanjang perbatasan. Tapi saat ini, dia bukan lagi seorang Jenderal dan jika dia menemani Akashi, orang lain mungkin tidak setuju. Oleh karena itu, Kuroko merasa ragu.
Akashi bisa menebak apa yang dipikirkan kekasihnya itu, sambil memberikan sedikit senyum, dia berkata, "Satsuki dan Ryouta, kalian berdua bantu Tetsuya, dia akan datang bersamaku." Setelah berkata demikian, dia berangkat dan dua orang di belakang punggungnya dengan cepat menyibukkan diri dengan membantu Kuroko berjalan.
Ternyata negara kecil tetangga -negara Kirisaki Dai Ichi, yang berada di perbatasan barat Rakuzan. Setelah melihat bahwa kehidupan rakyat yang tinggal di sana telah menjadi lebih makmur karena kebijakan Akashi yang menurunkan perpajakan, diam-diam mereka telah memikirkan ide jahat.
Mereka memasang serangan dengan menyelinapkan tentara mereka, berniat untuk menangkap beberapa warga kota dan terlibat dalam aksi penjajahan. Tapi mereka tidak mengantisipasi bahwa ketika datang untuk memeriksa situasi, Akashi telah menempatkan pertahanan nasional disana.
Penguasa negara tetangga kecil adalah seorang panglima perang yang sembrono. Ketika dia melihat bahwa serangannya telah gagal, kemarahannya bangun dan bergantung pada kenyataan bahwa orang-orang dari negaranya sangat gagah berani dan berpengalaman dalam seni bela diri, maka dia memutuskan secara terbuka menyatakan perang terhadap Rakuzan.
Oleh karena itu, Jenderal yang bertugas membela perbatasan telah mengirimkan wakilnya, dan semua orang menjadi tergesa-gesa ke Ibukota untuk meminta bala bantuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
War Prisoner (New Revisi)
FanfictionDiadaptasi dari cerita berjudul sama. Kuroko Tetsuya, seorang Jenderal yang berpengetahuan luas dan tak terkalahkan di medan perang. Namun karena keserakahan sang Raja membawanya dan negara yang begitu dicintainya pada kekalahan yang menyakitkan. M...