3

3.1K 394 17
                                    

Meski beberapa hari telah terlewati, Kuroko masih tidak bisa melupakan tawa fanatik dan mata yang penuh rasa haus darah Akashi. Bahkan, jika dia mengabaikan kehidupan dan kematiannya, dan dengan tenang menghadapi semua siksaan. Kuroko masih di hantui rasa takut akan kebencian Akashi Seijuurou.

oOo

Cuaca gurun di siang hari sangat panas, hingga terasa seperti membakar kulit. Namun berbanding terbalik dengan malam hari, udara begitu dingin menusuk tulang. Kuroko tidak tahu sudah berapa hari dia menghabiskan waktu dengan cuaca ekstrim ini. Ketika Kuroko pingsan, Akashi akan membawanya ke dalam kehangatan tenda, dan ketika dia bangun penyiksaan pun kembali dimulai.

Satu-satunya hal yang membuat Kuroko tenang adalah, semua tentaranya tidak mengalami perlakuan tidak manusiawi ini. Akashi selalu menepati janjinya, selama dia bersedia bertahan dari semua siksaan maka para prajuritnya tidak akan disiksa. Sebenarnya, keadaan ini masih jauh lebih baik dibandingkan dua bulan lalu. Dimana dia dan semua pasukannya kelaparan karena kurangnya pasokan makanan. Saat ini meski semua pasukannya berada di balik jeruji besi, mereka masih di beri makan dengan cukup layak. Kuroko benar-benar merasa bersyukur.

Momoi Satsuki tidak tahan melihat pria itu, tangannya diikat dan pergelangan tangannya berlumuran darah. Menetes pada lapisan tebal pasir putih, membuatnya sewarna dengan darah yang terus menetes tanpa henti. Kuroko sengaja tidak diberikan perawatan, dengan sadis Akashi akan menuangkan air garam diatas tubuh terluka itu beberapa kali sehari. Meskipun disiksa, dia juga diberi anti infeksi. Sungguh siksaan yang kejam dan tiada akhirnya.

"Tidak, luka ini tidak bisa lagi diobati." Momoi berbisik dan berpaling ke wajah Kuroko.

"Jenderal Kuroko, apakah mustahil bagi Anda untuk menyerah?" Wajahnya menunjukkan rasa simpati yang mendalam.

"Sejujurnya, tidak ada lagi jalan keluar. Kaisar telah mengirim Jenderal Haizaki untuk menyerang Seirin. Tanah itu besar, tetapi tanpa Anda disana, berapa hari yang dibutuhkan sebelum kejatuhannya? Bahkan, Raja Seirin sendiri adalah setan untuk Anda, dia hanya peduli pada para pejabatnya."

Setelah menarik napas, Momoi kembali melanjutkan. "Jika Anda menyerah, Yang Mulia akan memperlakukan Anda dengan hormat. Yang Mulia sering memuji bakat Anda. Anda tidak perlu khawatir tentang kepercayaannya. Yang Mulia saya sangat baik, dan tidak akan ragu untuk mengakui kemampuan orang lain. Jika Yang Mulia tidak menginginkan Anda, maka di medan perang itu Anda sudah terbunuh. Mengapa yang mulia harus repot-repot mengurusi kehidupan tentara Anda, hanya untuk memeras Anda?"

Kuroko memandang Momoi dalam diam dan tiba-tiba tersenyum. "Tidak heran Akashi menyukaimu. Itu pasti karena kepolosanmu. Tuanmu menyiksaku seraya mengatakan tentang bagaimana Rakuzan dikalahkan berkali-kali oleh tanganku. Dia memaksaku untuk menyerah hanya untuk mempermalukan ku."

Kuroko menghela napas. "Pikiran menonton musuh yang jatuh di bawah kakinya dan mengaku sebagai hambanya akan memberinya kesenangan besar. Tentara kerajaan Rakuzan selalu agresif. Kaisarmu adalah orang yang berbakat. Bahkan jika aku memiliki sumber daya yang cukup, aku tidak bisa menjamin apakah aku akan memenangkan perang ini. Mengapa dia perlu merekrut ku?" Ketika Kuroko menghadapi gadis sederhana dan indah ini, dia merasa lebih mudah mengungkapkan pikirannya daripada dengan Akashi.

Momoi terdiam. Dia menatap Kuroko dengan pandangan khawatir yang tak bisa ditahan. "Jenderal Kuroko, apa yang Anda khawatirkan? Apakah Anda mengkhawatirkan kehidupan rakyat Seirin?"

Kata-kata itu terasa menusuk jantung Kuroko. Gambaran pasukannya yang meninggal di bawah tumit besi pasukan Rakuzan, membuat air matanya hampir menetes. Pikirannya dipenuhi dengan penyesalan yang mendalam.

Momoi menepuk bahu Kuroko untuk menghiburnya. "Jangan khawatir, Jenderal Kuroko. Kaisar telah memerintahkan, bahwa tidak ada tentara yang di ijinkan mengambil keuntungan dari rakyat Seirin. Dia mengatakan bahwa cepat atau lambat ini semua akan menjadi milik Rakuzan. Meskipun rakyat Seirin akan merasakan nyeri karena penaklukan, tetapi kehidupan mereka dan properti mereka tidak akan menderita terlalu banyak kerusakan. Saat ini, yang paling menderita adalah Anda. Kapan terakhir kali Anda minum air? Bibir Anda pecah-pecah dan kering."

War Prisoner (New Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang