Kuroko tertawa pahit dalam hatinya. Bahkan, hanya dengan mendengar suara langkah kaki itu, Kuroko tahu siapa orang yang memasuki kamarnya.
'Akashi… oh, Akashi. Kau masih belum melupakan perasaanmu padaku? Kau adalah seorang Kaisar, yang secara alami memikul tanggung jawab berat negara ini. Untuk datang jauh-jauh ke sini -ke kamar bobrok ini di malam hujan badai, apa yang harus aku lakukan jika kau jatuh sakit? Dengan semua stress yang kau tanggung, kau benar-benar harus merawat dirimu lebih baik. Kenapa kau kembali? Itu hanya akan menyebabkan hatiku menjadi semakin sakit.'
Dibalik matanya yang terpejam, Kuroko dapat merasakan sentuhan dari sebuah tangan besar menyentuh dahinya, menyapunya dengan lembut. Lalu terdengar gumam pelan. "Kau demam."
Akashi mengehembuskan nafas frustasi, dan melihat bahwa kedua mata Kuroko tertutup rapat, meski dia tidak tahu apakah sosok diatas tempat tidur itu benar-benar tertidur atau hanya berpura-pura tertidur untuk menghindari dirinya. Tapi sekali lagi, karena takdir telah membawa mereka sampai ke titik ini, jika Kuroko terjaga dan mereka saling berhadapan, mungkin suasananya akan lebih canggung.
Akashi tidak datang dengan tangan kosong. Kaisar Rakuzan tersebut membawa sesuatu yang tersampir di lengan kirinya. Selembar selimut bulu serigala lembut yang diam-diam ia bawa. Dengan lembut, Akashi meletakkan selimut bulu tebal tersebut di atas tubuh ringkih Kuroko. Berusaha sebisa mungkin untuk tidak membangunkannya. Karena angin sangat keras dan hujan begitu lebat, sudut-sudutnya sedikit basah dan meneteskan air. Akashi memastikan sudut yang basah tidak mengenai Kuroko, sengaja atau tidak.
Puas dengan hasil pekerjaannya, ia bangkit berdiri dan mengambil mangkuk dari meja samping tempat tidur. Sebuah bungkusan berisi obat-obatan tersimpan di bagian depan jubahnya, yang kemudian ia tuangkan ke dalam mangkuk. Setelahnya, Akashi bergerak mengambil sebuah cangkir porselen di sudut ruangan yang masih penuh dengan air dingin. Dia mendesah, "Tidak bisa, harus menghangatkannya dulu di atas api."
Akashi menyalakan anglo*, dan memanaskan air di atasnya. Sambil menunggu air panas siap, Akashi menoleh kearah tempat tidur. Kuroko masih disana, dengan posisi yang sama. Menyadari bahwa dia sengaja tidak membuka matanya sama sekali, Akashi tahu bahwa Kuroko sengaja untuk menghindarinya. Kaisar Rakuzan tersebut tidak berkata apa-apa, hanya diam dan menunggu air mendidih sebelum menuangkannya ke dalam mangkuk, menyeduh obat.
Aroma rempah dari obat yang di seduh Akashi memenuhi ruang kamar Kuroko yang sempit. Dengan hati-hati Akashi membawa mangkuk berisi obat tersebut ke tempat tidur, kemudian meletakkannya di meja samping. Ia membungkuk untuk menatap Kuroko lebih jelas. Saat melihat wajah pucat dan bibir putih itu, rasa sakit yang dia rasakan seperti hatinya dicelupkan ke dalam minyak mendidih.
Kenapa ketika situasi di antara mereka telah menjadi begitu tidak bisa dipertahankan, dia masih mampu menyisihkan perasaannya untuk Tetsuya-nya? Kuroko mungkin membencinya, sangat membencinya. Tapi, mengapa semua perasaan itu segera berubah menjadi keprihatinan ketika melihat tubuh lemah pria itu?
"Tetsuya, jika kau mau mengakui bahwa kau melakukan sebuah kesalahan. Selama kau mau mengakuinya, mau mengatakannya padaku. Aku pasti akan melakukan apapun untuk membebaskanmu." Bisiknya.
Meskipun Akashi tahu dengan jelas, bahwa kekasihnya yang keras kepala ini tak akan pernah mau melakukannya, meskipun dia tahu dengan jelas, ketika mengatakan kata-kata ini hanya akan menunjukkan dirinya yang tidak berguna dan bahkan bisa dianggap sebagai sebuah penghinaan untuknya. Tapi, Akashi masih berharap bahwa kekasihnya itu akan luluh oleh perasaan cintanya yang begitu dalam dan abadi.
Jika Kuroko bersedia untuk membuat sebuah pengakuan, meskipun sangat kecil, bahwa dia menyesal melakukan semuanya, Akashi akan menggunakan segala cara untuk membenarkannya. Mengembalikan Kuroko ke istana, bahkan jika harus membuat sebuah bukti palsu sekalipun. Akashi bersedia melakukannya. Demi Tetsuya-nya, dia akan melakukan apapun.

KAMU SEDANG MEMBACA
War Prisoner (New Revisi)
FanfictionDiadaptasi dari cerita berjudul sama. Kuroko Tetsuya, seorang Jenderal yang berpengetahuan luas dan tak terkalahkan di medan perang. Namun karena keserakahan sang Raja membawanya dan negara yang begitu dicintainya pada kekalahan yang menyakitkan. M...