Waktu melesat cepat seperti anak panah yang lepas dari busurnya. Matahari bersinar cerah seakan memberi harapan baru di hari kedua tahun baru ini. Sepanjang waktu berlalu, Kuroko masih terlelap bagai Putri tidur yang menunggu sang Pangeran menciumnya, benar-benar terlelap tenang tanpa ada tanda-tanda ia akan terbangun dalam waktu dekat. Chihiro mengatakan bahwa obat racikannya memang memiliki efek seperti obat tidur, jadi tidak heran Kuroko masihlah terlelap sejak ia menelan pil racikan Chihiro tersebut. Dan selama waktu itu juga Akashi tetap berada di tempatnya, tangannya tidak pernah melepaskan genggamannya pada tangan Kuroko.
Seiya sendiri setelah mengetahui bahwa keadaan Ibunya sudah menjadi lebih baik, akhirnya bisa tenang. Meski bocah nakal itu menolak kembali ke istananya sendiri untuk beristirahat, ia akhirnya mau beristirahat diatas sofa di ruangan tersebut. Akashi membiarkan saja putranya tetap berada di sana, dan hanya menyuruh Kise membawakannya selimut tambahan agar putra semata wayangnya itu tidak kedinginan. Seiya telah melakukan sesuatu yang luar biasa dengan terus berada di sisi Kuroko selama Akashi pergi. Diam-diam Akashi merasa bangga akan putranya.
Sementara Chihiro ia terlihat asik membaca buku entah apa yang ia minta pada seorang pelayan dimeja luar kamar, meski setiap beberapa jam sekali ia akan mengecek keadaan Kuroko. Para pelayan yang dikirim Kise untuk beristirahat kini telah berganti tugas dengan pelayan lainnya, mengingat para pelayan sebelumnya sudah cukup kelelahan karena menjaga Kuroko semalaman. Suasana tenang pagi hari membawa perasaan damai tersendiri dihati semua orang, mengingat sudah berjam-jam berlalu dan Kuroko tidak memuntahkan darah lagi. Setidaknya mereka bisa merasa lega.
Tiba-tiba, suasana pagi hari yang tenang damai itu terusik dengan suara lantang seorang Kasim yang memasuki ruangan, "Lapor ke Yang Mulia Kaisar, sekarang saatnya untuk sidang pagi. Semua menteri telah menunggu di luar aula." Momoi yang kebetulan berada didekat pintu langsung memberikan pelototan tajam padanya karena berani berteriak seenaknya dan mengusik Putra Mahkota kecil yang masih terlelap tidur.
Akashi bertukar pandang dengan Midorima, di dalam hati mereka berdua mengerti dengan jelas bahwa para menteri datang untuk mendengar kabar kematian Kuroko. Karena jika Kuroko masih hidup, mereka pasti akan berpikir 'Orang jahat masih berada di sekitar Kaisar.' dan akan melakukan segala sesuatu agar Kuroko mendapatkan hukuman yang setimpal, yaitu kematian.
Ketika memikirkan hal ini, Akashi hampir tidak bisa menahan amarahnya, berpikir dalam hatinya, 'Kenapa para menteri tua itu begitu keras kepala? Hari ini adalah hari kedua Tahun Baru, belum lagi, pada malam sebelumnya Ibu Suri sudah mengatakan kepada mereka dengan jelas, bahwa aku akan memberikan penjelasan tentang masalah ini setelah semuanya selesai. Tetapi mereka masih berusaha untuk memaksa masalah ini. Benar-benar, mereka mendorongku terlalu jauh. Sepertinya jika aku tidak mengajarkan mereka sebuah pelajaran, cepat atau lambat mereka akan melupakan orang macam apa aku ini.'
Akashi beranjak berdiri dari tempatnya dengan aura dingin menguar kuat dari tubuh tegapnya. Ia mengertakkan gigi kesal, lalu dengan suara rendah ia berkata. "Ryouta, bantu aku berpakaian. Aku akan pergi ke pengadilan pagi ini dan bertemu para menteri yang sangat setia itu. Aku ingin melihat apakah mereka berpikir bahwa hanya karena aku selalu memperlakukan orang-orang dengan baik dan selalu menerima nasihat mereka. Mereka bisa melakukan segalanya dengan seenaknya. Jika itu yang mereka pikirkan, aku bertanya-tanya, apakah mereka tahu aku ini orang yang seperti apa?"
oOo
Setelah Akashi berganti pakaian dan siap, ia menatap semua orang yang berada disana dengan tatapan serius, terutama pada keempat pelayan pribadinya. "Jagalah Tetsuya dengan baik, aku akan segera kembali." Setelah berkata demikian, dia berjalan keluar dari ruangan dengan kepala tegak. Namun sebelum ia benar-benar keluar, Seiya tiba-tiba memanggilnya. Masih dengan wajah mengantuk ia menghampiri sang Ayah. Wajah gembilnya terlihat gelisah dan terus-menerus memandang Ayahnya dan Kuroko bergantian dengan gusar.
KAMU SEDANG MEMBACA
War Prisoner (New Revisi)
FanfictionDiadaptasi dari cerita berjudul sama. Kuroko Tetsuya, seorang Jenderal yang berpengetahuan luas dan tak terkalahkan di medan perang. Namun karena keserakahan sang Raja membawanya dan negara yang begitu dicintainya pada kekalahan yang menyakitkan. M...