Momoi, Midorima, dan Murasakibara sedang mempersiapkan tempat tidur yang akan digunakan oleh Kaisar mereka. Ketika hendak menurunkan tirai tempat tidur, mata mereka melotot begitu lebar bahkan sewaktu-waktu bola mata mereka mungkin bisa melompat keluar.
Momoi menelan saliva beberapa kali, mengumpulkan keberaniannya sebelum bertanya.
"Yang Mulia, Jenderal Kuroko... masih hidup?"
Bahkan sebelum suara Momoi memudar, Midorima bergegas memotongnya. "Yang Mulia, mohon jangan marah. Momoi hanya bermaksud untuk menanyakan, apakah kita harus mengirim para penjaga untuk membawanya kembali ke penjara narapidana hukuman mati? Kamar adalah tempat yang terbatas untuk semua. Bukan hanya karena dia seorang laki-laki asing, tapi dia juga seorang tawanan perang, dan tidak tepat baginya untuk berada di sini-" Midorima tidak bisa melanjutkan sisa perkataannya, karena Akashi menatap mereka tajam, seakan dia ingin memakan mereka hidup-hidup karena kelancangan mereka.
Akashi mendengus. "Kalian tidak perlu peduli dengan urusanku. Dia akan tinggal di sini malam ini. Sangat tepat karena kalian mengganti seprai tempat tidur, ambil selimut tambahan, pastikan bahwa itu terbuat dari bahan yang hangat dan tebal. Untuk makan malam, aku tidak akan pergi ke ruang makan dan menemani para Selir. Sajikan saja disini, dan pastikan untuk menyiapkan hidangan yang lebih bergizi."
Meskipun kata-kata itu diucapkan diantara gigi terkatup, Midorima bisa mendeteksi benang kelembutan dari nadanya. Namun itu tidak terlalu jelas. Melihat tatapan Akashi yang penuh perhatian pada Kuroko seolah-olah dia sedang mengintip pisau pertama diantara rumput di musim semi yang memakai selimut salju. Midorima menarik napas dalam-dalam, pikiran gelap muncul ke permukaan hatinya.
'Jika Yang Mulia telah benar-benar mengembangkan perasaan untuk Jenderal Kuroko. Entah ini bisa membawa keduanya pada nasib baik atau bencana.'
Wajah Momoi tampak berseri-seri, ia pergi untuk melaksanakan instruksi Akashi. Akashi memanggil Midorima dan menyuruhnya untuk mengobati luka Kuroko. Pada saat itulah pria bersurai sewarna rumput itu berani bertanya, meskipun dengan ragu-ragu. "Yang Mulia, akankah Jenderal Kuroko akan dikenakan hukuman yang lebih keras untuk memaksanya menyerahkan diri-nanodayo?"
Mendengar pertanyaan itu Akashi terkekeh.
"Penyiksaan tidak efektif untuk melawannya. Aku telah menemukan metode yang lebih baik daripada menyiksanya. Mulai sekarang, tidak perlu untuk membawanya kembali ke penjara."
Murasakibara mendekat. "Yang Mulia, beberapa waktu yang lalu, Selir Furihata Kouki-sama menangis pilu di istana, sepertinya Putra Mahkota membuat beberapa kerusakan. Selir Furihata mengatakan bahwa dia memohon maaf kepada Yang Mulia karena gagal untuk mengurus Putra Mahkota dan harus meminta perhatian Anda agar pengasuhan Putra Mahkota diberikan kepada Selir kekaisaran lainnya."
Akashi mengangguk paham. "Aku mengerti. Ibu Putra Mahkota meninggal saat ia masih kecil. Sementara aku terlalu sibuk dengan urusan negara dan mengabaikan bimbingan Seiya (Putra Mahkota) yang menyebabkan dia memiliki kepribadian yang dingin dan tidak berperasaan. Dia sudah begitu licik di usia muda, bagaimana bisa Ayumi mengontrolnya? Panggil Seiya untuk makan malam denganku."
Sebenarnya, Murasakibara sangat ingin mengatakan bahwa Putra Mahkota itu licik, karena ia selalu mengikuti jejak Ayahnya. Tapi tentu saja, Titan ungu itu tidak akan pernah berani untuk mengatakan pemikiran seperti itu.
Dia tahu bahwa Putra Mahkota sangat senang menghabiskan waktu dengan Ayahnya, mungkin istana kerajaan hanya akan terasa begitu damai ketika Seiya bersama Akashi Seijuurou, Ayah kandungnya.
Murasakibara bergegas mencari petugas istana untuk memanggil Putra Mahkota.
"Apa ada laporan dari Shougo? Raja Seirin sangat bodoh, dan tidak ada menteri yang melayaninya memiliki bakat menjadi seorang komandan di lapangan. Hanya mengandalkan Sungai untuk memberikan penghalang defensif alami adalah hal yang sia-sia. Dengan kemampuan Shougo, dia harus bisa menang tanpa mengeluarkan terlalu banyak usaha."
KAMU SEDANG MEMBACA
War Prisoner (New Revisi)
FanfictionDiadaptasi dari cerita berjudul sama. Kuroko Tetsuya, seorang Jenderal yang berpengetahuan luas dan tak terkalahkan di medan perang. Namun karena keserakahan sang Raja membawanya dan negara yang begitu dicintainya pada kekalahan yang menyakitkan. M...