7

2.1K 109 2
                                    

"Apa yang kamu lakukan dini hari dijalanan nak?" Tanya Mira lembut.

"Aku kabur dari temen-temen aku tante, mereka ngebohongi aku. Niat awal mengerjakan tugas kuliah , tapi mereka malah membawa aku ke sebuah Club. Aku udah nolak tapi mereka maksa sampe jam 11 aku pingin pulang karna mulai ga nyaman sama keadaan yang semakin ramai dan penuh asap roko. Tapi salah satu temen aku malah menahan aku sampai jam 12, Lia ngajak aku istirahat dan ngebawa aku ke salah satu kamar disitu. Aku fikir Lia akan kembali setelah bilang tunggu sebentar ia hanya pergi ngambil barang yang tertinggal, tapi yang ada malah om-om mesum yang datang dan mau merkosa aku. Aku kabur dan berlari menjauhi tempat itu, tapi na'as menghindari kandang buaya malah masuk kandang srigala karna udah nolongin anak tante yang muntah-muntah dipinggir jalan." Penjelasan Lesta tentang hal buruk yang ia alami semalam dengan nada lirih dan tanpa sadar pipi nya mulai basah oleh air mata.

Mira berjalan menghampiri Lesta langsung memeluknya hangat, sedangkan yang lain menatap iba. Genta? ia masih menundukan kepalanya merutuki kebodohan yang telah ia perbuat semalam dengan lari ke alkohol dengan berakhir merawani anak Gadis orang. Apa yang akan dikata kedua curut jika tau hal ini, bisa habis Genta dicercah mereka berdua - Erhan dan Ralio.

***

Di kediaman Aguriza, semua orang panik dan khawatir karna tidak mendapati Lesta di dalam kamar. Nomor telfon yang tidak aktif , pesan tidak ada satu pun yang terkirim dan kabar dari Pak Amin bahwa Lesta menghubungi nya berkali-kali pada pukul 1 dini hari yang tidak sempat ia angkat karna hp nya dalam mode silent.

Adhisti tak henti menangis sambil terus mendial nomor Lesta berharap anak satu-satu nya menjawab. Namun hingga pukul 10 pagi belum ada tanda-tanda dimana anak nya berada. Semua teman Lesta yang ia ketahui tidak ada yang tau dimana Lesta. Semua tempat yang kemungkinan didatangi oleh anaknya Riza kunjungi, tapi nihil tidak ada yang melihat Lesta berkunjung semalam. Yang mereka tau , kemarin anaknya itu izin untuk kerja kelompok mengerjakan tugas kuliah. Namun yang didapati higga saat ini anaknya itu tidak ada dirumah bahkan sejak kemarin belum pulang.

Cemas, khawatir, frustasi 3 jam mencari tidak membuahkan hasil apapun. Riza dan Adhisti hanya bisa ber do'a dan memikirkan cara menemukan Lesta. Hingga suara deru kendaraan memenuhi halaman rumah nya. Saling pandang dan bertanya siapa yang datang? Mereka berdua berdiri dan bergesa menghampiri pintu. Berharap anak kesayangannya yang datang.

"LESTAAAA" Teriak Adhisti saat melihat Lesta baru sampai diteras rumah nya. Berlari menghampiri anak perempuannya, memeluknya erat menyalurkan rasa khawatir yang tadi ia rasa.

"Sayang, kamu kemana aja semalaman ga pulang? Papah dan mamah khawatir sama kamu. Nomor kamu ga aktif, pesan ga ada yang terkirim dan semua teman mu ga ada tau keberadaan mu nak" ucap Riza lembut sambil mengelus rambut anak nya penuh kasih.

"Lesta--"

"Mereka siapa nak? Apa kamu datang bersama mereka?" Potong Riza melihat keluarga Adhitama yang berdiri dibelakang Lesta tanpa berniat menghentikan aksi kasih sayang antara orang tua dan anak itu.

"Ekhem. Pagi pa maaf mengganggu, sebelum nya perkenalkan saya Rehan Raysa Adhitama ingin membicarakan sesuatu hal yang penting perihal anak bapa dan anak saya" ucap Rehan sambil menjabat tangan Riza.

"Euh, saya Aguriza Prahera dan ini istri saya Adhisti Kasih. Silahkan masuk ke dalam, mari" Ajak Riza membukakan pintu rumah lebih lebar lagi memberi akses mereka untuk masuk.

Mereka masuk dan duduk diruang keluarga yang lumayan luas cukup untuk di isi 8 orang. Lesta duduk bersama kedua orang tua nya di sisi kanan ruangan. Genta duduk bersama Arfand dan Rafa di sofa tengah. Sedangkan Rehan dan Mira duduk bersebrangan dengan Lesta. Suasana hening cukup lama tanpa ada satu orang pun yang berniat memulai pembicaraan, hingga 10 menit berlalu.

"Jadi? Apa hal yang ingin bapa bicarakan tadi?" Ucap Riza mulai jengah dengan suasana hening.

"Jadi gini pa, saya to the point aja langsung biar cepat yang sebelumnya saya ucapkan maaf sebesar-besarnya atas apa yang terjadi, karna semuanya diluar kendali anak saya. Jadi semalam........... " Rehan menceritakan ulang apa yang dilakukan oleh anak ke dua nya itu terhadap Lesta.

Braakkk.

Riza menggebrak meja keras. Mengepal tangannya kuat, melirik ke tiga pria muda yang ada dihadapan nya berharap apa yang ia dengar hanya lelucon.

"Sayang? Liat papah. Yang di katakan pria tua itu bercanda kan ya? Sei anak papah memang baik dan suka menolong, tapi Sei bukan anak bodoh yang bisa melakukan hal yang mengecewakan papah dan mamah ya kan sayang?" Tanya Riza kepada Lesta yang sedari tadi hanya bisa menundukan kepala dan meremas kuat kedua tangannya.

"Lesta Sei Milanda, liat mamah nak. kamu anak mamah, kamu satu-satu nya kebanggaan mamah, Lesta Sei ga mungkin melakukan hal yang Pak Rehan ucapkan bukan? Jawab mamah dengan jujur nak" tanya Adhisti lirih menahan sakit hati akan apa yang ia dengar tadi.

"M-mah, Pp-pah , maaf. L-les-ta ga bisa jaga diri Lesta. Mah pah Lesta udah nge-" jawab Lesta lirih tanpa berani melihat air muka kedua orang tua nya yang kecewa.

"Stop. Sei? Semua nya benar hm? Apa yang pria itu katakan benar? Anak papah yang papah banggain ngecewain papah? Anak papah yang papah besarkan penuh kasih sayang dan cinta menancapkan belati tajam di hati papah?" Ucap Riza memotong  ucapan Lesta.

"Pah ga gitu, Lesta ga pernah mau ngecewai papah dan mamah. Semua nya terjadi gitu aja, Lesta bukan anak bodoh yang ga bisa berbuat apa-apa. Lesta udah coba membela diri tapi papah liat , pria yang duduk paling ujung itu badan nya lebih besar dan tinggi dari Lesta. Lesta ga bisa melawan ditambah pengaruh alkohol dari minuman yang dia minum!" ucap Lesta membela diri dan menyudutkan Genta berharap orang tua nya berhenti megucapkan kata kecewa.

"Maafkan saya om, saya akui saya salah saya tidak sadar melakukan itu ke anak om yang sudah baik menolong saya. Saya akan bertanggung jaw-"

"Tidak, kita lihat satu bulan dari sekarang anak saya hamil atau tidak. Kalau positif saya pastikan anda tidak bisa lari kemana pun, tapi sebalik nya jika negative saya akan membawa jauh pergi putri saya dari hadapan kalian. Cukup pergi dari sini sekarang, dan anggap saja tidak pernah terjadi apapun diantara anak anda dan anak saya." Lagi - Riza memotong orang bicara , tapi kali ini ucapan Genta yang ia potong membuat orang yang berada disitu terdiam menatap Riza tak percaya.

True Love??!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang