47

1.3K 58 0
                                    

Genta, berjalan ke balkon melihat pemandangan kota Inggris yang mungkin akan dia rindukan jika ia sudah kembali ke Indonesia. Inginnya lebih lama tapi bagaimanapun ia harus kuliah dan jangan sampai ketinggalan banyak materi. Ia tak ingin mengulang dan mendapat olokan dari kedua sahabat bangke nya itu. Membalikkan badan, ia melihat Lesta yang sedang mengajak ngobrol anak mereka. Terlihat sangat lucu, meski Genta beritahu beberapa kalipun Lesta tetap akan mengajak ngobrol anak mereka meski tidak akan mendapat jawaban. Katanya sih biar anaknya cepat bisa bicara, tapi Genta tau bayi yang hampir akan menginjak usia 3 bulan tidak akan cepat bicara kecuali beoan beoan khas bayi yang biasanya hanya dimengerti oleh ibu nya.

Drrrttt. Drrrttt.

Genta mengambil hp pintarnya yang bergetar dalam saku, ia melihat ada sebuah pesan yang langsung ia buka dan sungguh membuat hatinya bahagia. Lihat saja papah mertuanya kali ini akan kesal setengah mati, yups Genta akan membalas perbuatan menyebalkan papah mertuanya yang main seenak kolor supermen membawa istri dan anaknya pergi. Dengan senyum merekah Genta berjalan masuk menghampiri Lesta dan memeluknya mesra.

***

Kini Genta sedang menatap Lesta yang menatapnya dengan raut wajah marah, bagaimana tidak 2 jam lagi ia akan pulang ke indonesia tapi ia enggan menyiapkan diri  dengan selalu memeluk si kecil Alca dalam gendongannya yang tak ia  turunkan sejak pagi buta. Jengah dengan sikap suaminya itu, Lesta  berlalu menuju kamar untuk membawa semua barang yang akan Genta bawa  pulang.

"Eh eh eh itu kenapa  dikeluarin semua barang-barang aku?" Ucap Genta saat melihat Lesta  meletakkan semua barang nya di ruang tengah. "Buat kamu bawa pulang  lah!" Jawab Lesta ketus dan mengambil Albar dari box bayi dipindahkan  kedalam stroller.

"Pulangnya entaran aja  ya minggu depan ya ya yaa?? Masih mau sama si kembar akunya sayang."  Genta menidurkan Alca disamping Albar dan merajuk pada Lesta.

"Pulang sekarang atau cerai aja sekalian?!" Riza berdiri didepan pintu apart.

"Pah mer mah ga asik! Jangan deket-deket sama mantu yang tampan ini, nanti ketularan ga asik, payah!" Gerutu Genta berlalu masuk kedalam kamar dan bersiap diri.

"Sebuah kesialan seumur hidup kamu nak bisa berjodoh dengan bocah tengil itu." Riza duduk disofa sambil memainkan hp nya yang ia keluarkan dari saku jas mahal miliknya.

"Mamah mana pah?" Tanya nya pada Riza.

"Ketemu sama temen lama tadi di loby, bentar lagi juga na--"

"Waaaahhh Lesta? benar Lesta anak tunggal kamu itu Adhisti? udah cantik ya udah dewasa duuuhhh tante kangen." Ucap wanita yang usianya tak jauh berbeda dengan Adhisti yang datang-datang membuat bising sambil berlalu memeluk Lesta.

"Iya tante." Jawab Lesta lembut.

"Udah nikah belum? Afarel masih jomblo tuh katanya nungguin kamu ya kan nak?" Tanya nya pada laki-laki bertubuh tinggi dengan wajah khas asia sambil tersenyum padanya. Ia Afarel teman masa kecilnya, yang dulu tinggi mereka sama namun sekarang terlihat jelas sudah lebih tinggi walau Lesta yakin tingginya masih dibawah Genta.

"Apa kabar Lesta?" Tanya Afarel sambil menghapiri Lesta dan memeluknya pelan.

"Baik, Afa gimana kabar?" Tanya Lesta balik.

"Baik juga, dan hati ini juga masih dengan baik nunggu kamu kok." Afarel tersenyum lembut pada  Lesta membuat Riza tersenyum licik saat melihat Genta berdiri didepan pintu kamar.

"Nak Afarel udah jadi dokter kan? mau lamar Lesta gak? sini om pasti kasih ka---"

"GAK! Lesta udah punya suami. Lelaki perebut bini orang sana aja minggir ke laut selatan berteman dengan iguana dan menjalin cinta dengan ikan piranha!" Genta berjalan cepat dan memeluk posesif Lesta dari belakang.

"Ge jangan gitu ah." Tegur Lesta.

"No no no no no. Aku ga jadi pulang ke indo kalo ada cowo lain yang nungguin kamu disini." Genta terduduk disamping Riza yang menatapnya nyalang.

"Balik ga?" Ucap Riza pada Genta yang dibalas gelengan kepala. "Tanda-tangan surat ce--"

"Ayo sayang kita ke bandara sekarang, nanti ketinggalan pesawat." Genta berdiri memotong ucapan Riza yang dalam hati mengumpati mertuanya itu. Memeluk pinggang Lesta erat dan mendorong Stroller si kembar berjalan keluar dari apart.

"Ini barang mau dibuang aja atau dibakar heh BOCAH?" Teriak Riza membuat Genta menghentikkan langkahnya dan melirik tajam.

"Bawain lah pah mer kali-kali baek sama mantu yang tampan, baik hati, rajin menabung,dan tidak sombong ini." Jawab Genta masih berdiri ditempatnya meski mendapat sebuah cubitan dari Letsa tak membuat Genta melangkah.

"Kurang ajar memang bocah tengil, awas aja kalo di indonesia saya pastikan Lesta berpaling dari kamu." Riza meminta anak buahnya yang berdiri didepan apart untuk membawakan barang-barang milik Genta.

"Assalamualaikum pah mer, mah mer, dan kalian semua yang berada diruangan ini. Jangan rindu dengan si tampan nan menggemaskan ayahnya Albaransyah Arrayan Adhitama dan Alcalandra Arrayen Adhitama. Bye bye" Ucap Genta yang berlalu menarik pinggang Lesta dan mendorong stroller si kembar.

"Anak saya mau kamu bawa kemana heh?" Riza bangkit dan mengejar anak serta mantunya itu.

"Pah, aku cuma mau nganterin Genta ke bandara. Nanti balik lagi kok." Lesta pamit dan salam pada orang tua serta ibu dari Afarel yang masih ada disitu. Mereka berlalu pergi dari unit Apart menuju bandara, meski ada 1 jam lebih namun Lesta yakin akan banyak drama yang Genta lakukan agar tidak jadi pulang.

"Suaminya Lesta om?" Tanya Afarel pada Riza.

"Iya nak, lebih muda 2 tahun ya jadi gitu hehe masih agak kekanakan tapi sekarang udah lebih dewasa dari awal bertemu." Adhisti yang menjawab bukan Riza.

"Aku kira belum sold out, Afarel mau aku nikahin dengan dia tadinya dhis." Ucap mamah Afarel.

"Iya nih telat Afarel nya keduluan sama Genta hehe." Jawab Adhisti yang berlanjut percakapan
ringan diruangan itu yang sesekali Riza pun ikut bergabung, tanpa mereka sadari Genta sudah merencanakan sebuah rencana yang pastinya akan membuat kedua mertuanya itu geram. Namun gimana lagi ya rencananya udah bulat dan matang sih wkwk sudah Genta katanya ia akan membalas Riza? Ini lah saatnya.

Didalam mobil Genta terus tersenyum tidak terlihat raut sedih seperti saat diapart tadi namun Lesta tak ambil pusing ia lebih memilih bermain dengan Albar. Beberapa menit mereka sampai dibandara, namun saat supir menurunkan barang-barang ia sedikit bingung karna seingatnya tadi saat berangkat hanya membawa 2 koper milik Genta tapi kenapa 2 koper miliknya dan 1 tasbesar yang Lesta tau milik sikembar pun ikut dikeluarkan dari bagasi.

Kapan ia menyimpannya dalam bagasi? Saat akan bertanya pada suami brondongnya itu, ia sudah lebih dulu ditarik oleh Genta karna barang-barang sudah dikeluarkan semua dan dibawa oleh anak buah papahnya. Ia mendorong stroller si kembar dengan kebingungan ini. Sampai dipintu Checkin, Genta mengecek semua barangnya lengkap atau tidak.

"Pak ini tas saya ga ada 1, ketinggal dibagasi ga? tas gendong warna hitam loh." Ucap Genta pada salah satu anak buah Riza.

"Tapi semua sudah dikeluarkan tuan muda." Jawabnya sopan.

.
.
.
.
.
.

True Love??!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang