53

1.1K 45 0
                                    

"Iya ini habis mandi terus dieyong-eyong bentar malah tidur" Rehan duduk disofa yang diikuti ketiga laki-laki beranjak dewasa itu."Lesta lagi didapur masak, Alca dikamar sama Rafa." Lanjut Rehan melihat gelagat anaknya itu.

"Papah tau aja deh kaya punya mata batin aja. Yakan bang ya duuuhhhh anak ayah udah ganteng gini udah wangin beuuuhhh ayah jadi males mandi kalo Albar udah wangi gini tuh." Genta mencium-ciumi pipi anaknya itu hampir sukses membuat terbangun jika istrinya tidak datang tepat waktu dan menahan wajah Genta yang hendak menciumi lagi wajah Albar.

"Kasian ge nanti bangun rewel gara-gara tidurnya ga nyenyak." Ucap Lesta lembut.

"Aku pindahin ke kamar aja kalo gitu." Genta bangkit dan berlalu menuju kamar untuk meletakkan Albar disamping Alca yang ternyata sudah tertidur juga, jangan lupakan Rafa yang sama tertidur dengan kedua anaknya. Genta berjalan keluar untuk menghampiri Lesta yang kini sedang menata makanan di meja makan.

"Ge mandi dulu sana" Ucap Lesta mencoba melepaskan pelukan Genta pada pinggangnya.

"Mandiin dong sayang" Balas Genta.

Pl**tak.

"Aiiisshh..... Papah mah suka banget nyiksa anak sendiri" Genta memberengut menatap Rehan yang tadi memukul kepalanya menggunakan sendok sayur.

"Mandi sana!" Perintah Rehan membuat Genta mencak-mencak berjalan menuju kamarnya yang terletak dilantai 2 mengabaikan kedua sahabatnya yang daritadi melihat kelakuan tak berfaedah seorang Gentara Satya Adhitama.

"Ga pantes Bang ge!" Teriak Erhan dan Ralio bersamaan dari bawah tangga kepada Genta yang kini sudah ditangga paling atas.

"Balik sonoh ke rawa-rawa!!" Balas Genta meneriaki kedua sahabatnya itu.

Erhan dan Ralio terbahak, yang selanjutnya dengan cepat menyusul Genta sebelum hal yang tidak diinginkan terjadi. Mereka ikut merebahkan diri disamping Genta yang sudah lebih dulu merebahkan diri diatas kasur king size miliknya.

"Gue mandi dulu bentar." Genta berdiri dan berlalu menuju kamar mandi meninggalkan Erhan dan Ralio berduaan.

"Jadi gimana Han? masih bingung?" Tanya Ralio pada Erhan.

"Gimana apanya?"

"Aleya. Cuma mantan pacar Genta doang kok bukan bekas pake Genta." Ucap Ralio datar tapi sukses membuat Erhan menendangnya terjatuh tidak tampan dari kasur.

"Sakit bege!" Teriak Ralio

"Gue ga berharap apa-apa ko sama Aleya. Itu mah kaliannya aja yang hewir iyuwh." Erhan meletakkan tangan kanannya diatas mata untuk menghalau cahaya.

"Yakin lo?" Tanya Ralio menelisik.

"Yakin!"

"Yawdah." Balas Ralio yang kini ikut membaringkan badannya kembli disamping Erhan. Ia menatap langit-langit kamar Genta yang berwarna putih bersih namun ada tempelan-tempelan bintang yang akan menyala jika lampu kamar dimatikan dimalam hari. Ia memejamkan matanya mengulang kembali perjuangan yang ia lakukan untuk menikahi Tara. Jujur dalam hati Ralio pernah menaruh hati pada sahabat Genta itu saat SMA, tapi tak lama karna ia tau jika yang dijatuhi hati oleh Ralio sudah lebih melabuhkan hatinya pada sahabat kecil - Gentara.

"Apa kudu pamer baru direstuin?" Gumamnya bertanya pada diri sendiri.

"KUDU!" Jawab Erhan yang entah sejak kapan sudah terduduk menatapnya serta Genta yang sudah beres mandi berdiri bertolak pinggang dengan handuk dilehernya. "BIAR CEPET DAPET RESTU!!" Ucap mereka lagi bersamaan pada Ralio.

"Iya dah iya. Besok nanti malem gue coba buat ngomongin ini ke nyokap ama bokap. sekarang maen PS dulu aja gengs." Ralio bangkit berjalan menuju tv hendak memasangkan PS terbaru milik Genta, namun langkahnya terhenti karna kerah bajunya yang dicekal oleh Erhan.

True Love??!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang