45

1.4K 56 2
                                    

"Ge, lo ga pantes ngerajuk kek babi gitu. Malu sama anak dong." Ralio menjambak rambut Genta membuat ia tertanggah.

"Sakit nying." Geram Genta menatap tajam Ralio.

"Omongan lo jaga. Ada dua anak lo disini. Masih aja ngomong kasar. Kalo entar ngikutin ngomongnya anjing goblok kaya lo gimana?" Ucap Erhan namun mendapat cubitan dari Aleya.

"Itu lo ngomong kasar." Genta menjawab sambil menunjuk wajah Erhan.

"Contoh." Timpanya datar.

"Udah-udah kenapa jadi pada ribut sih." Lesta berucap melerai membuat mereka berhenti berdebat. "Ge, itu?" Lesta memanggil Genta namun pandangannya tertuju pada Tara.

"Aku bisa jelasin semuanya sayang. Aku harap kamu ngerti dan dengerin semuanya jangan menyela sebelum aku selesai ok?" Lesta hanya mengangguk meng iya kan.

Genta mulai menjelaskan semuanya dari awal. Bukan dari awal pertemuannya kembali dengan Tara , tapi benar-benar dari awal tentang hubungan nya dengan Tara dan Aleya. Semuanya yang berada diruangan itu terdiam mendengarkan penjelasan Genta yang sesekali mencium wajah Alca maupun Albar untuk mengobati rasa sesak sejenak. Tanpa disadari Riza,Adhisti,Rehan dan Mira mendengarkan dari luar melalu pintu yang terbuka sedikit.

Rehan dan Mira memang mengikuti ke lima anak remaja itu tanpa bilang. Bagaimana pun mereka ingin bertemu dengan menantu dan cucu kembarnya. Tepat saat mereka akan masuk ke ruang inap Lesta, Riza dan Adhisti membuka pintu hendak keluar. Mereka berempat sempat berbincang sebentar sebelum akhirnya berniat masuk, namun terbatalkan dan lanjut mendengarkan melalu celah pintu.

Tak terasa, sudah 45 menit berlalu dan Genta baru selesai menceritakan semuanya secara singkat namun rinci. Ia mengelus pelan wajah Lesta, tersenyum hangat berharap istrinya itu mengerti dan menerima semua masa lalu nya. Namun respon Lesta hanya terdiam tanpa satu kata pun keluar.

Genta mencoba menguatkan hati namun tetap saja sesak rasanya melihat respon Lesta. Ia mencoba menggendong Alca dengan rileks lalu mengajaknya bicara karna sudah terbangun dan tersenyum menatap Genta. Ia sunggu tak tau harus berbuat apa kali ini.

Tiba-tiba Lesta mengambil alih Alca dari gendongan Genta dan menaruhnya disamping Albar yang sudah lebih dulu dia tidur kan di samping pahanya. Genta pasrah saja tanpa memprotes.

Lesta memgang tangan Genta dan menarik tubuh suaminya itu kedalam pelukannya dengan kuat. Menyalurkan segala rasa yang ia rasa selama ini. Bagaimanapun Lesta harus menerima semua masa lalu suaminya itu bukan? Bagus jeleknya Genta tetap lah suami sah nya. Ia yang dulu memilih bertahan Genta. Ia yang dulu mempercayakan semunya kepada suaminya itu. Jadi untuk kali ini ia juga akan tetap dengan pilihannya. Memaaafkan Genta.

"Aku percaya kamu bisa berubah Ge." Ucapnya pelan tepat ditelinga Genta.

"Makasih. Makasih banget kamu percaya sama aku. Makasih masih mau nerima aku yang udah nyakitin kamu berkali-kali. Makasih. Makasih. Makasih 3000x kali aku akan terus mencintai kamu." Genta mempererat pelukannya dan mencium puncak kepala Lesta berkali kali diiringi air mata yang mengalir.

Ke empat orang tua yang tadi nya menguping saja pun akhirnya masuk dan melihat langsung interaksi yang terjadi diantara anak mereka. Riza yang sangat kesal pada Genta pun mencoba menghilangkan rasa sakit di hatinya.

Sedangkan ke empat orang yang sedari tadi mendengar dan memperhatikan saling terdiam dengan rasanya masing-masing. Aleya yang masih mengharapkan Genta mencoba melepaskan semua rasa. Tara yang masih memiliki rasa obsesi menahan rasa itu dengan bantuan Ralio yang sedari tadi mengurungnya dalam pelukan hangat. Ralio dan Erhan sendiri tidak sadar sudah berapa kali menghapus air mata yang dengan lancang keluar. Bagaimanapun hati mereka tersentil melihat Genta dengan Lesta. Sungguh dalam hati Aleya dan Tara ada rasa menyesal, tapi mau bagaimana jika nasih sudah menjadi bubur ya nikmati saja.

True Love??!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang