27

1.3K 65 1
                                    

Mengucapkan terima kasih lalu berjalan diam menghiraukan Erhan dan Ralio yang terus menertawai nya. Saat hendak membuka pintu kemudi Ralio langsung menahan nya dan menawarkan agar ia yang menyetir. Genta berjalan ke pintu kursi belakang dan duduk sambil merebahkan badan nya di punggung jok menahan sakit pada badan nya sambil memejamkan mata. Genta bersumpah dalam hati jika suatu saat nanti Erhan dan Ralio menikah lalu istri mereka ngidam mereka akan merasakan apa yang ia rasakan bahkan bisa jadi lebih parah, yah lebih parah dan Genta akan tertawa paling kencang bahkan lebih kencang dari tawa mereka tadi.

***

Brak. Duk. Bragh. duk duk.

Hosh. Hosh. Hosh.

"Ma-ah, ini mangga nya" ucap Genta terengah sambil menyodorkan mangga yang ia petik.

"Kenapa kalian pada lari lari, udah malem loh ini" tanya Mira sambil mengambil mangga dari tangan Genta.

"It-itu tan, ha-us minum dulu dong ta-an" ucap Ralio.

Mira hanya menggelengkan kepala melihat tingkah teman anak nya itu. Mengajak mereka untuk ikut ke dapur, mengambilkan air putih yang langsung diminum habis oleh mereka bertiga. Ralio duduk menyenderkan tubuh nya pada kursi yang diikuti langsung oleh genta dan erhan.

"Ja.. di? Kalian kenapa?" Tanya Mira lagi.

"Ge? Udah pulang? Kenapa keringetan?" Tanya Lesta yang baru turun dari kamar karna mendengar suara ribut-ribut.

"Heem tadi liat setan" ucap Genta sambil memejamkan mata menikmati usapan pelan dikepala nya oleh Lesta.

"Setan? Mana ada kamu ini ngaco ge" ucap Mira tak percaya.

"Beneran tante tadi di belokan komplek ada setan, mana kita diuber uber lagi" Erhan menjawab omongan mira.

"Belokan komplek? Ga ada setan, ada nya orang gila yang suka pake baju putih rambut berantakan"

Bragh.

"Nah itu tante"

"Nah itu mah"

Jawab Genta, Erhan, dan Ralio sambil menegakan badan mereka dan menggebrak meja bersamaan.

"Astagfirullah" ucap Leesta dan Mira bersamaan kaget akan sikap mereka yang-tiba tiba sambil mengelus dada pelan.

"Itu mah orang gila, bukan setan. Kenapa juga kalian bisa di kejar-kejar kan kalian pake mobil"

"Si Ralio tuh, habis minum maen lempar botol keluar sembarangan. Ga tau nya kena kepala itu setan terus kaca belakang mobil di gedor gedor brutal. Nyeremin kaya setan" Ucap Genta sinis melirik Ralio yang entah sejak kapan ia mengupas mangga dan memakan nya sendiri.

"Terus kalian di kejar sampe mana ge?" Tanya Lesta pada Genta sambil mulai mengupas mangga muda di atas meja.

"Ampe depan gerbang, kaga tau dah masih didepan atau engga" jawab Genta.

"Mobil lo Erhan masih diluar yasalam, mampus ancur tuh sama set--" ucap Genta lagi tapi tak selesai karna terpotong oleh teguran mamah nya.

"Orang gila genta bukan setan, kamu ini mulut nya ge" tegur Mira.

"Sialan lo Ralio" umpat Erhan langsung bangkit dan berlari keluar rumah yang di ikuti oleh yang lain nya saat ingat mobil nya diparkir sembarangan di depan gerbang dan tadi mereka masuk melalui pintu khusus orang yang ada dipinggir.

"RALIO BABIIIII MOBIL GUE LECET BAZEEEENGGGGG" Teriak Erhan saat melihat kondisi mobil nya na'as. Banyak lecetan di body belakang dan samping, kaca belakang yang hampir pecah oleh pukulan batu, dan jangan lupakan spion yang hampir patah.

Yang lain? Hanya bisa tertawa terbahak melihat wajah kesal campur frustasi Erhan, sedang kan sang pelaku supir santai melahap mangga matang tanpa peduli teriakan dan umpatan yang di tujukan kepada nya.

***

2 Bulan semenjak tragedi mobil Erhan yang lecet dan sedikit ancur karna kecerobohan Ralio memarkir mobil seenak jidat, tidak pernah lagi Erhan mengizinkan siapapun meminjam atau menyetir mobilnya termasuk oleh kedua orang tua nya.

Sekarang mereka - Genta, Erhan, Ralio sedang berada di caffe nongki malam minggu. Awal nya hanya Erhan yang duduk dicaffe , tapi entah ada angin apa tiba-tiba Ralio pun datang sendiri dan langsung duduk didepan Erhan tanpa izin atau basa basi yang membuat Erhan cukup jengah. Pasalnya ia masih sangat sangat kesal kepada teman nya itu. karna tidak mau berduaan saja dengan Ralio, Erhan membujuk mati-matian Genta untuk keluar rumah dan datang menemaninya di caffe.

"Lo masih marah sama gue han? dari tadi gue ngebacot panjang kali lebar bagi tinggi kaga lu denger" ucap Ralio pada Erhan yang hanya dibalas tatapan jengah saja oleh Erhan.

"Udah lah ral, antepin aja entar juga baek lagi kaya biasa. Lo juga sih parah, tanggung jawab nya telat mana bayar nya nyicil lagi. Ngaku orang kaya eh taunya cuma fakir misqueen ternyata hahahaha" balas Genta yang membuat Ralio memanyunkan bibir nya semakin membuat Genta terbahak dan Erhan sekuat tenaga menahan tawa melihat wajah Ralio yang sudah seperti tokoh kartun bebek disney.

"Berisik ge, didatengin Aleya mampus lo" Ucap Ralio sinis dan refleks tanpa sadar menyebut nama seseorang dari masa lalunya Genta.

"Lo yang berisik ral" Bukan Genta yang membalas tapi Erhan, karna melihat Genta yang tiba-tiba diam dengan senyum sinis nya melanjutkan meminum jus alpukat milik nya. Ralio? dia pun terdiam dengan sesekali memukul kecil bibirnya saat sadar apa yang diucapkannya sedikit namun cukup fatal untuk seorang Gentara.

Suasana tiba-tiba canggung diantara mereka bertiga, masing-masing saling diam dengan peimikiran nya sendiri. Tapi, tak berselang lama Erhan memulai pembicaraan diantara mereka dengan membahas tugas kuliah, kegiatan akhir-akhir ini dalam menyambut UAS, sampai kehamilan Lesta yang mulai memasuki bulan ke-2.

Pukul 21.47 , Mereka bertiga baru keluar dari caffe menuju motor masing-masing. Mereka tidak janjian tapi herannya selalu sama dalam membawa kendaraan. Berjalan beriringan sambil berbincang, Ralio yang memang terkadang ceroboh tidak memperhatikan jalan menabrak seseorang didepan mereka yang sedang berbincang. Ralio meminta maaf dan membantu orang yang ia tabrak hingga terjatuh. Kaget. Mereka bertiga kaget saat melihat wajah orang itu, bahkan Ralio sampai refleks melepaskan pegangan tangannya yang membuat orang itu kembali terjatuh.

"Isshhh, Ralio sakit pantat gue" Teriak Aleya. Ya , Aleya Ateja Putri orang yang tidak sengaja Ralio tabrak.

"Sorry. Gue sengaja" Ujar Ralio datar nan dingin.

"Sialan lo Ral-- Ge? Genta?" Ucap Aleya yang awalnya akan mengumpati Ralio terhenti dan memanggil nama seseorang yang berdiri disamping Erhan, Genta.

"Gue duluan" Ucap Genta pada Erhan dan Ralio tak menghiraukan Aleya dan berjalan melanjutkan jalan nya menuju motor.

True Love??!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang