55

1.4K 63 0
                                    

"Tar.." Panggil Ralio saat Tara akan keluar dari mobil.

"Apa?" Tanyanya dengan nada datar khas Tara Puriani.

"Inget kan ya kita jadi nikah" Ujar Ralio menatap hangat Tara.

"Iya" Balas tara singkat.

"Tunggu bentar lagi, akhir perjuangan gue dapetin lo" Tara hanya mengangguk mengiyakan, sedangkan Ralio mengangkat tangannya menyentuh pipi putih Tara "Jangan datar-datar wajahnya, nanti hati gue ikutan datar gimana?" Ralio tersenyum dan mengedipkan matanya sebelah menggoda.

"B aja" Tara melepas tangan Ralio dan berbalik keluar dari mobil namun gerakannya terhenti saat wajahnya tertarik membalik jadi berhadapan kembali dengan wajah Ralio yang kini jaraknya sangat dekat.

Chup.

"Night Tar" Ralio tersenyum manis menatap Tara yang masih terdiam atas apa yang sudah Ralio lakukan. Mencium singkat bibir wanita itu, namun Tara tak bereaksi apapun selain mengangguk kepala dan mulai keluar dari mobil dengan raut bingung. Ralio menjalankan mobilnya mulai menjauh dari hadapan Tara yang masih setia berdiri didepan gerbang rumah. lima detik kemudia Tara berjongkok menutup kedua wajahnya menggunakan tangan serta menunduk merasakan panas diseluruh wajahnya.

Raliooooooooo. teriak Tara dalam hati. Menghirup udara sebanyak-banyaknya ia mulai memasuki rumah dengan hati masih berkecamuk mengingat apa yang Ralio lakukan padanya.

"Si tengil huh?" Ujar pria paruh baya yang terduduk disofa ruang tengah dengan tab ditangannya.

"Namanya Ralio pah!" Balas Tara dengan ketus.

"Kamu itu mau papah nik--"

"Tara lebih baik nikah dengan Ralio daripada sama om-om tua bangke itu!!" Tara memotong ucapan papahnya itu berlalu menuju kamar dan membanting pintu dengan keras.

"Kamu tetep bakal nikah sama temen papah Tara Puriani!" Ucap papahnya Tara tak kalah teriak dengan anaknya yang kini merebahkan tubuh diatas kasur dengan lelah.

"Gue berharap banyak ke lo Rali" Ucapnya lirih.

Esoknya, sebuah mobil limosin dan Fortuner keluaran terbaru berhenti tepat didepan rumah papahnya Tara. Seorang pria paruh baya menggunakan setelah hitam-hitam turun dari kursi kemudi dan berjalan membukakan pintu penumpang yang selanjutkan keluar seorang laki-laki dengan memakai kemeja, celana bahan serta sepatu nike putih yang terlihat jelas sangat ori diikuti sepasang wanita dan pria paruh baya yang wajahnya mirip dengan laki-laki tadi turun terlebih dahulu. Meski sudah paruh baya namun terlihat jelas wibawa pasangan itu. Mereka berjalan menuju pintu coklat yang menampakkan Tara serta papahnya yang menatap tak percaya.

Bagaimana tak percaya, lihatlah Ralio yang biasa hanya membawa mobil Agya silvernya kini datang menggunakan limosin dan fortuner dibelakangnya itu yang hanya ditumpangi oleh keenam anak buah kedua orangtuanya dengan pakaian serba hitam khas pengawal, jangan lupakan seserahan yang mereka bawa terlihat barang-barang branded yang pasti disiapkan oleh kedua orangtua Ralio.

"Si tengil?" Tanya papahnya pada Tara yang berdiri disampingnya dengan bisikan.

"Iya" Papahnya tersenyum puas mendengar jawaban dari putrinya itu.

"Assalamualaikum" Salam Ralio beserta kedua orangtuanya bersamaan.

"Waalaikum salam" Jawab Tara dan papahnya yang selanjutnya mempersilahkan mereka untuk masuk.

"Kedatangan kami kesini dengan tujuan ingin melamar putri anda untuk putra kami." Ujar papahnya Ralio - Atmaja Yasa.

"Berapa bersaudara?" Tanya papahnya Tara. Ia sangat tau siapa Atmaja Yasa, tapi soal keluarga tidak tau karna publik hanya mengekspos kesuksesannya tidak dengan hal pribadi seperti keluarga.

"Anak tunggal!" Jawab Ralio ketus.

"Rali." Tegur mamahnya dengan lembut membuat Ralio mendengus kasar.

"Rali cuma jawab doang mah" Jawabnya dengan lembut menatap mamahnya dengan
hangat.

"Tapi ga sopan nak." Ucap papahnya yang dibalas dengan ucapan maaf dari Ralio. "Maafkan anak kami, Ralio anak tunggal kami pak."

"Iya tidak apa-apa" Balas papahnya Tara.

Mereka berbincang-bincang membahas tentang keluarga masing-masing yang sungguh membuat papahnya Tara puas mendengar keseluruhan bisnis dan kekayaan yang dimiliki Atmaja akan jatuh semuanya pada Ralio. Dengan cepat iya menerima lamaran Ralio untuk anaknya bahkan pernikahan akan diselenggerakan dalam kurun waktu kurang dari satu bulan. Ralio beserta yang lain pamit dan berjalan keluar rumah untuk kembali pulang namun langkahnya terhenti saat akan memasuki mobil membalik badan menatap Tara sejenak. Ralio berlari memeluk Tara dengan hangat, mengusap kepala wanita itu dengan lembut yang dibalas dengan pelukan erat oleh Tara.

"Lo aman sekarang sama gue Tar." Bisik Ralio tepat ditelinga Tara yang dibalas
anggukan kecil oleh wanita itu.

Ralio melepaskan pelukannya pada Tara, mengelus pelan puncak kepalan wanita itu dengan menampakkan wajah yang tersenyum hangat lalu berbalik dan bejalan kembali memasuki mobil limosin menyusul kedua orangtuanya yang sudah lebih dulu berada didalam memperhatikan setiap tingkahnya tadi dari dalam mobil. Mamahnya mengusap pelan puncak kepala Ralio dan tersenyum hangat menatap anak tunggalnya itu.

“Apapun akan mamah lakukan untuk kamu nak, termasuk menyelamatkan wanita yang kamu ingin dengan harta yang kita miliki.” Ralio memeluk mamahnya itu dan bergumam terimakasih.

Drrttt. Drrttt. Drrttt.

Genta mengambil hpnya yang bergetar dengan malas, mata focus menatap laptop mengerjakan tugas yang masih banyak untuk ia selesaikan. Melirikan sejenak matanya pada layar hp yang menampilkan langsung pop up pesan masuk dari Ralio.

Ralioliolio
Thx banget Ge, saran lo berguna. Lamaran gue diterima dengan gampang pas gue bawa nyokap bokap beserta para ajudan buat lamar Tara.
Lo emang paling tau,,
13.17

Gentayangan
Wkwkwk gue bilang apa itu tuh cara paling ampuh selain bobol gawang duluan.
B T W Congrats bradeeerrr
13.20

Ralioliolio
Gue bakal tlaktir lo sama Erhan besok sepuasnya dah,,
Btw juga nich ya, lo peka sama gue ge thx ya sekali lagi 😊
13.21

Gentayangan
Always 😊
13.21

Genta tersenyum melihat sahabatnya – Ralio Putra Yasa akhirnya mendapat restu dari papahnya Tara. Kini dalam hatinya sangat bahagia karna wanita yang pernah ia cinta dan selalu ia lindungi sejak dulu jatuh kedalam pelukan salah seorang pria yang sangat Genta kenal, ia tau seorang Ralio akan dengan sekuat tenaga melindungi wanita yang akan bersanding dengannya mengarungi bahtera rumah tangga – Tara Puriani. Kini tinggal satu sahabatnya yang masih mengambang dilautan jomblo, siapa lagi kalo bukan Erhan Radea. Ingin menyomblangkan dengan mantan kekasihnya Aleya Ateja Putri tapi cukup sulit melihat dari beberapa aspek yang cukup bertentangan. Ia meletakkan kembali hpnya dan lanjut mengerjakan tugasnya hingga terdengar suara tangis bayi disamping tempatnya duduk.

Alcalandra Arrayen Adhitama – menangis terbangun dari tidur nyenyaknya, Genta langsung menggendongnya dan mencoba menenangkan agar berhenti dari tangisnya. Alca tertawa menatap wajah ayahnya yang memasang wajah dijelek-jelekan – walau begitu tetap tampan, Genta sendiri pun ikutan tertawa mengikuti anaknya itu. Sedangkan dari arah pintu kamar Lesta yang memperhatikan itu menghangat hatinya sungguh ini yang ia inginkan dalam hidupnya. Bahagia Bersama dengan keluarga kecilnya, meskin banyak masalah menghampiri tapi akan selalu ada pelangi setelah badai pergi. Ia rela merasakan sakit dan kekecewaan diawal kehidupannya asal bayaran yang ia dapat kehangatan keluarga yang sungguh membuat siapapun yang melihat iri hati

True Love??!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang