26

1.3K 62 1
                                    

"han, ga apa-apa gitu si Aleya tau kalo si Genta udah kiwin?" Tanya Ralio pada Erhan.

"Biarin aja lah , kalo dia macem-macem baru kita kudu turun tangan. Apalagi kalo mulai ngegoda si Genta, gue maju paling depan" jawab Erhan yang hanya dibalas anggukan oleh Ralio.

Mereka berdua sekarang sedang berada didalam mobil Erhan menuju rumah Genta. Untuk apalagi kalo bukan membatu Genta mencari apa yang di ingin kan lesta.

20 menit perjalanan mereka sampai dipekarangan rumah Adhitama. Turun dari mobil dan berjalan menghampiri pintu. Saat hendak memencet bel, pintu sudah lebih dulu dibuka dan menunjukan sosok Genta dengan setelan sudah siap untuk pergi.

"Langsung aja skuy" ajak Genta sambil menarik tangan Erhan dan Ralio.

"Pake mobil sapeh nih?" Tanya Ralio.

"Mobil Erhan, mobil gue udah di garasi. Entar bensin gue full in han kalem"

"Cakep, yang nyetir lo tapi nih kunci nya." Ucap Erhan sambil melempar kunci mobil nya kepada Genta.

Genta hanya bisa mendengus sambil membuka pintu kemudi, bukan karna mobil nya sudah di garasi tapi ia malas untuk menyetir itu alasan utama ia bilang memakai mobil Erhan. Tapi apa yang ia dapat? Malah ia yang menyetir, mana ia harus mengisi bensin pulteng. Penyesalan memang diakhir gengs.

Mulai berkeliling mencari pedagang buah, dari satu pedagang ke pedagang yang lain nya tapi tak kunjung dapat. Genta melirik arloji ditangan nya sudah menunjukan pukul 22.54 yang tanda nya hari sudah mulai menuju tengah malam. Melirik Erhan yang duduk disamping nya sudah mulai mengantuk dan melirik Ralio yang duduk dibelakang melalui kaca spion sudah bersandar pada jok sambil memejamkan mata. Ingin pulang, tapi 5 menit yang lalu ia baru mendapat pesan dari Mira- mamah nya, kalo Lesta tidak ingin makan apapun selain mangga muda yang warna oren itu.

Memberhentikan mobil nya dipinggir jalan, Genta menyenderkan badan nya ke jok sambil berfikiri kemana lagi ia harus mencari.

"Aing inget ajig" ucap Ralio keras dan tiba-tiba sambil mengebrak jok yang diduduki oleh Genta dan Erhan membuat sang empu terlonjak kaget.

"Kaget ajig , inget naon maneh? Inget mantan can diajak balikan hah?" Ucap Erhan kesal.

"Urusan ngajak mantan balikan mah udah basi, ini nih gue baru inget kalo rumah om gue yang di dago atas punya pohon mangga dan mangga nya warna oren kemerahan, yang muda nya juga warna oren walau agak ke kuning"

"Kenapa lo ga bilang dari tadi Ralio" geram Genta.

"Aing baru inget boss sori sori, dari tadi mikir nginget-nginget rumah siapa yang ada pohon mangganya dan baru inget barusan hehe"

"Yaudah langsung jalan kesana aja ge, mau tukeran nyetir ga sama gue?" Ucap Erhan melihat Genta yang mulai lelah.

"Ga usah , gue aja han. Lo tunjukin jalan nya ral, awas kalo nyasar"

"Siap bosqu"

Genta mulai menjalankan lagi mobil dan mengikuti arahan Ralio. 36 menit perjalanan, mereka sampai di tempat yang kata Ralio itu rumah om nya. Turun dari mobil, dan berjalan menuju pagar Ralio menelfon seseorang. Selang beberapa menit seorang pria paruh bayar keluar dari pintu rumah berjalan menghampiri pagar dan membuka nya.

"Kamu ini orang mah namu tuh siang bukan tengah malem gini" ucap pria paruh baya itu.

"Hehe iya nih om bini nya temen Ralio ada yang ngidam mangga muda tapi warna oren"

"Yaudah sini masuk-masuk, tapi yang muda masih pada diatas tuh harus naik dulu"

"Ga apa-apa om biar nanti si Genta naik ke atas berjuang untuk istri nya" ucap Ralio santai sambil menaik turun kan alis nya menatap Genta.

Mereka berdiri tepat didepan pohon mangga yang lumayan tinggi. Saling bertatapan satu sama lain hingga Erhan dan Ralio mundur satu langkah pertanda mempersilahkan Genta untuk naik ke atas sendiri mengambil mangga.

"Lo cuma minta bantu cari ya ge bukan minta bantu ngambilin" ucap Ralio mengingatkan.

"Iya gue tau, kaga usah diingetin babi" ucap Genta ketus yang hanya dibalas kekehan dari erhan dan Ralio.

Genta mulai melepas jaket dan sepatu nya menitipkan pada Erhan. Melirik sekeliling pohon berharap tidak ada sesuatu yang menyeramkan yang sering muncul di film film horor. Mulai mencari pijakan dan perlahan menaiki pohon mangga dengan disinari cahaya dari senter yang disorot oleh Ralio dari bawah. Memetik beberapa mangga dan melempar ke bawah yang langsung di tangkap oleh Erhan untuk di cek oleh om nya Ralio apa mangga itu matang atau muda.

"Yang ini mateng ge, cari yang lebih atas yang masih keras" teriak Ralio dari bawah.

"Demi istri yang lagi ngidam semangat ge. Berani berbuat kudu berani bertanggung jawab" teriak Erhan diselingi kekehan ringan.

"Sialan lo pada, yang atas banyak semut nya ini aja gue udah banyak kena cipok semut-semut nakal" gerutu Genta. Dan dibalas tawa gelegar dari Erhan, Ralio dan om Ralio.

Demi anak lo ge jangan kalah sama semut sialan. Ucap Genta dalam hati.

Mulai mencari pijakan untuk menaiki pohon lebih ke atas. Mengikuti ucapan Ralio Genta mencari mangga yang masih keras, dan ia mendapatkan sebanyak 5 buah mangga yang menurut nya keras. Memetik nya dan melemparnya lagi kebawah yang langsung ditangkap lagi oleh erhan.

"Ini muda semua ge, waktu nya turun bosqu" teriak Ralio.

Alhamdulillah. Ucap syukur Genta dalam hati sambil mengelus dada nya.

Saat hendak turun Genta melihat cahaya merah dari balik daun-daun yang tidak kena cahaya, memajukan sedikit kepala nya dan ia melihat seekor kelelawar sedang bertengger di dahan pohon melirik nya tajam.

"Anjing!!" Teriak Genta terkaget saat kelelawar itu terbang maju ke depan wajah nya membuat Genta refleks mundur kehilangan keseimbangan hingga terjatuh dari atas pohon.

Erhan dan Ralio? Hanya tertawa keras melihat Genta terjatuh dari atas pohon. Teman yang baik bukan? Menertawakan sampai puas baru menolong nya.

"Lo ga apa-apa ge?" Tanya Ralio sambil tertawa.

"Ga apa-apa bokap lo botak, sakit ini babi badan aeng" gerutu Genta sambil duduk dibantu oleh om nya Ralio.

"Lo juga tolol ngapain loncat dari atas sih, kan bisa turun kalem kaya tadi lo naik kalem hahaha" ucap Erhan.

"Lo pada yang tolol temen jatuh bukan dibantu malah diketawain sialan"

"Ngakak sumpah ge gue ga bisa berhenti ketawa, tau lo mau jatuh gue siapin kamera but vidio lo"

"Berisik jing!"

"Udah-udah hust kalian ini, kenapa nak Genta tadi lompat dari atas?" Tanya om nya Ralio lembut.

"Disampirin kelelawar om tiba-tiba terbang ke muka saya" jawab Genta.

"Lah kelelewar, gue kira beneran anjing han tenyata kelelawar" ucap Ralio kepada Erhan yang berdiri disamping nya.

"Iyaa ral, gue kira beneran anjing yang Genta liat diatas pohon"

"Berisik!!" Geram genta. Berdiri dan membersihkan badan nya yang kotor karna kena tanah saat tadi ia jatuh. Memakain sepatu dan jaket nya lagi, mengambil semua mangga yang di petik tadi dan memisahkan antara yang matang dan muda.

True Love??!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang