23

1.5K 87 0
                                    

"Sayang" ucap Genta yang entah kenapa suara nya menjadi serak dan eumh sexy menurut Lesta.

"Sayang" ulang Genta.

"Hm"

"Panggil aku sayang juga, Lesta"

"Ge.."

"Sayang"

"G-ge.."

"SA.YANG" ucap Genta pelan tapi penuh penekanan.

"Ss-sa-sa..yang"

"Yang jelas dong sayang" goda Genta semakin menjadi ditambah ia melihat muka istri nya itu mulai memerah. Lucu sekali fikir nya.

"Sayang" cicit Lesta sambil menundukan kepala nya.

"Sekali lagi coba tadi ga jelas"

"Sayang"

"Iya apa sayang?"

"Awas, ini pengap ge"

"I can't , because... I want you honey" ucap Genta tepat ditelinga Lesta.

Sekali gerakan Lesta sudah berada dalam gendongan genta membawa nya ke tempat tidur mereka yang berukurang king size itu. Menidurkan Lesta perlahan dengan posisi Genta berada tepat diatas tubuh nya. Saling menatap satu sama lain, Lesta sangat bisa melihat emosi dan gairah dari dalam mata Genta. Apa yang bisa ia lakukan dalam posisi seperti ini? Ia harus berbuat apa? Ia tak bisa berbuat apapun, bahkan untuk menghindari dari tatapan tajam Genta pun ia tak bisa.

"Kamu ngehindari aku terus sayang. Kenapa?" Tanya Genta pelan sambil membelai wajah Lesta dengan tangan kanan nya. "Apa Gentara berbuat salah sama Lesta? 1 minggu loh kita ga ngobrol berdua gini. Lesta sayang harus dihukum karna udah ngehindari Gentara. Gimana kalo hukuman nya membuat Gentara dan Lesta junior sampai jadi? Asik bukan?" Lanjutnya membuat bulu kuduk Lesta berdiri ngeri.

Tanpa menunggu Lesta menjawab Genta mulai mencium bibir pink alami Lesta yang sejak tadi sudah menggoda nya. Ciuman pelan nan lembut yang semakin lama semakin menuntut, yang mau tak mau Lesta mulai membalas nya meski kaku tapi Genta suka.

Tak ingin menyia-nyiakan kesempatan tangan Genta mulai menelesik setiap inci tubuh Lesta. Hingga ia melepas kan pangutan bibir mereka. Berlomba-lomba menghirup oksigen, hingga mata mereka saling pandang. Seolah mengerti dari tatapan Genta, Lesta mengangguk seperti memberi izin. Meski Genta tak mengucapkan sepatah kata pun tapi Lesta cukup peka jika suami nya itu meminta izin untuk melanjutkan ke hal yang lebih intim.

Tak ingin membuang waktu banyak, Genta mulai melancarkan aksi nya untuk menghukum istri nya itu. Hukuman yang akan membuat mereka terbang.

"Mungkin ini sedikit sakit karna ini yang kedua kali nya sejak kejadian itu, bilang stop kalo ga sanggup karna kalo engga aku ga akan pernah bisa berhenti sampai benar-benar Gentara junior hadir" ucap Genta meyakinkan Lesta yang hanya dibalas sebuah anggukan kepala saja.

Dan malam itu menjadi saksi dua insan saling menyalurkan hasrat mereka. Emosi, kesal, malu, sayang, cinta, nafsu, segala nya menjadi satu.

***

"Pagi mah" sapa Lesta kepada Mira saat sampai di dapur.

"Pagi juga sayang, Genta mana? Belum bangun?" Tanya Mira karna hanya melihat Lesta saja yang datang tanpa Genta. Biasanya mereka selalu bersama jika turun ke dapur, makanya Mira sedikit heran.

"Udah mah, lagi mandi. Ada yang perlu Lesta bantu?"

"Beresin aja meja makan les, piring sama sendok nya udah dimeja cuma tinggal di tata aja"

Lesta hanya mengangguk sebagai tanda mengerti, permisi kepada Mira dan berlalu menuju meja makan untuk menyiapkan apa yang di perintah Mira.

Tak lama semua anggota keluarga turun dan duduk dikursi nya masing-masing. Mira datang dengan membawa nasi goreng yang ia buat diikuti Lesta yang membawa sepiring roti isi.

Masing-masing mengambil makanan yang akan mereka santap untuk sarapan pagi ini. Suasana di meja makan hening hanya terdengar suara sendok yang beradu dengan piring, hingga sebuah kalimat keluar dari mulut seseorang yang membuat semua orang diam.

"Mah, keinginan mamah bakalan terkabul loh tadi malem ada yang nonstop produksi baby." Ucap nya datar sambil terus menyantap nasi goreng.

"Pah, itu barang-barang baby yang ada di keranjang shepoo papah udah bisa di checkout tuh" ucap nya lagi datar tak peduli dengan tatapan bingung dari orang orang.

Hening.

Semua orang masih menatap bingung tidak mengerti apa yang dikatakan oleh Rafa - yas yang bicara adalah Rafardhan dengan wajah datar dan acuh tak menghentikan mulut nya mengunyah makanan yang terus ia masukan.

"Maksud Rafa apa? Papah ga ngerti" Rehan akhir nya bersuara karna melihat tanda-tanda tidak ada yang niat untuk menyuarakan rasa heran mereka.

"Bhental pah ,inum dhulu" ucap Rafa sambil meminum segelas air putih yang ada di depan nya hingga tandas.

Aahh.

"Papah beneran ga ngerti?" Tanya Rafa.

"Engga nak, kalo ngerti papah ga akan nanya"

Rafa berdiri dari tempat duduknya dan menyampirkan tas sekolah ke punggung yang tak luput dari pandangan semua orang. Berjalan menghampiri Rehan berdiri disamping nya. Menepuk pelan pundak Rehan dan menunjukan airmuka serius.

"Tadi malem abang Genta dan kak Lesta produksi bayi, yang bahasa orang dewasa mah ena-ena atau ikeh ikeh kata mas Arfand mah. Produksi Nonstop ampe adzan awal tuh hahahahahaa" ucap Rafa santai ,lalu berlari keluar rumah dan langsung pergi sekolah menggunakan motor kesayangan ia pasti nya.

Uhuk uhuk.

Genta tersedak air ludah nya sendiri setelah mendengar ucapan Rafa, dan jangan lupakan semua pasang mata yang sedang menatap nya tajam. Sedangkan Lesta menundukan kepala nya malu.
Kenapa si bocil Rafa bisa tau dengan kegiatan semalam, Genta mengumpat dalam hati.

"Ge--" ucapan Rehan terputus karna Genta menyela.

"Pah, mah gege ngampus dulu ya assalamualaikum" ucap nya sambil berdiri dan menarik tangan Lesta untuk mengikuti nya tanpa minat menunggu jawaban kedua orang tua nya.

Berhenti di pinggir motor besar milik Genta yang terparkir di garasi, Genta melirik tepat ke wajah Lesta yang juga sedang meliriknya. Melepaskan cekalan tangan nya, Genta bergerak menaiki motor.  Menerima uluran tangan dari Lesta untuk salam, dan menciun sebentar kening Lesta sebelum memakai helm full face milik nya.

"Dari sini langsung ke kamar aja kunci pintu nya ya, turun kalo pas makan siang aja terus langsung balik lagi ke kamar, jangan biarin siapapun nanya yang aneh aneh ok" ucap Genta ke Lesta yang hanya dibalas anggukan kecil oleh nya.

Genta tersenyum tulus sambil sedikit mengacak rambut Lesta, membuat Lesta benar-benar setengah mati menahan deguban kencang di hati nya dan semburat merah yang bisa kapan saja muncul tanpa seingin nya.

"Aku berangkat dulu, assalamualaikum"

"Hati-hati ge, wa'alaikumsalam" jawab Lesta yang jelas tidak akan terdengar oleh Genta karna ia menjalankan motor nya dengan cepat.

Lesta membalik badannya dan berjalan masuk ke dalam rumah sesuai dengan perintah Genta. Baru saja membuka pintu ia sudah dihadapkan dengan wajah penasaran dan jail dari Mira,Rehan dan Arfand.

"Si Genta beneran udah nge gol de?" Tanya Arfand.

"Beneran nak? Papah udah siap siap checkout di Shepoo nih" Ucap Rehan sambil menyodorkan hp pintar nya.

"Sayang, genta semalam kasar ya? Itu leher kamu banyak banget kissmark nya ada 1,2,3....... Wooowww 10 di leher" Heboh Mira, membuat Lesta refleks menutupi leher nya dengan kedua tangan nya.

Tuhaaannn tolong Lesta sungguh ini sangat sangat sangat memalukaaaannnn. teriak Lesta dalam hati sambil menunduk tak ingin menatap mereka yang terkekeh kecil melihat tingkah dirinya.

True Love??!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang