11

1.8K 103 1
                                    

"G-ggu-gue"

"Serah lo mau percaya atau engga. Lo ga percaya kita berarti lo nganggep ki--" Ucap Erhan sinis namun terpotong oleh Genta.

"Oke gue ceritain semua nya, tapi gue minta jangan potong omongan gue sebelum gue beres. Dan ga disini, tapi dimobil gue gimana?"

"Oke" jawab Erhan dan Ralio bersamaan.

Mereka bertiga berjalan meninggalkan kantin beserta makanan dan minuman yang bisa dikata masih cukuo banyak menuju mobil Genta diparkiran kampus. Ya semenjak ada Lesta, Genta lebih memilih membawa mobil di bandingkan motor besar miliknya yang terakhir kali dia pakai di tinggalkan diparkiran club, oh tidak ia pernah memakainya sehari sebelum Lesta memutuskan untuk berangkat kuliah bersama. Ya hari itu, hari senin yang membosankan ditambah pertanyaan-pertanyaan dari mulut Ralio dan Erhan tentang kenapa 'sabtu ia tidak kuliah' . Bagaimana mau kuliah, yang ada juga dia malah dapat petuah karna telah merawani anak gadis orang. Tapi sekarang Lesta sudah bukan gadis kan, berarti Genta bisa-- eh astagfirullah setan datang diwaktu yang salah.

Mereka duduk bertiga dikursi belakang mobil, awal nya Genta menolak hanya saja Erhan memaksa agar Genta tidak dapat mengelak atau suatu waktu kabur bila tak sanggup menceritakan semua nya sampai akhir. Mengalir lah cerita semua yang ia alami sejak ia mendaratkan diri diclub,tragedi yang ia lakukan pada Lesta dan semua keputusan yang ia ambil tanpa melebihkan dan mengurangi. Tapi tak semuanya yaz ingat bagian yang enak-enak nya Genta sensor tak dijelaskan dengan rinci, bahaya nanti mereka jadi tau urusan ranjangnya dia gimana? kan gawat.

"Parah ge lo parah" Ucap Ralio mendramatisir.

"Gue ga nyangka lo bisa gitu ge" Ucap Erhan dingin.

"Bukan mau gue tapi semua nya udah terjadi tanpa bisa gue cegah. Gue bener-bener khilaf , gue ga sadar." balas Genta menutup muka nya lelah.

"Terus itu kating gimana? Bunting?" celetuk Ralio mendapat pukulan dijidatnya dari Erhan.

"Mulut lo Ral. Ga lo nikahin aja langsung ge?" Tanya Erhan pelan.

"Gue ga tau Ral. Gue ga banyak ngobrol sama dia walau tiap hari kita bareng. Nikah ya han? Gue ragu buat jalin hubungan lagi , terutama nikah hubungan yang sakral ga bisa main-main itu urusannya sama tuhan."

"Terus lo mau gimana? Tanggung jawab tanpa nikahin dia?"

"Boleh gue ngelakuin apa yang lo ucapin barusan han?"Tanya Genta sendu.

"Brengsek lo ge kalo lo bener ngelakuin apa yang Erhan bilang" kini Ralio yang memukul kepala Genta gemas.

"Gue udah jadi brengsek sejak malam itu" Lirih Genta mengusap wajahnya gusar.

"Kalo lo tau lo brengsek jangan buat diri lo makin brengsek Genta setan. Tanggung jawab bukan soal lo ngelindungi dia, nafkahi dia tapi lo juga harus nikahin dia karna bagaimanapun masa depan dia udah lo renggut sebelum waktunya. Inget ge sebrengsek-brengseknya lo jangan sampe lari dari tanggung jawab atau lo bakal tau balasan tuhan itu lebih dahsyat!" Erhan berbicara dengan penuh penekanan membuat Genta sedikit ciut.

"Tap--"

Drrtt drttt drttt

Lesta Sei. Nama yang tertera di hp pintar milik Genta, tanpa fikir panjang ia geser ikon ber warna hijau dan menempelkan nya pada telinga kanan.

True Love??!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang