Waktu begitu cepat berlalu. Tak lama lagi, Agatha dan para sahabatnya akan melaksanakan ujian nasional. Mereka mungkin sudah sangat siap dalam ujian nasional. Karena mereka sudah menjalani berbagai macam rangkaian uji coba dari pihak sekolah.
Di sisi lain, Agatha tidak sepenuhnya semangat. Ia malah kepikiran dengan beasiswa milik Alvaro ke universitas Harvard. Ia mungkin juga bisa mendaftar kuliah di sana, namun ia tidak minat sama sekali untuk ke Harvard. Pikirnya, jika ia kuliah di universitas dalam negeri, ia akan menjadi anak emas nantinya. Namun, setelah dipikir-pikir mungkin dia juga akan tetap di Harvard, ikut dengan Alvaro. Stay tune aja hasil ujiannya!
Minggu ini adalah Minggu terakhir sebelum ujian nasional. Namun, Alvaro malah masih santai-santai saja. Sedangkan Agatha, ia rajin belajar. Seperti sekarang ini, Agatha mengajak Alvaro untuk belajar. Jawaban Alvaro tetap sama,
"Gue bosen belajar tha." Jawabnya.
"Tapi Minggu depan itu ujian var, ga mikir masa depan?" Jelas Agatha.
"Masa depan? Kuliah udah langsung masuk, kerja udah punya kantor, istri udah ada, apa yang kurang dari masa depan gue?" Malah ngelawak.
"Isshhh... Bodo amat var! Bodo amat!" Akhirnya Agatha mengalah kepada Alvaro.
Meskipun nilai Agatha dan Alvaro selalu menjadi peringkat satu atau dua, Agatha tidak pernah sesombong Alvaro. Ia harus mencari universitas yang cocok untuk dirinya.
"Ehh, Lo dapet beasiswa ga, tha?" Goda Alvaro.
Agatha menghembuskan nafasnya pelan.
"Engga, Ms. Fernandes.." Agatha dengan geramnya.
Alvaro malah tertawa terbahak-bahak. Agatha yang kesal dengan tingkat kekanakan Alvaro.
"Mending gausah kuliah tha, Lo ikut gue aja. Gimana?" Ucap Alvaro
"Gila ya Lo?! Ga mau! Gue tetep mau kuliah! Titik!" Ucap Agatha tegas.
Alvaro tersenyum, "terus, Lo mau kuliah di mana kalo ga dapet beasiswa gitu?"
"Var, gue lagi ga mau becanda ya, gue lagi serius belajar nih. Coba deh, sekali-kali Lo belajar?" Cerocos Agatha.
"Gue ga becanda. Gue tanya serius, ms. Fernandes..." Alvaro duduk mendekati Agatha yang sedang sibuk membaca buku di sofa.
"Kalo gue selingkuh di sana, gimana?" Bisik Alvaro tepat di sebelah telinga kanan Agatha.
Agatha langsung menolehkan kepalanya ke kanan. Alvaro langsung menangkap tatapan mata Agatha. Mereka bertatapan. Hidung yang saling menempel. Hampir tak ada jarak lagi di antara mereka.
Alvaro memamerkan senyum devilnya dan alis yang terangkat-angkat. Tampak Agatha tak rela bila Alvaro selingkuh, itu pasti.
Satu detik setelahnya, Alvaro memajukan bibirnya. Ia mengecup Agatha. Hanya sebuah kecupan, tidak lebih. Agatha yang terlihat kaget, langsung memukul bahu Alvaro.
"Main cium-cium aja sih!" Ucap Agatha.
"Kelihatan banget lho, kalo ga rela suaminya selingkuh!" Sindirnya.
"Yaudah, makannya gausah selingkuh! Kalo sampe gue tau Lo selingkuh di belakang gue, gue bakal..." Agatha menggantungkan ucapannya.
"Bakal apa? Selingkuh sama Kelvin? Iya?" Alvaro kembali menyindir Agatha
"Gue ga suka sama Kelvin var."
"Terus sukanya sama siapa?" Tanya Alvaro.
"Tau ah!" Agatha meninggalkan sofa. Menuju ke dapur untuk mengambil buah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Marriage!?
Romance#3 Terpaksa (23 Desember 2018) Seketika hidupku menjadi berubah 180°. Usai sudah masa remajaku. Aku tak ingin mengecewakan orang tuaku, tapi aku juga tidak ingin menikah dengan KETERPAKSAAN. Seiring berjalannya waktu aku dan dia mulai saling akrab...