Go publik?

929 40 5
                                    

Happy reading❤️
Stay tune 🥰

Suasana masih sama seperti chapter sebelumnya. Tidak ada yang berubah sama sekali. Alvaro berusaha untuk menghubungi tangan kanannya. Namun, entah sudah berapa kali ia menelpon, tetapi tidak dijawab juga. Sedangkan Agatha masih bingung sekaligus takut. Pasalnya, Agatha tidak pernah menghadapi masalah besar seperti ini. Sedari kecil, Agatha memang sudah disorot oleh publik karena dia merupakan anak dari seorang pengusaha terkenal sekaligus pemilik perusahaan ternama. Dahulu papanya selalu mengenalkannya kepada khalayak. Dan Agatha selalu mendapatkan pembelaan dari ayahnya. Namun, kali ini berbeda. Ia menghadapi masalah kali dengan orang yang lebih tinggi darinya.

Alvaro sudah menjadi CEO muda sekarang. Ia selalu menjadi topik perbincangan utama di dunia perbisnisan. Namun, Alvaro tidak pernah mau membuka suara jika ditanyai oleh wartawan. Selagi itu bukan masalah yang menyangkut perusahaannya. Untuk masalah pribadi dan percintaan, Alvaro memilih untuk no komen. Ia membiarkan semua orang mengomentarinya tanpa ia komentari balik. Banyak sekali orang yang menjadikan Alvaro sebagai bahan halu-an mereka. Kalian masih ingatkan dengan postingan Instagram Alvaro saat Agatha sakit? Hanya karena itu saja, Alvaro menjadi topik utama di berita asmara. Bukannya ia tidak ingin mengenalkan Agatha ke publik, tetapi takutnya Agatha tidak siap. Kalian kan tau sendiri, sikap netijen di sini kayak gimana.

Agatha masih menemani Alvaro berlembur. Ia juga membuatkan susu hangat untuk suaminya. Bukannya fokus melembur, Alvaro malah sibuk memikirkan cara bagaimana menyelesaikan masalah ini. Mereka berdua tahu ini akan menjadi masalah yang besar jika tidak diselesaikan secepat mungkin. Agatha yang berusaha sok tenang dan Alvaro yang berusaha sok tidak peduli. Gila semua astagaa.

"Var, masalah ini bakal jadi besar ya? Nanti kalo saham perusahaan turun karena masalah ini gimana? Gue takut karena gue, perusahaan jadi rugi," ucap Agatha di samping Alvaro yang menatap layar laptopnya.

"Tenang aja, masalah kaya gini udah biasa gue adepin. Ga bakal turunin saham perusahaan kok. Palingan cuma jadi pemberitaan utama media aja." Ucap Alvaro sembari mengelus-elus rambut Agatha.

"Terus gue harus gimana?" Tanya Agatha bingung.

"Lo siap mental ga buat ngadepin wartawan? Kalo siap, Lo jawab semua pertanyaan wartawan. Kalo ga siap, Lo tinggal bilang no komen. Udah itu doang." Jawab Alvaro dengan entengnya.

"Enteng banget lo ngomong ya?!" Ucap Agatha sedikit naik pitam.

"Gue kan udah biasa ngadepin wartawan. Atau Lo mau gue ngadain konferensi pers? Dan bilang kalo Lo istri sah gue? Gimana?" Tawar Alvaro.

"Ga ga ga!" Tolak Agatha dengan cepat.

Alvaro terkekeh geli. Ia mencubit hidung Agatha dengan gemasnya. Sekarang sudah jam sebelas malam. Dan Alvaro belum juga selesai dengan kerjaannya. Ia masih berkutat pada laptopnya.

"Lo lembur sampe jam berapa?" Tanya Agatha iseng.

"Kalo Lo ngantuk tidur aja duluan." Jawab Alvaro yang sedang mengetik sesuatu.

"Pinjem handphone Lo dong,"

"Buat apaan?" Tanya Alvaro bingung. Ia sama sekali tidak menengokkan kepalanya ke Agatha.

"Cuma mau lihat selingkuhan Lo DM kaga!" Ucap Agatha.

"Enak aja Lo kalo ngomong!" Pernyataan Agatha membuat Alvaro melototkan matanya dan menatap Agatha. Alvaro memberikan handphone nya.

Agatha dengan iseng membuka WhatsApp milik suaminya. Dan betapa kagetnya Agatha. Banyak sekali chat dari bawahan perempuannya. Namun, Alvaro tidak pernah membalasnya.

"Buset dah var!" Pekik Agatha.

"Ada apaan?" Tanya Alvaro.

"Grup kantor!"

Suddenly Marriage!?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang