Vote.
***
Bukannya waktu luangnya digunakan untuk beristirahat ataupun bersih-bersih, justru Agatha meluangkan waktunya untuk menangis.
Seandainya ia bisa mengembalikan waktu, ia tak akan pernah merasakan betapa sakitnya perasaan ini. Ingin sekali ia meninggalkan Alvaro demi perempuan penjilat itu.
Namun, hatinya tak rela untuk meninggalkan Alvaro. Perasan dan hatinya saat ini tidak sejalan. Setelah dipikir-pikir, karena sudah frustasi juga, ia memutuskan untuk merelakan Alvaro untuk cabe Amerika itu.
Ia berpikir begitu karena jika Agatha dalam posisi cabe Amerika, ia akan melakukan hal yang sama. Yaitu meminta pertanggung jawaban. Jika tidak, maka janin yang dikandung itu akan membenci ayahnya kelak.
Tadi Agatha pulang pada jam 10.00. Tak disangka ia menangis sampai jam 15.00. Saat ia sedang hampir terlelap, ia mendengar sebuah ketokan pintu dengan nada khawatir sembari memanggil namanya.
"Agatha...tha!!! Tok..tok
.tok.. Bukain tha! Ini gue.. Alvaro!" Teriak Alvaro dari luar.Deg. Satu nama yang saat ini menyakitinya. Ia bimbang, akan membukakan atau tidak. Satu sisi ia masih sakit hati. Di sisi lain, ia harus berbicara dengan Alvaro perihal kerelaannya agar Alvaro bertanggung jawab atas apa yang dia lakukan.
Setelah memantapkan hati nya, ia mantap membukakan pintu. Menunduk sangat dalam, agar Alvaro tidak melihat wajah buruknya saat ini. Kelopak mata yang hitam dan bengkak, mata dan hidungnya yang merah, dan bibir yang kering. Serta rambut yang sangat berantakan. Lebih cocok dipanggil monster.
Kembali lagi ke Alvaro. Setelah pintu terbuka, Alvaro langsung memeluk Agatha sangat erat. Tanpa diberi balasan oleh Agatha. Alvaro sudah tahu alasan Agatha tidak membalas pelukannya. Agatha melepaskan pelukan tersebut.
"Kenapa?" Tanya Agatha.
"Kenapa apanya tha?" Tanya Alvaro balik.
"Kenapa Lo lakuin itu di belakang gue?" Tanya Agatha dengan jelas. Ia masih setia menundukkan kepalanya.
"Lakuin apa sih Tha? Setiap hari gue sama Lo..." Jawab Alvaro.
"Gue pengen Lo jelasin siapa cabe Amerika itu." Kata Agatha.
"Dia tu Angel," jawab Alvaro santai
"Dia siapa Lo?"
Alvaro tak menjawab. Hanya memandang Agatha lekat-lekat. Walupun Agatha tidak membalas tatapan Alvaro, Alvaro tetap setia memandangi Agatha.
"Selingkuhan Lo iya?!"
"Bentar, Lo salah paham tha...dia bukan selingkuhan gue..." Jawab Alvaro.
"Kalo bukan selingkuhan apa namanya?!"
Belum sempat Alvaro menjawab apa yang dipikirkan oleh Agatha, Agatha sudah memotongnya terlebih dahulu.
"Sampe dia hamil anak Lo kan?! Gila Lo var!" Nada bicara Agatha sudah mulai meninggi.
"Lo...Lo denger semua apa yang gue sama Angel bicarain?" Alvaro mulai gelisah.
"Iya" singkat Agatha.
"Tha...plis, gue bisa jelasin " kata Alvaro.
Agatha kembali merintihkan air matanya.
"Gapapa kok var, gausah di jelasin lagi. Gue udah tahu semuanya var. Dan jelasnya Lo lebih milih dia timbang gue." Kata Agatha.
"Enggak gitu tha, Gue pilih Lo tha..." Kata Alvaro.
"Ga bisa var! Cewe itu lagi nyanding anak Lo! Sadar! Itu darah daging Lo var!" Teriak Agatha frustasi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Marriage!?
Romance#3 Terpaksa (23 Desember 2018) Seketika hidupku menjadi berubah 180°. Usai sudah masa remajaku. Aku tak ingin mengecewakan orang tuaku, tapi aku juga tidak ingin menikah dengan KETERPAKSAAN. Seiring berjalannya waktu aku dan dia mulai saling akrab...