Vote!!!
Seperti yang sudah diceritakan di chapter sebelum ini, Agatha digendong oleh Alvaro ala bridal style. Tak heran, banyak siswa, siswi, guru, semua pihak sekolah yang menjerit-jerit kegirangan. Bukannya tak tahu perihal status mereka berdua, namun betapa perhatiannya hubungan mereka. Suami ke istri, dan istri ke suami. Saling melengkapi, tanpa ada rasa ingin berpisah sedikitpun.
Suasana UKS sekolah itupun ramai. Sahabat, guru, suster, dokter, dan orang tua, terutama mertua Agatha. Dokter khusus di sekolah ini adalah ibu Alvaro, sekaligus istri dari pemilik sekolah. Beliau terjun langsung, menangani siswa yang sekiranya lumayan parah. Seperti yang dialami Agatha saat ini. Saat ditelpon oleh pihak sekolah bahwa Agatha, mantu kesayangannya, mengalami luka sobekan di bibirnya itu, dokter Amaliliya langsung bergegas pergi ke sekolah miliknya itu.
"Kok kamu bisa sobek gini kenapa, sayang?" Tanya Amaliliya khawatir.
"Gapapa ma, cyilla ga kenapa-kenapa. Cuma sobek dikit." Agatha mencoba menenangkan ibu mertuanya.
"Pasti Alvaro nampar kamu ya? Emang itu bocah ga pernah bisa jaga istri dengan benar! Nanti bakal mama kasih hukuman dia!" Cibir Amaliliya dengan nada kesal.
Beberapa saat setelah kalimat tersebut selesai diucapkan, gorden pembatas ruangan UKS terbuka. Alvaro yang membukanya. Merasa namanya dipanggil, iapun memberanikan diri untuk mengahadap sang mama.
"Kok jadi Alvaro si ma, Alvaro ga pernah KDRT tau! Enak aja!" Alvaro angkat bicara.
"Iya kok ma, Alvaro ga salah. Cyilla yang salah. Cyilla yang ga dengerin omongannya Alvaro. Cyilla tadi cuma main-main aja kok. Super deh!" Agatha tetap keukeuh pada pendiriannya.
Agatha mengangkat jarinya seperti tanda 'V'. Tak lama, datang Devinnta, ibu kandung Agatha. Ia menunjukkan wajah khawatirnya.
"Yang nampar kamu siapa?" Tanya Devinnta to the point.
"Bukan siapa-siapa kok ma, cuma tadi ga sengaja aja kena tampar." Jawab Agatha.
"Bener nih, ga mau kasih tau siapa?" Devinnta seperti berpikir, ingin menebak siapa yang telah menampar putri kesayangannya itu.
"Maa... Jangan mulai deh." Kata Agatha merajuk.
"Satu... dua..ti-.." Devinnta menghitung. Ini adalah salah satu jurus ampuh untuk membuat Agatha jujur padanya.
"Reno.. iya Reno. Dah puas?" Agatha menjawab dengan kesal.
"Var, kamu ada masalah apa sama Reno?" Amaliliya ikut nimbrung. Karena ia juga tahu, Reno itu siapa.
"Cuma masalah kecil, ya kaya menangin giveaway gitu sih. Haha.." ucap Alvaro becanda.
"Ohh, jadi gue barang giveaway gitu?" Agatha tak mau kalah. Ia melirik Alvaro dengan sinis.
"Ohh, kayanya mama tahu.. Pasti Reno masih ngejar kamu, terus Alvaro ga terima, dan terjadi perkelahian, terus Reno Dateng ke sekolah, cekcok sama kamu, terus kamu ga terima dan tampar dia, akhirnya dia balik nampar kamu. True?" Cerocos Devinnta. Kok bisa tahu semua?
Agatha dan Alvaro menggaruk rambut bagian belakang yang sama sekali tidak gatal. Mereka saling pandang.
"Yaudah kalo gitu, mama harus ke kantor papa. Mau ada urusan buat Nael. Mama pamit ya sayang, istirahat yang cukup." Devinnta pamit dan menyalami serta mencium putrinya itu.
Tak lama, Amaliliya juga mendapat telfon dari rumah sakit. Katanya, ada pasien yang harus segera dioperasi. Dan akhirnya UKS sepi tanpa orang tua. Para sahabat sudah memenuhi UKS itu.
"Tha, kok berani-beraninya sih Lo berhadapan sama Reno?" Ajeng masih tidak mengerti.
"Kenapa harus takut sama dia? Kan tadi gua udah bilang, dia tu banci. Ga percaya si." Agatha menjawabnya dengan santai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Marriage!?
Romance#3 Terpaksa (23 Desember 2018) Seketika hidupku menjadi berubah 180°. Usai sudah masa remajaku. Aku tak ingin mengecewakan orang tuaku, tapi aku juga tidak ingin menikah dengan KETERPAKSAAN. Seiring berjalannya waktu aku dan dia mulai saling akrab...