"Nah gue punya ide!" Pekik Jojo akhirnya.
Kedua manusia di depan Jojo saling memandang. Kemudian mereka mengarahkan pandangannya kearah sumber suara. Jojo nampak kembali berpikir.
"Apa?" Tanya Alvaro.
"Sebelumnya wartawan udah pada yang tau belum soal rumah ini?" Tanya Jojo kembali.
"Setahu gue sih belum ada, kemungkinan besar wartawan bakalan ke rumah bokap sama rumah mertua" ujar Alvaro.
"Bagus kalo gitu. Besok gue bakal suruh pengawal jaga di depan gerbang. Kalian ga usah keluar rumah dulu. Lo kerja di rumah aja. Jangan sampai ada yang tau tentang rumah ini. Dan telfon orang rumah suruh jangan komentar dulu kalo ditanyain wartawan. Gimana?" Jelas Jojo panjang lebar.
"Oke. Lo bakal suruh pengawal. Yang terpenting, jangan sampe Agatha kesorot sama wartawan," Kata Alvaro.
"Plan A sama kaya yang Lo omongin barusan. Kita harus punya plan B. Kalo sampe wartawan tau rumah ini, bisa gawat." Sambung Agatha.
"......" Alvaro dan Jojo terus berdiskusi. Sedangkan Agatha hanya bisa mendengarkan dan mencernanya. Malam pun semakin larut. Tidak disangka, mereka bertiga menghabiskan waktu sampai pukul 2 pagi.
"Udah, tidur aja di kamar tamu. Nanggung juga kalo Lo pulang" ucap Agatha yang sudah sangat mengantuk.
"Ahh, gausah lah. Nanti ganggu kalian anu lagi!" Ucap Jojo dengan tawa kecilnya.
"Dah ngantuk, ga berani! Hahaha" imbuh Alvaro.
Agatha dengan spontan menjatuhkan telapak tangannya ke punggung Alvaro.
Plak!
"Sakit anjir!" Aduh Alvaro.
Melihat tingkah kedua manusia di depannya, Jojo hanya bisa ikut tertawa. Ia seolah sedang menjadi nyamuk di sini.
"Yaudah, gue tidur dulu ya bro. Kamar tamu di sana noh, masuk aja." Tunjuk Alvaro dengan telunjuknya.
"Iya, thanks bro!"
***
Pagi menjemput dengan senyumnya. Matahari hari ini tampak muncul dari timur dengan cerah. Hanya ada beberapa awan yang melintas. Burung-burung terbang sembari menunjukkan suara indahnya. Dengan suhu yang mencapai 20° menyebabkan penduduk daerah ini masih terlelap walaupun sudah pagi.
Sebuah rumah yang sekarang dihuni oleh seorang bawahan dan sepasang suami istri masih diselimuti keheningan. Belum ada nyawa yang menandakan mereka bangun. Karena mereka tidur terlalu larut, dan alhasil mereka akan bangun kesiangan. Sampai bi Inah pun sudah tiba di rumah itu.
Masalah pribadi Agatha dan Alvaro baru akan berlangsung. Sekarang para wartawan sedang berburu informasi hangat tentang isu yang beredar. Entah sudah berapa lama para wartawan itu menunggu di depan rumah orang tua pasutri itu.
Sekarang sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Agatha yang tadinya tidur tanpa suara, mulai menggerakkan tangannya ke atas. Merenggangkan otot-otot tubuhnya walau masih dalam keadaan terbaring. Saat ia akan memindahkan tangan Alvaro dari atas perutnya, Alvaro justru mengeratkan pelukannya pada Agatha. Agatha yang sudah tidak asing dengan adegan ini hanya menghembuskan nafas kasar. Hampir setiap pagi, mereka selalu begini. Alvaro bahkan selalu bangun terlebih dahulu dari pada Agatha, tapi kenapa tidak beranjak juga?
"Tadi malem seru banget, sekarang main lagi ya?" Ucap Alvaro dengan suara berat khas orang baru bangun tidur.
Main? Guys, jangan bilang tadi malam itu malam yang panjang buat mereka berdua? Aku sama kalian kelewatan apa ya? Agatha terlihat berpikir sejenak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suddenly Marriage!?
Romance#3 Terpaksa (23 Desember 2018) Seketika hidupku menjadi berubah 180°. Usai sudah masa remajaku. Aku tak ingin mengecewakan orang tuaku, tapi aku juga tidak ingin menikah dengan KETERPAKSAAN. Seiring berjalannya waktu aku dan dia mulai saling akrab...