21. LEBIH CEPAT SAYANG

198 17 4
                                    

Ada sepuluh kali mungkin Suga menghitung tetes air yang tiba-tiba saja menerpa mukanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada sepuluh kali mungkin Suga menghitung tetes air yang tiba-tiba saja menerpa mukanya. Malas ia tengadahkan lehernya, mencari tahu apa kastil mewah milik ibunya mulai lapuk dan segera ambruk?

Tapi tak ada yang aneh. Langit-langit tinggi dengan gaya Romano-Gothic pada tempatnya berbaring terlihat baik-baik saja. Meski sedikit sangsi dengan penglihatan Suga yang sedikit memburuk karena seringnya pening beberapa minggu belakangan ini, tapi Suga yakin jika kastil tempat ibunya mengisolasinya tak cacat.

Jadi darimana tetesan air tersebut?

Suga tak tahu. Pusing dia memikirkannya. Karena ini tidak terjadi satu kali dua kali. Tapi sudah sepuluh kali lebih. Jadi bisa dikatakan, Suga sudah merasakan tetesan air tak jelas dari mana asalnya itu lebih dari seratus kali.

"Apa ibuku mulai bangkrut?" Tanyanya pada seorang pelayan botak berusia empat puluh kurang tiga tahunan.

"Maaf tuan, tapi saya tidak mengerti pertanyaan tuan."

"Kau digaji berapa oleh ibuku?"

Tak ada kemalangan yang lebih malang dari melayani Suga. Terkenal dengan temperamennya yang sangat labil, membuat semua pelayan di kastil milik keluarga Min tersebut sering berdoa pada Yang Maha Esa agar tak dijadwalkan bekerja untuk Suga.

Tapi sayang, Si Empu Semesta nyatanya tak lebih kuasa dari Nyonya Min. Hampir setiap pelayan yang bekerja pada keluarga yang mengendalikan perekonomian Asia tersebut harus menghela napas panjang karena tak ada istilah untung-untungan pada shift mereka setelah Suga kembali menempati kastil yang diberi nama Luxemin itu. Kalaupun ada yang tidak kebagian shift hari itu, tapi jika anak laki-laki semata wayang Nyonya Min mengamuk, maka habislah riwayat si pelayan-pelayan yang kadung mengucap syukur pada Tuhan.

Dan kini, si botak ini sepertinya akan menyebabkan rekan kerjanya menghapus senyum karena terhindar sebentar dari Suga.

"D- dua ribu euro, tuan."

"Gaji sebanyak itu harusnya kau cukup pintar untuk menjawab pertanyaanku tadi, bukan?"

Katakan dia pintar, tapi mana mungkin dia menjawab, "tidak mungkin Nyonya Min bangkrut lah! Pundi-pundi uangnya saja hampir ada di setiap sudut Eropa dan Asia."

Tidak sopan. Pun pembicaraan mengenai kondisi finansial ibu dari majikannya bukanlah materi yang ia dapat selama training sebelum bekerja pada keluarga yang masih ada hubungannya dengan bangsawan Min dari Cina ini.

"S- saya minta maaf tidak bisa menjawab pertanyaan tuan."

Suga berdecak kesal. "Percuma ibu membayarmu mahal-mahal. Tapi kau tak becus menjawab pertanyaan sesimpel ini."

Pelayan malang itu hanya menunduk pasrah. Tak bisa dan tak boleh membantah. "Pertanyaanku tadi ada hubungannya dengan atap bangunan kastil ini, Bodoh! Atap kamarku bocor. Apa ibu mulai bangkrut sampai tidak bisa merawat kastil favoritnya ini?"

NEW NEIGHBOR ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang