22. KARENA

247 23 6
                                    

Musim panas sepertinya belum berakhir. Lalu lalang orang terheran-heran dengan kemungkinan yang nampak di depan mereka. Sepasang muda-mudi tertawa haha hihi di tengah hutan kota yang rindang dengan hanya mengenakan singlet dan celana pendek. Beberapa menggeleng risih. Beberapa tersenyum sipu. Beberapa tertegun malu. Tapi dari semuanya, dalam pikiran mereka hanya satu; musim panas sepertinya belum berakhir.

"Kesinikan..."

"Tidak. Biar aku saja!"

"Mari kubantu, sayang..."

"Stop! Aku bs sendiri!"

Sret!!!

Lepas sudah rambut yang menyangkut diantara kaitan bra itu. Harusnya sang gadis lega karena kepalanya tak perlu tertarik lagi ke belakang. Tapi dia malah mengamuk tak kira-kira.

"Sudah kubilang aku bisa sendiri. Sekarang kau malah melepas braku! Kau mau memperkosaku di tengah hari begini?"

"Aku tidak sengaja astaga... Tapi kalau kau mengizinkanmu mencumbu aw aw! Sakit, Vee!!!"

"Supaya kau tak macam-macam lagi denganku, Yoon!"

Suga mengerucutkan bibirnya. Lantas menarik istrinya mendekat padanya. Hidungnya mencari celah pada perpotongan leher dan bahu diantara helaian rambut Vee yang tergerai. "Maafkan aku..."

Berharap jantungnya tak terdengar oleh Suga karena kedua tangan suaminya itu merengkuh erat tubuhnya dari belakang, Vee mencoba menggeliat--melepaskan diri dari dekapan Suga.

"Jangan pergi..." mohon Suga.

Pasrah saja lah pikir Vee. Parau suara Suga setiap kali dirinya memarahi laki-laki itu membuatnya tak bisa berbuat apapun selain membiarkan Suga merengkuhnya hati-hati layaknya Vee barang pecah belah.

"Iya, aku tidak akan pergi. Tapi, jangan suka melakukan hal aneh-aneh di tempat umum seperti ini, Yoon... Aku malu."

"Tapi aku tidak melakukan apapun."

"Kau melepas braku!"

"Aku hanya membantumu..."

Ingin lagi Vee mendebat perkataan Suga, tapi bibirnya terhenti karena Suga sudah mendaratkan ciumannnya pada bibir Vee.

Lama kecupan mesra itu bertaut...

Menemani sore menjelang senja di awal musim dingin mereka...

Menemani deru napas hangat saling menyapu tanpa menuntut dari keduanya...

Menemani degup jantung yang berpacu cepat, tapi tak bergemuruh...

Menemani rasa penasaran Suga akan jawaban karena pada istrinya...

"Kenapa kau mau kembali padaku?" Ciuman itu berhenti sesaat.

Membuat Vee tertegun karena setelah ia menyelamatkan Suga dari ibunya, sore ini untuk pertama kalinya Suga menanyakan hal yang membuatnya berteman dengan tiga kata, "aku tak tahu"

"Seokjin bilang karena kau mencintaiku?"

Vee mengangguk meski dalam hati--setelah tersadarkan jika cintanya pada Suga tanpa syarat, jika cintanya membawa pengampunan, dan ia juga ingin memeprtanggung jawabkan apa yang sudah ia ucapkan di altar saat ia menerima Suga sebagai suaminya--tak diingkari ia masih sering takut membenarkan dirinya mampu mengarungi hutan belantara bernama cinta.

Sementara Suga hanya tersenyum tipis di balik tengkuk istrinya yang ia usak dengan hidungnya. Sebuah senyum sarat akan pemahaman jika memang tak mudah mencintai seseorang dengan lara parah di masa lalu sepertinya.

Maka daripada mengucapkan janji berulang, Suga memilih melantunkan sepenggal refrain milik Nothing But Thieves.

So take from me,
what you want, what you need
Take from me, whatever you want, whatever you need
but lover, please stay with me

NEW NEIGHBOR ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang