20. TERNYATA CINTA

145 18 9
                                    

"Bagaimana Vee?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bagaimana Vee?"

"Dia baik-baik saja."

"Kau yakin?"

Hening membentang seketika saat Lova menanyakan keyakinan akan adiknya baik-baik saja atau tidak.

Seokjin tak tahu. Atau mungkin dia tak mau tahu. Tapi, baginya, Vee terlihat baik-baik saja.

"Dia baik-baik saja, Lov." Ulang Seokjin.

Selimut yang ia kenakan untuk menutupi tubuh polosnya, ia sibak. Gadis itu bangkit dari rengkuhan Seokjin. Membuat Seokjin melenguh kesal.

"Kemana?" Tanya Seokjin.

Lova menggeleng lemah. Dengan posisi punggung indahnya terbuka membelakangi Seokjin, Lova bertanya lagi pada Seokjin.

"Bagaimana kandungannya?"

"Baik. Kemarin lusa aku baru memanggil dokter ke apartemen. Dokter bilang, bayinya sehat." Jelas Seokjin sambil mendekatkan kepalanya ke tulang ekor Lova--menenggelamkan wajahnya di sana sembari melingkarkan tangannya ke perut gadis itu.

"Bagaimana makannya? Apa dia muntah?"

Seokjin menggeleng di belakang Lova. "Dia tidak muntah-muntah. Dia baik-baik saja, Lov. Dia bahkan selalu menghabiskan masakanku."

"Dia sudah mulai bekerja lagi?"

"Tidak. Aku melarangnya bekerja."

Ada jeda diam diantara mereka berdua. Hingga kemudian Lova menarik napas begitu panjang lantas melepas pelukan Seokjin.

"Dia tidak baik-baik saja, Kim. Adikmu butuh Suga."

"Dia tidak butuh Suga. Dia baik-baik saja." Seokjin merengkuh paksa tubuh Lova yang sudah akan berdiri. Membuat gadis itu terpelanting ke ranjang.

Panik Lova mendapati Seokjin yang tiba-tiba mengungkungnya dengan tatapan begitu tajam. Sepasang netra buas yang tak pernah ia dapati kini melibas habis dirinya sampai bulu kuduknya meremang. Seokjin mendadak begitu geram dengan dingin sangat kentara.

"S- Seokjin-ah..."

"Adikku tidak butuh Suga. Tidak seharusnya juga dia menikah dengan laki-laki itu. Kenapa kau terus-terusan mengatakan jika Vee butuh Suga, Lov?

Aku rela membiarkanmu menabrak Suga dan menuruti keinginanmu--meninggalkannya padahal aku tahu saat itu dia sekarat--hanya karena kau ingin melindungi ayahmu.

Bertahun-tahun aku terngiang jeritan Suga karena deritan mobilmu menerjangnya. Sampai rasanya aku mau gila saja karena setiap kali aku melihat mobil, yang kulihat wajah laki-laki yang sudah membantuku melewati masa-masa sulit ketika di Prancis.

Tapi yang kau lindungi itu akhirnya membunuh ibuku. Menjadi penyebab kematian ibuku. Membuat ibuku bunuh diri!"

Dengan rentang wajah yang teramat dekat, Lova bisa merasakan deru napas Seokjin. Begitu bergemuruh. Sarat akan emosi. Sarat akan luka yang membuat Seokjin menjelma sebagai ngeri tak kira-kira.

NEW NEIGHBOR ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang