"Mama?"
Galeri seni yang sudah seperti tempat sakral nan keramat bagi sang mama selama hidupnya, hancur berantakan. Lukisan-lukisan yang menggantung di dinding-dindingnya jatuh berhamburan dan kanvasnya robek tak menyisakan rupa.
Kanvas-kanvas bersih belum terpakai, ternoda semua. Mulai dari tumpahan tinta, injakan sepatu, dan bahkan minyak makanan seperti saling berebut kemenangan demi menjuarai penghargaan mana yang lebih jahat mengotori kanvas tak bersalah itu.
Interior klasik nan rustic pada Museè--nama rumah yang juga dijadikan sebagai galeri seni sang mama--tak lagi menarik. Membuat Vee dan Seokjin saling berbisik pun melirik. Memanggil-manggil mama mereka sambil berpikir apa yang sebenarnya terjadi.
"Ma? Mama?"
Tidak ada sahutan. Hening menguasai tempat itu. Membuat sepasang kakak beradik itu khawatir pada sang mama yang entah ada di mana.
Satu persatu pintu kamar dibuka, tapi mama mereka tak ada di tempat. Padahal semua barang-barangnya masih ada di sana. Bahkan benda yang seharusnya sang mama bawa seperti handphone dan dompet ada dalam kamar wanita paruh baya itu.
"Kak, bagaimana ini? Mama dimana?" Vee mulai panik. Tidak pernah ia mendapati sang mama seperti ini. Well, maksudnya dia belum melihat kondisi sang mama, tapi mamanya tidak pernah meninggalkan rumahnya--baik rumah lama atau rumah baru--layaknya kapal pecah.
"Tunggu lah di sini. Ini duduk di sini dulu. Aku akan coba bertanya pada bibi Oh di sebelah." Seokjin mengambil kursi kayu yang tergeletak bersama tumpukan barang-barang.
Vee menuruti kata-kata kakaknya, duduk di kursi kayu yang biasa bertengger apik di sudut ruang galeri utama. Sejak mendapati rumah mereka yang di Buamdong hancur berantakan, jantungnya berpacu sedikit lebih cepat akibat panik. Meskipun dia tipe gadis yang kadang kelewat cuek, tapi kalau mengenai keluarga, dia tak bisa acuh tak acuh.
Ditunggunya Seokjin yang segera berlari ke rumah sebelah. Sesekali ia menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkannya secara perlahan untuk menenangkan diri.
Setelah merasa baik, Vee mencoba mengambil segelas air dari dapur yang juga porak poranda seperti ada yang habis mengamuk di dalamnya.
Sambil mencari gelas yang masih utuh, Vee menemukan selembar foto di antara tumpukan sampah bungkus makanan instan di meja makan rumah itu. Foto itu terlihat usang dengan ujungnya menghitam seperti bekas hampir terbakar dan ada bercak-bercak minyak wijen di permukaan foto itu.
Lekat-lekat ia amati foto tersebut. Ada wajah sang mama dan laki-laki tak dikenalnya dalam lembaran foto berukuran 5x9cm itu.
"Siapa ini?" Gumam Vee.
"Untuk apa kalian ke sini?"
Buru-buru Vee menyelipkan foto itu dalam saku celananya. Suara sang mama membuyarkan fokusnya pada foto usang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
NEW NEIGHBOR ✔
Fiksi Penggemar[21+] Dia adalah Min Yoongi. Tetangga baru yang tiba-tiba melamarmu dengan cara yang tidak biasa. --- [After Marriage] Sequel dari New Neighbor. Setelah janji bersama sehidup semati disaksikan dan disumpah dihadapan Tuhan dan para jemaat, semua fakt...