(Skip kantin sekolah)"Elo kenapa sih div?, dari tadi diem mulu, bukannya dimakan tuh baso nya!!," kata frasca sibuk dengan makanannya
"Gue gak mau makan," sahutnya lesu
"Lah? Udah dipesen kagak dimakan? Mubajir banget, seengganga loe gak laper jangan deh pesen-pesen makan kaya gini!!, kan mubajir, kesian deh kalo gue jadi baso baso itu," bawel frasca
"Udah deh!!!, jangan banyak ngocel!!, nih makan aja sama loe!!, sampe abis!!, gue gak laper!!," kata divia sembari mengasongkan mangkok berisi baso iti ke hadapan frasca
"Gue sih mau aja, tapi ini keliatan pedes banget, loe ga kira-kira nuang sambelnya!!," kata frasca dengan wajah kocaknya
"Yaudah jangan dimakan aja!!, gitu aja ribet," sewot divia
"Mubajirr div," sahutnyaa lambat
"Au ah gue pusing!!," ketus divia, beranjang dari kursi dan pergi ninggalin frasca yang sedang asik menikmati porsi makanannya.
"Eh div!!,"...
---
(Skip kelas Divia)
"Div, gue dapet pesan dari abang gue, katanya lo temui dia di taman biasa," katanya datar
"Ngapain?, kok tumben sih," herannya
"Tau tuh, samperin aja sono jangan banyak tanya!!, dia orangnya gak suka nunggu lama lama," jelasnya
"(Tapi kalo nanti Rahila liat gue sama tris, pasti dia bakalan tambah benci sama gue)," batin diviaa
"Malah bengong!!, udah tau dibilangin dia gak suka nunggu lama!," kata frasca bawel
Divia langsung berdiri dan pergi begitu aja tanpa membalas perkataan fras tadi, disitu fras bingung dengan gadis itu,, sungguh aneh..
Langkah kaki Divia terburu menuju taman tuk menemui trisna disana, tetapi saat berjalan di koridor diarah yang berlawanan divia melihat Rahila bersembunyi di balik pohon ditaman. Sepertinya dia suka memperhatikan Trisna, disitu rahila memakai bahasa isyarat bisa diartikan "Disana ada tris, dia menunggumu!," kearah divia
Sejenak divia terbayang perkataan Rahila tadi, sungguh perkataannya itu sangat menghantui dirinya,
Taklama Rahila pun pergi dengan senyum singkat, di sisi lain Divia membeku, sangat heran dengan tingkah lakunya yang aneh, Divia melirik kearah Tris yang terlihat sedang menunggu seseorang ya mungkin seseorang itu adalah dirinya. Keringat dingin mulai menetes perlahan dikeningnya, Divia sangat gugup saat ingin menemuinya, serasa ada magic jahat yang mencegahnya..
"Gue harus apa? Kenapa gue ragu nyamperin trisna?," ucal divia pelan
Perlahan Divia memundurkan langkah kakinya, terjadilah tetesan air mata yang membasahi pipinya dan perlahan air matanya berjatuhan ke lantai, "Divia, Kou kenapa,!! kenapa mundur!!? dia menunggumu, ayo divia maju!!," Hatinya berkata, sembari menjambak kepala dengan kedua tangannya
Dan Divia pun membalikan badan lari sekencangnya menuju kelas, dengan wajah yang telah diguyur oleh aliran air mata..
(skip kelas Divia)
Divia terdiam menangis di bangkunya dengan pernafasan sesak, frasca terkejut melihat divia menangis seperti itu dan merasa panik takut terjadi sesuatu kepadanya..
"Div,,!lo kenapa,..?," Tanyanya panik,
Divia hanya menagis dan tak menjawab pertanyaan fras
"lo kenapa!!,? cerita sama gua!!," katanya sembari memegang kedua pipinya dan menatapnya penuh kekhawatiran
"gu...guee.." divia gugup, malah mengencangkan tangisannya
"Ettt malah tambah kenceng mewek nya," kata fras menutup kedua lubang telinganya, "kenapa sih!!, cengeng banget jadi cewe!!," kata frasca
"gue gak mau dibenci!!," katanya menangis pelan
"dibenci siapa sih!!?," frasca heran, "yang jelas dong!,"
"Gue gak mau temen gue anggap gue jadi musuhnya, gue mau kita berteman lagi kaya kemarin-kemarin!!," jawabnya tanpa gugup
"yang lo maksud tuh siapa!!?," frasca bingung
Divia menggeleng geleng kepalanya berkali kali, "Rahila," jawabnya tegas
"Hah? Dia?," katanya gugup
"kenapa, kok lo jadi gugup setelah gue sebut nama Rahila!!?," Divia heran
"emm, eng..enggk kok!," jawabnya gugup
"Yaudahlah gue mau balik aja, cape gue!!," kata divia sembari menggemblok tasnya..
Dan pergi meninggalkan fras sendiri.."Div?,"..
My intagram: @sofia.officiall

KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Present
Teen FictionJika kamu memang tidak bisa menerima perasaanku, tolonglah hargai perjuangku selama ini. Karena melupakamu butuh proses lama bagiku. Tidak semudah kamu memintaku untuk pergi dan hilangkanlah perasaan ini. Awalnya tidak pernah menyangka akan dikecewa...