Intan berjalan melewati kamar Trisna, pintu kamarnya tertutup setengahnya, lalu intan melihat Trisna sedang berbaring lelah di tempat tidur. "Kenapa gue ga mundur aja, percuma dia ga bakalan kembali, gue harus ikhlas. Gue yakin Divia memang perempuan yang baik untuk Trisna,"
Batin intan berkata.***
Keesokan harinya...
Jam menunjukan pukul 07.14 waktunya berangkat sekolah, divia ingin menunjukan bahwa dia baik baik saja kepada semua orang, iya di harus terlihat bahagia. "Duh hampir lupa sesuatu," ucap divia pelan. Divia terpaksa harus kembali ke kamarnya tuk mengambil sesuatu yang tertinggal.
Sesaat Divia membuka gerbang rumah, dia melihat Tris berdiri di depan gerbang rumahnya dan tersenyum sembari melambaikan tangannya kepada Divia, Tanpa ragu divia menghampirinya.
"Pagii," ucap divia ceria
"Pagi sayang,." Balasnya sembari meraba wajahnya dengan kedua tangannya lalu mencium keningnya.
Disisi lain frasca melihat semua itu, dia seakan merasa kesal melihatnya.
Frasca menghampiri mereka berdua yang lagi asik berbincang, "kak, minggirin mobil loe tuh, Gua mau ngeluarin motor". Kata frasca tiba tibaDivia menatap heran frasca, tidak biasanya dia terlihat jutek seperti itu
"Bentar," jawabnya singkat.
Frasca melirik divia sinis dengan ujung matanya lalu pergi menuju motornya. Divia semakin terheran heran kenapa dengannya seakan dia membenci dirinya?.
"Ayo masuk," Suruh Trisna, menyuruh divia masuk kedalam mobil.
Mereka pun berangkat sekolah pada pukul 07.25
Ditengah perjalanan Frasca mengingat Divia. Entah kenapa cewe itu selalu menghantui benaknya, "aggghhh," teriak frasca meringankan pikirannya dengan cara berteriak
---
(Skip taman sekolah)
Duduk frasca dikursi tepi lapang, terlihat sedang membaca buku begitu serius. Heran tidak biasanya dia bertikah sopan dan disiplin seperti itu, setau divia dia tidak tau sopan santun. Divia berpikir untuk menghampirinya dan memberikan hadiah ulang tahun untuknya. Ya, divia mengingat kapan ulang tahunnya. Meski divia belum mengucap selamat ulang tahun kepadanya.
Sesaat divia hendak menghampiri dirinya ada Ren datang menemani frasca dan duduk disampingnya. Divia engga mau ada orang lain saat divia mau memberikan hadiah kepada frasca. Yasudah terpaksa divia berpikir untuk memberikannya saat pulang sekolah saja.
---
"Frass, ngapain loe disini? baca buku?, Tumben banget njirr," Ledek Ren ketawa
"Bacot lu ren, orang gua lagi gabut," Katanya lemes
"Loe kenapa sih lemes gitu, aneh sumpah!, baru pertama kali ini gua liat loe kaya gini," kata Ren merasa heran dengan keadaan frasca.
"Udahlah gua males, Gua masuk kelas duluan," kata frasca beranjak dari kursi sembari melangkahkan kakinya meninggalkan ren.
"Fras..!!." Ren mencoba memanggilnya. Tetapi pria ini tak merespon, dia hanya memfokuskan langkah kakinya menuju kelas
Setibanya frasca di kelas dia sama sekali tak melirik Divia, seakan tidak kenal dan bertingkah so jutek di depannya. Divia serasa ingin bertanya tapi takut mengganggu. 5 menit kemudian pelajaran sekolah dimulai, harus siapin otak dan konsentrasi yang baik.

KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Present
Teen FictionJika kamu memang tidak bisa menerima perasaanku, tolonglah hargai perjuangku selama ini. Karena melupakamu butuh proses lama bagiku. Tidak semudah kamu memintaku untuk pergi dan hilangkanlah perasaan ini. Awalnya tidak pernah menyangka akan dikecewa...