21

12 7 0
                                    

"Menyerahlah jika kepedulian dan cintamu tidak dihargai"

Frasca sedang bersiap- siap merapihkan dirinya, karena Ayah, nenek dan Trisna ingin mengajak dirinya ke kantor untuk mengajarkan Frasca berbisnis di perusahaannya.

"Frass!!! ayoo!! sudah jam berapa ini!!!," Panggil nenek bawel

"Iya iya nek," Sahutnya, terburu buru karena neneknya yang bawel itu telah memanggilnya.

Fras dan keluarganya akan pergi ke kantor hari ini, sesaat di depan rumah Trisna berhenti sejenak menatap rumah divia dengan serius, begitu pun dengan frasca yang heran kenapa dengan kakaknya yang menatap rumah divia begitu serius.
" ayo Tris...!," Ajak nenek bawel
Trisna khawatir dengan pacarnya itu, sama sekali tidak ada kabar untuknya.

---

(Di mobil tengah perjalanan)

"Kou ini makan terus!!, kou mau gendut hah!!!?," Kata nenek mengomel sembari menjewer telinga frasca..

"Aduh nenek sakit nek!!!," farsca dengan wajah kocaknya

Ayah dan Trisna menertawakannya, seakan akan frasca dan neneknya sedang leulucon didepannya.

"Nenek ini, fras laper nek. Ga bisa apa ga ngomel ngomel mulu, Nanti keselek nih." Kata fras ngomel

"Hei manis, Nenek mu sayang banget sama kamu!!!, nenek gak mau kamu terlihat gendut, karena tidak akan ada wanita yang menyukai cowo gendut!!," Ucapnya menjambak rambut frasca sedikit keras

"Aww. Nenek...!!," Teriaknya merasa kesakitan.

Neneknya melepaskan jambakannya.

"Mana ada sayang, Yang ada aku bisa mati lama lama, Dasar tua tua galak," Ucapnya

"Apa kou bilang!!!," Kata nenek marah sembari memukulnya dengan tas bawaannya.

"Ampunm nekk.. aduhh. Aww.." frasca teriak teriak.

Trisna dan Tuan Hendrik Gurinta hanya bisa tertawa melihat cucu dan neneknya terlihat begitu akrab dan akur hhe.

---

(Skip rumah sela)

Divia dan sela masih asik berbicang bincang bahagia, mencoba untuk saling menghibur, mencoba untuk melupakan hal yang menyakitkan. Mencoba untuk terlihat bahagia, Menghapus semua masalah yang merumitkan itu.

"Kenapa loe? Ceritalah?," Ucap sela tiba-tiba

Divia terkejut dengan sela, Kenapa dia tiba tiba bertanya, divia heran apa maksudnya? Dan apa yang ditanyakan?, "Maksud loe apa?," Divia bingung

"Siapa yang lagi loe pikirkan sekarang?, loe merindukannya?," Ucap sela menatap divia serius

Divia heran dan terkejut. Kenpa sela bisa mengetahuinya kalo dirinya memang sedang memikirkan Tris dan sangat rindu padanya," loe tau?," Divia penasaran kenapa dia bisa tau, seakan sela telah membaca pikirannya.

"Jika loe mencintainya cobalah buat dia merasa nyaman, dan jika loe merindukanya temuilah dia selagi ada," Katanya sembari menatap kebawah

"Sel, loe kok..?," Perkataannya terpotong.

"Benarkan? Div, Dia butuh loe, dan gue tau loe juga butuh dia. Jangan sia siakan dia yang tulus mencintaimu. Karena akan hadir sebuah perasaan setelah ini. Jadi jagalah dia baik baik," Kata sela sembari menatap divia serius, sehingga membuat divia merasa takut, ya takut kehilangan dia yang dicintai.

"Loe tau semua?, Kenapa bisa?," Divia semakin heran kenapa sela berkata seperti itu

"2 hati saling mencintai, menumbuhkan sebuah cinta sejati, dan akhirnya menghadirkan kembali 2 perasaan dari dua hati, yang menunggu hancurnya cinta sejati yang telah dibangun bersama," Kata sela tajam, sembari berdiri melangkahkan kakinya kearah jendela ruang tamu dan menatap halaman diluar sana.

Divia terdiam, Bingung dengan perkataan sela. Begitu nyata yang diucapkannya. Divia mencoba menghampirinya, ingin tau kenapa dia bisa tau, dan siapa yang akan menghancurkan cinta sejati itu?

"Sel, gue herann kenapa loe bisa tau semua itu? Dan.. dan siapa yang akan menghancurkan cinta sejati itu?," Tanya divia begitu penasaran

Sela melirik wajahnya penuh keseriusan,
"loe ga perlu tau kenapa gue tau semuannya, Liat saja nanti akan ada cinta yang hadir dan dihancurkan, gue gak tau betul siapa orang yang akan menghancurkan," Ucap sela begitu menyeramkan

Divia terdiam membeku mencoba untuk tidak mempercayainya, mencoba untuk tenang.

10 menit berlalu, hari sudah terlihat sore, Divia pamit pulang kepada sela dengan raut wajah tegang.

"Sel, gue pulang dulu ya?, Kapan kapan loe yang main kerumah gue," Kata divia tersenyum

" iya div, jangan menyerah, gue tau loe pasti bisa, semuanya akan baik baik saja, dan loe bakal temukan seseorang setelah hal itu," Ucapnya membuat divia semakin tegang

Divia mencoba tenang, lalu dia membalikan badannya pergi menuju pintu keluar. Mencoba untuk melangkahkan kakinya yang terasa berat sekali seperti ada yang mencegahnya entah itu pikiran yang membuatnya rapuh.

My instagram: @sofia.officiall

( Makasih udah mau baca😊😍)

Love In PresentTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang