"Memiliki teman baru mungkin akan lebih menyenangkan, bisa bertoleransi baik dengannya, berbagi cerita bahagia maupun duka"
Ditengah perjalanan divia tanpa sengaja menabrak seorang gadis mengenakan sweeter hijau army dan celana jeans hitam, dengan rambut yang panjang lurus berwarna hitam, gayanya mirip sekali dengan divia waktu itu.
Gadis itu terjatuh saat bertabrakan dengan divia.
"Maaf.. maaf.. gue ga sengaja," Kata divia merasa panik, dan mencoba membangunkan gadis itu.
"Iya gapapa," Sahut gadis itu
Wajahnya yang tertutup dengan rambut nya yang begitu panjang berwarna hitam dan lebat, membuat divia penasaran, seperti apa wajahnya? Barangkali divia mengenalinya. Disitu divia mencoba untuk memperkenalkan diri.
"Gue Divia mahera," Salamnya, sembari menyodorkan tangannya kearah gadis itu
Tanpa gugup gadis itu membalas sodoran tangan divia, "Aku sela," Sahutnya lembut.
Divia mengangguk, lalu melepaskan sodorannya, "Salam kenal sela," kata divia, namun gadis itu hanya meresponnya dengan menganggukan kepalanya
"oh iya loe baru disini ya? Apa gimana?," Tanya divia supaya lebih akrab
"Iya, aku baru disini," Singkatnya datar
"Rumah loe dimana emang?," Tanyanya lagi
"Engga jauh dari danau ini, jalan kiri sana nanti mentok," Jawab sela
"Belah mana sih, perasaan yang gue tau ga ada rumah dibelahan sini," Kata divia, merasa heran dan mencoba mengingat sebelumnya apa emang ada rumah disekitaran sini?, yayaya mungkin saja.
"Ayo kerumahku!," Ajaknya
"Euhh, boleh?," Sahut divia
Sela mengangguk, mengajak divia bermain ke rumahnya. Divia merasa ragu dan takut dengan sela, gadis ini sungguh menakutkan dan menyeramkan. Tapi dia baik.
Sesampainya mereka dirumah sela, divia terlihat bingung di depan gerbang rumah sela dan menatap rumah itu dengan heran, sejak kapan rumah ini berdiri disini? Yang divia tau disekitar sini tidak ada rumah. Entah divia yang memang tidak tau, karena rumah ini terhalang oleh pohon yang begitu besar yang begitu besar.
"Div, kenapa?, yu masuk!." Ajak sela
Divia menatap datar dirinya lalu mengangguk (iya).
---
"Ayo duduk!!."
Divia tanpa ragu duduk disebuah kursi dekat pas bunga besar, dengan raut wajah bingung melirik sudut rumah sela dengan amat heran, kenapa rumahnya sepi? Itu yang ada dibenaknya, "Loe tinggal sama siapa disini?," Tanya divia penasaran.
" sendiri,: Singkatnya
"Hah??, serius loe sendiri disini?, orang tua loe?," Divia terkejut
" mama, sama papa gue udah meninggal saat kejadian kecelakaan lalu lintas 2 tahun yang lalu," Jawabnya menatap datar divia
"Sel, maaf bukan maksud gue buat bikin loe sedih," Kata divia merasa bersalah telah menanyakan hal itu.
"Iya, gue sendiri harus mandiri, dan gue juga harus bisa jaga diri gue sendiri. Sebenarnya kepengen punya keluarga yang bisa jagain gue, ( berkaca- kaca)," Lanjut sela, dengan raut wajah menyedihkan
Divia terdiam, jadi teringat keluarganya yang berusaha menjaga dirinya, tetapi dirinya mencoba tuk menolak, tapi divia ingin mencoba mandiri seperti apa yang saat ini sela rasakan. "Sela, gue tau loe pasti sedih, ada gue kok, gue bakaln jagain loe, dan gue mau kita jadi sodara, jadi? loe maukan?." Kata divia mencoba menghibur sela, dan ingin menjadikan sela bagian dari keluarganya.
"(Tersenyum). Makasih divia, Gue mau jadi sodara loe, loe baik banget," Jawabnya sembari menghampiri divia dan memeluknya erat
"Udah ya jangan bersedih lagi, Kita harus bangkit dari segala keterpurukan," Kata divia sembari mengusap- usap punggungnya dengan halus.
Pelukannya terlepas, " gue seneng punya temen, selama ini gue sendirian ga ada yang mau temenan sama gue." Ucap sela menatap divia serius
" gue juga seneng punya temen kaya loe," Divia tersenyum
Sejak hari itu, divia dan sela jadi teman, dan divia berharap sela lah teman sejatinya teman yang akan selalu ada saat bahagia maupun duka. Yang mau membantu dikala susah, Begitu pun dengan sela dia berharap divia adalah teman yang mau menemaninya selalu dan jadi temannya untuk selamanya. Sela merasa senang punya teman yang sangat pengertian seperti Divia.
(Jangan lupa komen dan vote nya ya guys, baca terus ceritanya, kesana nya akan lebih seru lagi, pokoknya tungguin cerita selanjutnya😊😍)
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Present
Ficção AdolescenteJika kamu memang tidak bisa menerima perasaanku, tolonglah hargai perjuangku selama ini. Karena melupakamu butuh proses lama bagiku. Tidak semudah kamu memintaku untuk pergi dan hilangkanlah perasaan ini. Awalnya tidak pernah menyangka akan dikecewa...