Jangan jadikan pikiranmu berniat menyakiti seseorang karena hanya untuk mendapat seseorang yang kamu cintai, sehingga membuatmu jatuh dalam kedepresian yang membuatmu hilang kewarasan
Keesokan harinya...Divia yang baru terbangun dari tidurnya melirik kearah samping kirinya terlihat intan sudah tidak ada intan disampingnya, lalu mengucek matanya tuk memperjelas jam dinding didepan sana, menunjukan pukul 06.30. Divia pun beranjak dari tempat tidurnya, lalu melangkahkan kaki keluar kamar dan mencari keberadaan intan, "intan....?," Panggil divia (menuruni tangga), tetapi tidak ada sautan dari intan. Terdengar suara gentringan piring dan suara keran mengalir diwastapel, Divia mencoba melangkahkan kakinya menuju ke dapur, sepertinya ada orang sedang mencuci piring. "Intan..?," panggil divia pelan
"Intan..." panggilnya, lalu divia melihat intan sedang sibuk mencuci piring sendiri.
"Divia?sudah bangun," sahut intan masih sibuk membenakkan piring-piring itu kerak
Divia yang melirik sana sini seperti orang kebingungan, " kemana fras?," tanyanya sembari duduk dikursi meja makan.
"Dia ada didepan bersama mang ujang, lagi cuci mobil," Jawab intan sibuk kesana sini
Divia mengangguk mengerti,
"Ouh ya div, gue bisa minta tolong ga sama loe?, tolong anterin coffee itu untuk fras dan mang ujang!," kata intan masih sibuk membereskan piring piring itu.
Divia mengangguk, lalu membawakan 2 gelas coffee itu untuk fras dan mang ujang.
"Thank you,"...
---
(Skip depan rumah)
Divia menaruh gelas coffee itu dimeja , melihat frasca dan mang ujang sedang sibuk mengecek mesin mobil, "Fras?," Panggil Divia keras
Fras dan mang ujang melirik padanya, "iya..." sautnya sedikit terkejut
"Euleuh eulehh iyeu calon nyonya gurinta datang, memabawakan air coffee untuk tuan gurinta hehehe," Goda mang ujang kepada mereka berdua
"Eh mang ujang," salting frasca
Divia hanya tersenyum, seperti menyukai dengan candaan ini, mungkinkah bila itu nyata, apa divia mau menjadi istrinya? Itulah yang ada dipikiran frasca.
"Ini, aku membawakan coffee buat kalian," katanya ramah
Frasca menghampirinya dengan tubuh berkeringat membasahi wajah tampan nya itu, " Thanks," ucapnya tersenyum manis sembari menatap wajah cantik divia
Divia tersenyum, dan tersipu malu didepannya
Frasca yang tersenyum senyum merasa bahagia melihat gadis manis itu, "ohya div, tadikan aku nanya ke mang ujang keberadaan sela saat ini, katanya sela membangun RSJ (Rumah sakit jiwa), tidak jauh didekat kompleks sini," Kata frasca menatapnya serius
Divia membelakakan matanya, "maksudmu menjadi pengurus untuk menangani orang orang tidak waras?," divia masih heran
"Dia pemilik RSJ itu, iya mungkin seperti itu," jawabnya santai

KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Present
Teen FictionJika kamu memang tidak bisa menerima perasaanku, tolonglah hargai perjuangku selama ini. Karena melupakamu butuh proses lama bagiku. Tidak semudah kamu memintaku untuk pergi dan hilangkanlah perasaan ini. Awalnya tidak pernah menyangka akan dikecewa...