"Andaikan kamu memang sebuah ketenangan bagiku dan hidupku"Sore ini Divia berniat untuk berjalan jalan ketaman kompleks lagi, sungguh membosankan hanya terbaring di tempat tidur. Divia mengenakan kaos hitam dengan tulisan "NO PROBLEM" dan celana jeans bolong bolong di dengkul haha,, dengan sepatu putih dan rambut terurai sebahu, terlihat sedikit tomboy
Sesaat Divia membuka gerbang rumahnya dia melihat Trisna dan Frasca bermain basket di halaman rumahnya,
"Itukan Tris sama cowo aneh itu?, kok bisa sama cowo nyebelin itu sih? Akrab banget lagih," divia bingung
Taklama datang mang ujang sembari membawa sapu lidi dan tong sampah di tangannya, "neng?, lagi liat apa?," tanya mang ujang tiba-tiba
"Eh mang ujang, engga kok, cuman ngeliatin mereka berdua, keliatan akrab banget," kata divia
"Oh den Tris sama den Fras?, yaiyah atuh neng pasti akrab, orang mereka berdua teh adek kakak," kata mang ujang
"Hah? Adek kakak?," terkejut divia
"Muhun neng," ..
"Tapi kok beda banget yah dari sikapnya," batin divia sembari melirik ke arah frasca dan Trisna,
"Neng, mang ujang pergi dulu yah, masih ada kerjaan," kata mang ujang
"Iya mang,"..
Divia tersenyum lebar melihat mereka berdua rukun dan selalu akur enggak kaya Divia dan Verra yang selalu bertengkar setiap bertemu.
"Andai gue sama kak verra bisa kaya mereka, enak banget kayaknya," ucap divia pelan
Divia pun melangkahkan kakinya menuju taman kompleks dan disana ia hanya terdiam dipinggir danau, sambil merasakan sebuah kenyamanan dan ketenangan suasana sekitar, mencoba menghirup udara segar dan menghembuskannya perlahan dengan memejamkan kedua matanya..
"Begitu tenang...!!"
Divia langsung membukakan matanya setelah mendengar suara itu, dan langsung menoleh ke arah samping kirinya, melihat Pria dingin itu sudah berada di sampingnya. "Loe...!!" Divia terkejut dan heran.
Pria dingin itu hanya tersenyum dan memejamkan matanya,menghirup udara perlahan,untuk mencoba apa yang dilakukan divia barusan
"Ngapain loe disini..!!!, aneh banget kok bisa tiba-tiba disini!!," tanya Divia menatap wajahnya yang sedang memejamkan kedua matanya begitu heran, "apa jangan-jangan loe hantu yah? Yang mirip mukanya kaya Tris?," kata divia ketakutan
Dia pun mulai membukakan matanya perlahan, dan mulai menoleh kearah Divia tajam dan begitu serius. "Apa loe bilang? Gue hantu?, mana ada sih hantu seganteng gue, enak banget dong kalo misalkan ada hantu beneran deketin loe," jawabnya tersenyum
"Enak darimana, ya gue kaburlah," sewot divia
"Kenapa? Takut yah?," godanya, "loe gak perlu takut, karena ada gue yang selalu jagain loe disini," katanya menatap divia sembari tersenyum
Mata Divia membelakak dan terkejut dengan apa yang barusan dikatakan tris, entah aura apa yang tiba tiba menyerang sekujur tubuh dan hatinya Divia, "maksud loe?," herannya
"Maksud gue, gud bakalan selalu ada buat jagain elo," katanya, "ohya, gue boleh gak nemenin loe?." pinta Tris menatap raut wajah si cantik (Divia)
"Kenapa enggak," sembari memalingkan wajah nya ke arah depan tepat menyorot danau
"(Dia hanya mengangguk beberapa kali)"
Divia mengigit bibir bawahnya sembari melirik Tris dengan ujung matanya, "gue boleh tanya sesuatu gak?," tanya Divia serius
"tentu," jawabnya singkat
"Kalo misalkan loe disuruh milih antara langit dan bumi, loe bakalan pilih yang mana?," Tanya Divia serius
Tris terdiam berpikir untuk memilih jawaban yang tepat karena Tris yakin keduanya mempunyai arti yang sangat berarti..
"Tapi gue rasa loe harus memilih bumi," jawabnya Divia, tanpa menunggu jawaban dari Trisna
"kenapa bumi?,"
"karena bumi itu selalu menerima hujan dan masih tetap mau menerimanya meski hujan sering kembali kelangit, dan langit itu selalu membuang hujan kapan saja yang dia mau," jelas Divia memandang arah depannya
Tris terdiam sejenak,
"Artinya, meski seseorang pergi dalam hidupmu, kou tak usah benci, tapi kou harus tetap menerima dia kembali meski dia sering pergi dan kembali lagi, engga seperti langit, main buang aja hhe," jelas divia
Trisna tersenyum setelah mendengar sebuah arti dari bumi dan langit,,sungguh gadis ini sedang berimajinasi ingin memiliki seseorang yang memiliki karakter seperti bumi yaitu yang takkan bosen menerima nya..
"emm, ohya kenapa gue liat-liat loe suka banget berada ditempat ini?," tanya lagi Divia penasaran
"Yaa tenang aja gitu, diem, nyaman aja duduk berdua sama loe hhe," gombal tersenyum manis
"hehe,, kok jadi ngaco!!," Divia salting
"Siapa nama nyokap loe?," tanya Tris menatap raut wajah Divia Begitu serius
" monica frida," jawab Divia datar, "kenapa..?," bingungnya
"Nggk cuman nanya aja, namanya indah kaya kamu," pujian tris terlalu amat
"makasih loh, hhe." Divia bahagia
"Iyaa cantik kaya orangnya," ucap nya seketika
Divia membelakakan matanya dan terkejut, trisna betul betul sudah meluluhkan hatinya..
"Ohya, gue balik duluan yah, loe jaga diri baik-baik disini," kata trisna sembari menyodorkan tangannya ke arah Divia
"Apa?," bingungnya
Divia bingung ada apa dengannya,, Disitu divia membalas sodoran tangannya yang begitu dingin terkadang sama kaya sikapnya yang dingin..
"Loe bakalan gue jaga," ucap nya tersenyum,, pergi melangkahkan kaki meninggalkan Divia begitu aja tanpa mau mendengar perkataan Divia..
"Loh? Tris?," panggil divia, namun tidak direspon sedikit pun. "(Maksud dia apa sih? Aneh deh)," batinnya bingung
(Baca terus cerita selanjutnya bakalan asyikk dan baper insa allah😍)

KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Present
Novela JuvenilJika kamu memang tidak bisa menerima perasaanku, tolonglah hargai perjuangku selama ini. Karena melupakamu butuh proses lama bagiku. Tidak semudah kamu memintaku untuk pergi dan hilangkanlah perasaan ini. Awalnya tidak pernah menyangka akan dikecewa...