"Teman adalah segala hal baginya,entah siapa yang merusaknya hingga kita hanyalah seorang musuh"Suasana hari begitu bahagia, terdengar suara burung berkicau kicau dipagi hari, tetapi bagi fras ini adalah hari yang membosankan, keaadannya yang belum pulih total, wajah yang masih terlihat pucat, tetapi sungguh hebat dia memaksakan diri untuk berangkat kesekolah
Suara langkah kaki berjalan menuju pintu kamar fras, (tok-tok-tok: suara ketukan pintu)
"FRAS!!," Panggil lelaki tua dibalik pintu
Frasca menoleh kearah pintu dengan raut wajah bingung, suara itu sama persis dengan suara milik papanya. "Papa?," ucap frasca bingung
Dengan penuh perasaan perlahan fras berjalan menuju pintu itu lalu membukanya dengan perlahan, berdirilah seorang pria bertubuh gagah dengan raut wajah bahagia melihat anaknya yang berdiri dihadapannya, iya dia adalah papa nya Trisna dan Fraca ( Tuan Hendrik Gurinta) sang ayah jarang menengok anak anaknya karena sibuk mengurus bisnisnya di luar kota..
"Papa," ucapnya terkejut bahagia
"Frasca putraku," katanya merentangkan tangannya penuh cinta
Tak berpikir apapun fras langsung memeluk sang ayah begitu erat penuh bahagia..
Teringat masa masa kecilnya yang utuh dan selalu bahagia setiap saat, tetapi sekarang hanya saja ibu yang tidak terlihat ada disamping anak anaknya, tetapi bagi mereka seorang ibu akan selalu ada di dalam hatinya sampai kapan pun
"Papa kapan pulang?," tanya fras melepas pelukannya
"Tadi sebelum kou bangun," jawabnya sembari memandang wajah sang anak penuh cinta. "nak, maafkan papa yang sering sibuk sama pekerjaan kantor sehingga lupa sama kamu dan kakakmu," katanya merasa bersalah
Frasca menggelengkan kepalanya, lalu mengusap bahu sang ayah dengan perasaan, "engga pah, papa gak usah minta maaf, aku sama kak tris sudah dewasa dan bisa jaga diri, putramu kan sang pemberani," katanya mencoba membuat ayah tidak bersedih
"Papa bangga punya putra yang tangguh seperti kalian,"ucapnya bahagia, "mama kalian pasti bangga juga melihat anak-anaknya adalah seorang lelaki yang pemberani, kuat seperti kalian," puji Tuan hendrik
"Iya pasti pah, dan sekarang putra mu ini mau mencari ilmu, biar bisa menjadi orang yang sukses seperti papa," katanya penuh semangat
"Harus nak!!," tegasnya menepuk nepuk bahu fras
"Iyaa pah,"..
***
(Skip taman sekolah)
Duduk divia memegang misting berwarna biru sembari menatap kosong arah depannya, "kira-kira frasca masuk sekolah gak yah?," kata divia
Tak lama datang Trisna menghampiri divia,
"Sedang apa kamu disini?," tanya Trisna Tiba-TibaDivia langsung bertingkah cuek didepannya, "kenapa?,"..
"Tempat ini memang membuat kita merasa tenang," kata Trisna menatap kearah lain
Tetapi Divia hanya terdiam
KAMU SEDANG MEMBACA
Love In Present
Ficção AdolescenteJika kamu memang tidak bisa menerima perasaanku, tolonglah hargai perjuangku selama ini. Karena melupakamu butuh proses lama bagiku. Tidak semudah kamu memintaku untuk pergi dan hilangkanlah perasaan ini. Awalnya tidak pernah menyangka akan dikecewa...