Part 08

3K 232 13
                                    

Prilly pun sedang berada di ruangan koleksi sepatunya, hanya di tempat inilah dia merasa bahagia karna melihat sepatu sepatunya.

"Hm,kenapa kalian selalu terlihat indah." Ucap Prilly.

"Yang mulia." Ucap Hawrang yang baru datang.

"Ada apa?" Tanya Prilly.

"Jendral Alinskie dan Dokter Abraham telah berhasil menuntaskan masalah pembunuhan anak perdana mentri Aparatur yang mulia." Ucap Hawrang.

"Oh." Ucap Prilly lalu melihat kembali sepatunya yang berlapis berlian.

"Dan mereka ingin bertemu dengan anda yang mulia." Ucap Hawrang.

Prilly pun menghela nafasnya.

"Mau apa?" Tanya Prilly.

"Mungkin mereka ingin berterima kasih dengan anda yang mulia." Ucap Hawrang.

"Suruh mereka untuk menemuiku di aula." Ucap Prilly.

"Baik yang mulia." Ucap Hawrang menunduk hormat lalu pergi.

Skip.

Di aula,

"Yang mulia saya mengucapkan banyak terima kasih karna anda gelar dokter saya tidak di cabut dan diasingkan." Ucap Abraham.

"Dan anda benar bahwa para istri perdana mentri aparatur lah yang bekerja sama untuk membunuh anak itu, anda sangat hebat yang mulia." Ucap Abraham lagi.

"Oh ya yang mulia ini untuk anda." Ucap Abraham tersenyum.

"Apa itu?" Tanya Prilly.

"Saya dengar dengar anda sangat menyukai koleksi tas jadi ini untuk ucapan terimakasih saya kepada anda." Ucap Abraham.

"Terima kasih tetapi aku menyukai sepatu bukan tas." Ucap Prilly.

"Hawrang itu buatmu saja." Ucap Prilly lagi.

"Tidak sopan sekali menolak hadiah orang." Ucap Ali.

Membuat Prilly menatapnya tajam.


"Alinskie! Kamu tidak sopan berbicara seperti itu dengan Ratu Sillapatra." Bisik Abraham.

"Aku hanya menyampaikan pendapatku saja." Ucap Ali dengan santainya.

"Hey! Penyampaian pendapatmu itu sangat tidak ada sopan santunnya!" Ucap Prilly kesal.

"Anda saja tidak sopan mengapa saya harus sopan dengan anda,saya permisi." Ucap Ali lalu pergi.

Membuat Prilly melongo di buatnya, baru kali ini berani ada yang berani dengannya.

"Maafkan saudara saya yang mulia sekali lagi saya minta maaf yang sebesar besarnya,saya permisi." Ucap Abraham lalu pergi.

"Yang benar saja! Kenapa dia semakin hari semakin berani kepadaku!" Ucap Prilly kesal bukan main melihat tingkah Ali.

"Sabar yang mulia." Ucap Hawrang tersenyum.

Skip.

The Legend Of Queen Sillapatra.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang