Part 22

3.1K 282 20
                                    

Setelah berbicara dengan Hawrang Ali pun berlari pergi menuju istana Sillapatra.

"Alinskie mau kemana?" Tanya Daehwi.

Ali pun tak menjawabnya.

Flashback.

"Jendral Alinskie saya kesini untuk memberitahu sesuatu yang penting kepada anda." Ucap Hawrang.

"Apa?" Tanya Ali.

Hawrang pun menghela nafasnya.

"Anda harus tahu Ratu Sillapatra melepaskan anda bukan karna kekuasaan dan takhta tetapi karna dia ingin anda bisa hidup dengan baik." Ucap Hawrang.

Membuat Ali mengerutkan dahinya.

"Maksud anda?" Tanya Ali.

"Karna jantung dan golongan darah anda sangat langka dan hanya Ratu Sillapatra yang memiliki jantung dan golongan darah yang sama seperti anda jadi Ratu Sillapatra memutuskan mendonorkan jantungnya untuk anda." Ucap Hawrang akhirnya.

Ali pun sangat terkejut bukan main.

"Jadi dia memilih menjauh dari anda dan mewasiatkan untuk anda yang menggantikan posisinya sebagai pemimpin negara." Ucap Hawrang.

Membuat Ali tak mampu berucap apapun lalu langsung pergi meninggalkan hawrang.

Flashback off.

Prilly pun sedang melihat koleksi sepatunya yang menurutnya untuk terakhir kalinya.

"Aku sebenarnya tidak rela meninggalkan kalian." Ucap Prilly.

"Selamat tinggal sepatuku,mari bertemu di akhirat." Ucap Prilly.

Pintu pun di buka secara keras membuat Prilly menoleh ke belakang dan terlihatlah Alinskie yang sedang mengatur nafasnya.

"Alinskie, ada apa lagi?" Tanya Prilly.

Ali pun langsung memeluk Prilly dengan sangat erat.

Dan membuat Prilly terkejut.

Cukup lama mereka berdiam lalu Prilly pun memutuskan untuk berbicara.

"Ada apa, Alinskie?" Tanya Prilly.

Lalu Ali pun melepaskan pelukannya dan menggenggam tangan Prilly.

"Aku mohon jangan lakukan itu." Ucap Ali.

"Melakukan apa?" Tanya Prilly yang masih bingung.

"Melakukan yang berbahaya untuk nyawamu." Ucap Ali.

"Jadi kamu sudah mengetahuinya? Siapa yang memberitahumu tentang hal ini?" Tanya Prilly.

"Itu tidak penting, aku tidak ingin jantungmu aku hanya ingin kamu berada di sisiku sampai aku menemui ajalku." Ucap Ali.

Prilly pun menatap Ali dengan mata yang mulai berkaca kaca, lalu Prilly pun mengangkat tangannya lalu mengelus pipi Ali.

"Kamu tidak akan mati." Ucap Prilly.

"Aku akan berusaha semampuku untuk membuat kamu tetap bertahan hidup." Ucap Prilly.

"Tetapi tidak dengan jantungmu." Ucap Ali.

"Banyak yang membutuhkanmu, aku tidak ingin menggantikan posisimu aku hanya ingin kau berada di sisiku." Ucap Ali.

"Tetapi aku yang tidak sanggup untuk kehilanganmu." Ucap Prilly lirih menunduk.

Ali pun mengangkat wajah Prilly dan mengelusnya.

"Aku berjanji akan bertahan untukmu." Ucap Ali.

Prilly pun tersenyum haru.

"Aku akan memegang janjimu." Ucap Prilly yang sebenarnya tak yakin atas ucapan Ali.

Ali pun kembali memeluk Prilly.

"Mari menikmati momen bersama kita, aku sangat merindukanmu." Ucap Ali.

Lalu Ali pun menutupi wajah Prilly menggunakan kain dan menarik Prilly keluar istana.

"Kita mau kemana Alinskie?" Tanya Prilly di tengah larinya.

"Aku tidak tahu tetapi aku ingin selalu bersamamu." Ucap Ali.

Prilly pun hanya tersenyum.

Hingga tibalah di jembatan bernuansa pink.

Prilly pun terpukau dengan apa yang dilihatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Prilly pun terpukau dengan apa yang dilihatnya.

"Aku tidak tahu ada pemandangan sangat indah seperti ini." Ucap Prilly.

"Kamu tidak akan tahu karna kamu hanya berdiam di istana." Ucap Ali.

Prilly pun tertawa kecil.

"Ya kamu benar,aku memang selalu berada di istana dan kamu adalah bocah petualang." Ucap Prilly.

Ali pun hanya tersenyum menatap Prilly yang tengah menikmati pemandangan.

Ali menyadari bahwa pemandangan yang tengah dilihatnya memang indah tetapi saat ada Prilly pemandangan yang dia lihat menjadi jauh semakin indah.

Lalu Ali pun memetik salah satu bunga pink di pohon lalu berlutut dihadapan Prilly.

"Aku ingin menikah denganmu." Ucap Ali sambil memegang bunga yang di petik olehnya tadi.

Membuat Prilly terkejut.

"Kamu serius?" Tanya Prilly.

Ali pun mengangguk.

"Ya sangat serius." Ucap Ali.

"Bagaimana dengan Daehwi? Bukankah kamu akan menikah dengannya?" Tanya Prilly.

"Tidak aku hanya berbohong padamu." Ucap Ali.

Prilly pun terdiam sejenak lalu mengambil bunga yang di pegang oleh Ali dan tersenyum.

"Aku mau." Ucap Prilly.

Lalu Ali pun berdiri dan memeluk Prilly dengan perasaan sangat bahagia.

Begitu pun Prilly yang baru pertama kali merasakan hati yang bahagia seperti ini.

The Legend Of Queen Sillapatra.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang