Part 28

4.2K 415 94
                                    

Ali pun berjalan masuk ke kamar istananya habis rapat dengan para perdana mentri.

Saat masuk ternyata ada seorang wanita di kamarnya.

"Yang Mulia, saya Dena pelayan baru anda." Ucap Dena menunduk hormat.

"Siapa yang menyuruhmu?" Tanya Ali.

"Ibu suri Naya,Yang Mulia." Ucap Dena.

"Keluar." Ucap Ali datar.

"Tapi Yang mu--"

Ali pun langsung mengeluarkan pedangnya dan mengarahkan ke si pelayan membuat pelayan itu bergidik ngeri dan berjalan mundur keluar lalu Ali pun mengunci pintunya.

♡♡♡♡♡♡♡♡

Ali sedang duduk bersantai dengan Hawrang dan Zeus.

"Yang Mulia, anda terlihat sangat kurus." Ucap Hawrang.

"Aku sedang tidak nafsu makan." Ucap Ali.

"Aku punya satu permintaan kepada kalian." Ucap Ali.

"Apa itu yang Mulia?" Tanya Zeus.

"Jangan pergi meninggalkan istana, kalianlah orang kepercayaan Prilly dan aku, jika tidak ada Prilly setidaknya ada kalian." Ucap Ali.

"Anda tenang saja Yang Mulia, kami tidak akan rencana untuk meninggalkan istana." Ucap Zeus.

"Ratu Sillapatra telah memberi kami amanah untuk membimbing dan mendampingi anda, kami akan mengabdi di istana sampai akhir hayat." Ucap Hawrang.

Mendengar nama Prilly kembali membuat Ali termenung dia sangat merindukan Prilly dia sangat ingin bertemu dengan Prilly.

"Yang mulia." Ucap seorang wanita seksi yang baru datang.

Lalu wanita itu pun menari di hadapan Ali, Ali pun memejamkan matanya dan memjit batang idungnya ini pasti ulah ibunya yang selalu memberikannya wanita yang aneh.

Wanita itu pun tak berhenti menari bahkan semakin menari hot.

Lalu Ali pun langsung pergi dan wanita itu mengejar Ali bahkan bergelayut manja di tangan Ali.

Ali pun spontan langsung mendorong tubuh wanita itu hingga wanita itu terjerumus ke tanah.

"Perilaku tidak pantas, potong kedua tangannya!" Ucap Ali kepada Hawrang dan Zeus lalu pergi.

Membuat wanita itu melotot lalu mengejar Ali dan menghadang jalannya lalu belutut.

"Maafkan saya Yang Mulia saya disuruh oleh ibu suri Naya." Ucap wanita itu.

Naya pun datang bersama para dayang.

"Ibu suri tolong saya, Yang mulia ingin memotong kedua tangan saya." Ucap wanita itu.

Membuat Naya terkejut.

"Kamu pergi saja." Ucap Naya.

Wanita itu pun pergi.

Naya pun melihat kearah Ali.

"Ali sampai kapan kamu seperti ini terus?" Tanya Naya.

"Ibu,ada dua hal yang aku minta kepadamu,berhenti ikut campur urusanku dan berhenti menyuruh wanita manapun merayuku untuk menggantikan posisi Prilly!" Ucap Ali lalu pergi.

Naya pun melihat kepergian Ali dengan sedih.

"Apakah aku salah? Aku juga tidak ingin seperti ini, aku hanya menjalankan amanat dari Ratu Sillapatra untuk mencarikan Ali selir." Ucap Naya.

"Ibu suri maafkan ucapan Yang Mulia, mungkin hatinya sedang tidak bagus." Ucap Hawrang.

"Iya, kalian terus bimbing Alinskie ya karena Alinskie cuma ingin bersama kalian." Ucap Naya.

"Baik ibu suri." Ucap Hawrang dan Zeus.

Naya pun pergi.

Skip.

Kini Ali terjatuh sakit, berbaring di tempat tidurnya karena terlalu merindukan Prilly.

"Alinskie, minum obatnya dulu ya." Ucap Naya.

Ali pun hanya diam.

Naya pun menghela nafasnya dia hampir frustasi melihat Ali yang terus terpuruk karena kepergian Prilly.

Beberapa hari kemudian kondisi Ali pun semakin memburuk bahkan dia sampai tidak sadarkan diri dan demam tinggi membuat semua khawatir dan gempar seluruh Negeri Dugu.

Prilly pun mendengar kabar itu pun menjadi ikut khawatir apakah dia harus muncul sekarang? Bagaimana bila Ali sudah memiliki pasangan lain?

Prilly pun akhirnya memilih untuk pergi ke Negeri Dugu menemui Ali dia harus memastikan kondisi lelaki yang di cintainya.

Saat Prilly menginjakkan kakinya di Negri Dugu seluruh rakyat pun syok melihat Prilly.

"Ratu Sillapatra?! Anda masih hidup?!"

Prilly pun tersenyum.

"Iya, nanti saya akan menjelaskan ke kalian semua tetapi saya harus menemui Raja Alinskie dulu ya." Ucap Prilly lalu pergi.

Saat telah sampai didepan gerbang istana para pelayan pun syok atas kedatangan Prilly.

"Ratu Sillapatra?!"

"Apakah arwah Ratu Sillapatra tidak tenang sehingga bergentayangan?"

Hawrang dan Zeus yang melihat kedatangan Prilly pun juga ikut terkejut syok lalu menghampiri Prilly.

"Hawrang,Zeus dimana Alinskie?" Tanya Prilly.

"Ratu Sillapatra?! Ini benar anda kan?" Ucap Hawrang dengan mata berkaca kaca.

"Saya sedang tidak bermimpi kan?!" Ucap Zeus.

"Aku tidak mati nanti akan ku jelaskan, aku harus bertemu dengan Alinskie dulu dimana dia? Apakah dia baik baik saja?" Tanya Prilly.

"Ayo saya antarkan Yang Mulia, Raja Alinskie pasti akan sembuh setelah tahu anda masih hidup." Ucap Hawrang menarik tangan Prilly dengan tangis kegembiraan.

Saat telah sampai di sebuah kamar yang Prilly tahu itu adalah kamarnya dengan Ali saat mereka menikah.

Melihat kehadiran Prilly membuat Naya dan Sinatra melotot syok.

"Ratu Sillapatra." Ucap Sinatra.

Prilly pun langsung menghampiri Ali dan melihat kondisinya sangat pucat serta tubuh yang sangat kurus.

Prilly pun mengelus kepala Ali.

"Bagaimana dia bisa seperti ini?" Tanya Prilly.

"Alinskie selalu memikirkan anda Yang mulia sehingga dia seperti kehilangan semangat hidupnya." Ucap Naya.

"Bukannya aku sudah menyuruh kalian untuk mencarikan selir untuknya?" Tanya Prilly.

"Segala macam sudah saya lakukan untuk memberikan dia selir Yang Mulia, tetapi Alinskie terus menolak tidak ingin menikah lagi." Ucap Naya.

Tubuh Ali pun gemetar menggigil.

"Prilly."

"Istriku."

Membuat Prilly termenung ternyata selama ini Alinskie tidak bisa melupakannya dan menderita atas kepergiannya.

Prilly pun menggenggam tangan Ali dan mendekatkan bibirnya ke telinga Ali.

"Alinskie sayangku, sadarlah aku disini." Ucap Prilly di telinga Ali dengan lirih.

Ali pun membalas genggaman tangan Prilly dan membuka matanya.

Hai gaesss I'm back!

The Legend Of Queen Sillapatra.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang