Part 26

3.5K 357 82
                                    

Seorang wanita paruh baya pun mengompres kepala Prilly yang setiap malam demam.

"Kenapa masih demam ya pak?" Tanya Juno sang istri Master Zingo.

"Itu memang efeknya bu,demam tiap malam tapi nanti kondisinya akan normal lagi." Ucap Zingo.

"Cantik sekali Ratu Sillapatra ini ya pak." Ucap Juno.

"Iya bu, semua orang mengiranya telah tiada tetapi syukurlah dia masih selamat." Ucap Master Zingo.

"Jantung siapa yang bapak berikan kepada Ratu Sillapatra?" Tanya Juno.

"Saat perjalanan bapak menemukan orang yang tergeletak di pinggir sungai bu, dan bapak cek ternyata sudah meninggal lalu bapak cek jantungnya ternyata dia pemilik jantung langka seperti Ratu Sillapatra." Ucap Master Zingo.

"Lalu bagaimana jasadnya pak?" Tanya Juno.

"Sudah bapak kubur di taman pemakaman umum bu." Ucap Zingo.

"Syukurlah pak, bagaimana kondisi Ratu Sillapatra pak?" Tanya Juno.

"Sekarang kita hanya menunggunya saja bu, dan." Ucap Zingo terhenti.

"Dan apa pak?" Tanya Juno.

"Dia sedang hamil bu." Ucap Zingo.

Membuat Juno terlojak kaget.

"Apa bapak serius?" Tanya Juno.

"Iya bu, bapak sudah mengeceknya dan ternyata dia memang sedang hamil." Ucap Zingo.

"Apa ini anak dari Raja Alinskie pak?" Tanya Juno.

"Ya anak siapa lagi bu, ini memang anak Raja Alinskie cuma kandungannya sangat lemah tetapi untung saja dapat bertahan." Ucap Zingo.

"Syukurlah pak." Ucap Juno mengelus perut Prilly.

"Kasih dia cairan ini bu, untuk memberi janinnya nutrisi." Ucap Master Zingo.

"Iya pak." Ucap Juno lalu menyuapi cairan ke mulut Prilly.

*******

Kini Ali berada di aula sedang rapat dengan perdana mentri.

"Jangan sampai melakukan import eksport ke Negri lain, apabila aku mengetahui ada yang melakukan itu bukan diasingkan lagi hukumannya tetapi mati." Ucap Ali.

Membuat para perdana mentri menunduk ketakutan.

"Baik yang mulia." Ucap seluruh perdana mentri.

Hawrang dan Zeud pun juga bergidik ngeri mendengar ucapan Raja Alinskie ternyata ada yang lebih kejam dibanding Ratu Sillapatra.

"Bubar." Ucap Ali lalu turun dari bangku kerajaannya dan pergi.

"Salam hormat Yang Mulia." Ucap perdana mentri menunduk hormat.

Ali pun berjalan menuju ruang sepatu koleksi milik Ratu Sillapatra wanita yang di cintainya dan mengambil salah satu koleksi sepatu milik Prilly.

"Bagaimana aku bisa melupakanmu." Ucap Ali.

"Aku ingin bersamamu sampai akhir hidupku tetapi ternyata kamu yang pergi duluan meninggalkanku dengan jantungmu." Ucap Ali dengan tangan bergetar memegang sepatu Prilly untuk yang kesekian kalinya air mata Ali terjatuh.

"Meskipun kamu menyuruh Hawrang dan Zeus memilihkan selir untukku tetapi aku tidak akan mau menikahi wanita manapun lagi." Ucap Ali.

The Legend Of Queen Sillapatra.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang