Chapter 1

113K 3.3K 108
                                    

Hallo guys ini karya pertama aku yah jangan dibully, kalo jelek. Wkwkwkkw!

Dan jangan lupa baca cerita selanjutannya kaya gimana? Kira-kira nasib Lesya kayak gimana yah? Baca sampai tamat yah! Banyak masalah yang akan dihadapi oleh Lesya di chapter selanjutnya.

jangan lupa klik bintang!!!

.

.

.

Plak...

    Sebuah tamparan tepat mengenai pipi kanan gadis yang berpenampilan urak-urakan bak seperti preman, dia menatap seorang laki-laki paruh-baya dengan tatapan bingung karena baru saja menamparnya, tidak ada sahutan dari gadis itu hanya ada anggukan kepala sebagai responnya.

"Kamu apakan anak saya?!" gertak seorang laki-laki paruh-baya dengan suara oktafnya.

   Gadis itu hanya diam, ia masih bingung dengan kejadian yang tiba-tiba tidak terduga, bagaimana tidak Ayah kandungnya sendiri menamparnya, yah Adijaya adalah seorang Ayah dari gadis itu, Lesya.

"Kamu apa kan anak saya Lesya? Sampai begini," tanya Cristy, Ibu dari Lesya dan Lisya yang angkat bicara.

   Lesya kini menatap Lisya yang kini tersenyum kemenangan. "Saya tidak pernah menyentuh anak anda." ujar Lesya dengan gaya bahasanya yang formal.

"Gaya kamu berbicara itu sangat tidak pantas, kamu bicara sama orang tua!"

   Lesya tersenyum di iringi dengan seringai ketika Ayahnya berbicara kepadanya dengan nada tinggi. Ingin sekali ia tertawa kencang, kenapa permainan ini sangat lelucon pikirnya.

"Anak tidak tau di untung." kata Ibunya yang menatap Lesya dengan jengkel.

"Heh, emang anda orang tua saya? Saya rasa buk-"

Plak...

   Satu tamparan mendarat mulus di pipi kiri Lesya yang berhasil memotong pembicaraan Lesya.

"Hahaha... kalian bukan orang tua saya dan sekali lagi saya tidak pernah menyentuh anak kesayang anda." lanjut Lesya dengan frontal.

"Sopan santun kamu mana? Gak di ajarin?" sebuah pertanyaan yang terdengar bodoh bagi Lesya dari Ayahnya.

    Balasan Lesya hanya senyuman tipis. "Saya tanya sekarang, pernakah anda mengajarkan saya tentang sopan santun?" balas Lesya tentunya membuat keluarganya bungkam dan bingung harus menjawab apa, karena penuturan Lesya sangatlah benar, keluarganya tidak pernah mengajarinya tentang sopan santun, hanya Lisya lah yang ada dipikiran mereka.

Brak...

   Gebrakan pintu timbul ketika Lesya menutup pintunya dengan keras.

"Gue benci semuanya hiks... hiks gue capek." mata indahnya mulai berlinang air mata, dengan sigap ia menghapusnya. Untuk apa menangis pikirnya, namun ia tidak bisa berbohong rasanya sakit menahan air mata yang ingin meluncur bebas.

"Gue benci mereka... gue benci."

Tes.... tes

"Arghhh... kenapa penyakit sial ini datang tiba tiba," lirih Lesya yang mengambil tissue ketika darah mulai mengalir dari hidungnya.

    Lesya mengambil sebuah foto keluarganya dan menatap bulan, ia menyiratkan semua permasalahannya, Lesya menghela nafasnya dan tersenyum kecut karena ia hanya bisa berharap.

Lesya Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang