Chapter 82

13.6K 604 23
                                    


Hello guys? Apa kabar? Semoga baik, yah!

  Gua kangen keadaan yang kemarin dimana gua bebas pergi kemana aja, dimana gua bebas buat berinteraksi dengan orang lain, entah sejak kapan wabah itu akan hilang.

   Yo vote terlebih dahulu

.

.

.

    Semenjak Rayhan mengetahui semuanya, ia tinggal di apartemennya sendiri, ia masih kecawa kepada Ibunya, sudah beberapa tahun ia dibohongi dan dibodohi oleh Ibunya, ia merasa menjadi orang bodoh karena begitu cepat percaya kepada Ibunya.

    "Lesya," pekik Rayhan yang terkejut melihat Lesya didepannya.

    "Kecewa?" tanya Lesya yang duduk dibalkon kamar Rayhan.

    "Gak seharusnya lo kabur dari rumah Han, itu akan memperkeruh masalah keluarga lo, apa lo gak kasian sama nyokap lo?" tanya Lesya.

    "Gue masih kecewa Les, gue butuh waktu buat sendiri dan gue udah salah besar dengan gampangnya gue dibodohi oleh bokap sendiri." rutuk Rayhan.

    "Gue tau itu Han, gue bisa ngerasain apa yang lo rasain sekarang, saran gue lo ngomong baik-baik sama nyokap lo!" ingat Lesya kepada Rayhan.

   "Gue sama kayak lo Han, gak terima dengan masalah yang menimpa gue, tapi kalo lo selalu kek gini, percaya masalah gak akan selesai." seru Lesya.

    "Setiap masalah akan datang, jelas itu akan berdampak positiv atau sebaliknya, tetapi kita juga harus siap menerimanya dan menyelesaikan dengan cepat." Rayhan berfikir apakah ia harus memaafkan Ibunya.

    "Percaya Han, lo selesain masalah ini baik-baik jangan main-main kabur dari rumah, lo itu bego banget si jadi cowok!" sewot Lesya yang gemas melihat Rayhan bersikap seperti ini.

    "Gue akan berusaha buat maafin nyokap." seru Rayhan.

    "Lo tau? Dengan sikap lo kayak gini, itu kayak cewek banget Han, lo tau? Lo lari dari masalah, lo gak bisa selesain masalah ini, ingat kata gue masalah hadapi sampai tuntas." ujar Lesya.

    "Gue tau lo bisa selesain semuanya Han, gue tau lo bukan orang yang kayak gini, gue percaya sama lo, apa lo gak kasian sama Kakak lo." lanjut Lesya.

    "Thanks Les, lo selalu ada buat gue." seru Rayhan.

    Lesya mendekati Rayhan dan memegang erat tangan Rayhan, jujur baru pertama kali ia menyentuh laki-laki sampai menggenggamnya erat.

    "Jangan buat Laras kecewa, gue mohon." seru Lesya dengan senyum tipisnya.

    "Sekarang lo harus ketemu sama nyokap lo." ujar Lesya dan Rayhan mengangguk dan berjalan keluar apartemen.

    Lesya terdenyum ia berhasil membujuk laki-laki itu, laki-laki yang ia sayangi. Lesya menjalankan motornya ia berhenti tepat di sebuah gedung tua yang terletak di hutan, yah gedung dimana Gandi dan Elma yang menghendel semuanya. Lesya berjalan dan disambut oleh penjaganya.

   "Elma," panggil Lesya.
 
   Elma menoleh dan menghampiri Lesya yang duduk di kursi, Elma berjalan dengan Azriel yang disampingnya, mereka duduk.

    "Gandi mana?" tanya Lesya kepada Elma.

    "Gandi biasa lagi coding." jawab Elma.

    "Gimana dengan rencananya?" tanya Lesya.

   "Jangan langsung intinya, kita buat hidup dia miris terlebih dahulu." ujar Azriel yang senyum seringai.

Lesya Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang