Chapter 88

13.4K 587 75
                                    

Holla apa kabar guys? Cerita ini bakal ending dan author bakal undur diri:/

   Jangan lupa vote dan comment yah guys, yang silent readers sekarang muncul yuk?

Kalian kangan author gak? Harus kangan yah! Wkwk

Kangan Lesya?

Kangan Rayhan?

Setuju kalo Rayhan gak ama Lesya?

.

.

.

  Crang...

   Lesya menendang botol minuman bekas sekuat tenaga karena harinya semakin membosankan.

   Ashhh...

   Lesya mencari sumber suara dan ternyata Yuda yang tengah meringis karena botol mengenai wajah tampannya, Dengan cepat Yuda menghampiri Lesya.

   "Akibat botol bekas lo itu, kepala gue sakit." dumel Yuda.

   "Gak sengaja."

   "Apaan? Gak sengaja gimana, lo niat kan nendang nih botol?" tanya Yuda yang tak mau kalah.

   "Gue harus bilang berapa kali kalo gue gak sengaja." seru Lesya.

     Percek-cokan terus terjadi dan terhentikan ketika dengan cepat Lesya menggandeng tangan Yuda ketika Rayhan dan Fera melewatinya, Fera tersenyum tapi ekspresi Rayhan begitu dingin dan tatapannya seperti menatap lawan, sengit. Lebih tepatnya Rayhan menatap tangan Lesya yang menggandeng tangan Yuda, ia merasa kesal dan kecewa, apakah benar Lesya melepaskannya?.

     Rayhan dan Fera berjalan sampai mereka menghilang dari pandangan Lesya dan Yuda. Mata Lesya selalu menatap punggung Rayhan yang kian menjauh rasanya terpisah oleh jarak.

   "Maaf," Lesya segera melepaskan gandengan ditangan Yuda.

   "Gue ngerti kok, yaudalah gue mau ke Ruang Osis dulu, capek ribut sama lo."

     Lesya mengangguk, ia melanjutkan perjalananannya dan sampai dikelas ia disuguhi pemandangan kelas yang begitu ramai bak seprti pasar.

    Lesya duduk dikursi dan memasang earphone dan memejamkan matanya. Ia butuh ketenangan cukup satu orang yang membuat harinya kacau.

   "Tuh bocah kenapa? Baru juga nyampe kelas mukanya langsung lecek gitu." tanya Gilang.

Pluk...

   Sebuh pulpen berhasil terjun diwajah mulus Gilang, ia meringis dan melotot ke arah Gina.

   "Lo kira Lesya baju apa dikatain lecek, hah?" sungut Gina

   "Perumpamaan coy, sensi lo jadi orang." gerutu Gilang.

   "Jangan berisik lo semua!" tukas Yuki yang fokus dengan perhitungan matematikanya.

   "Ashiap beb!" teriak Gilang yang menggema diruangan kelasnya membuat teman sekelasnya hanya menggelengkan kepala karena sikap unik Gilang.

   "Lang mulutnya, mau gue sumpel pake kaus kaki?" sahut Via ancang-ancang mau melemparkan kaus kaki ke arah Gilang, kebetulan Via sedang tak memakai sepatu karena berada dikolong dan ia memilih memakai sendal.

   "Gak niat sekolah mbaknya? Sampai pake sendal, sepatu mana sepatu?" Via hanya mendelik ke arah Gilang malas.

   "Hehehe... Via marah nih."

Lesya Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang