Holla guys author embai, jangan lupa vote and comment!author harap kalian bisa ngehargai gua sebagai penulis:/
.
.
.
Tok...
Entah siapa lagi seseorang mengetuk jendela kamarnya, Lesya sebenarnya tak siap jika harus bertemu dengan peneror itu, tapi ia bulatkan tekadnya dan yah dia membuka jendelanya di balkon kamarnya, betapa terkejutnya ketika mendapatkan seseorang.
Ia membulatkan matanya ketika Rayhan sudah terkulai lemas dengan luka-luka di wajahnya. Lesya mendekati Rayhan dan membawanya ke ruangan keluarga untuk mengobati Rayhan.
"Han, lo kenapa? Cerita ke gue." ucap Lesya yang menampilkan ekspresi khawatir dan itu tentunya membuat Rayhan tersenyum.
Arghhh...
Rayhan meringis kesakitan ketika ia tersenyum karena luka tepat di ujung bibirnya, sedangkan Lesya hanya geleng kepala.
"Makanya jangan senyum!" ingat Lesya.
Lesya meneteskan betadin di kapas dan menempelkannya di luka wajah Rayhan, membuat sang empuh merintih kesakitan, dengan telaten Lesya mengobati Rayhan.
"Makasih." seru Rayhan.
"Lo kenapa?" Rayhan diam ia harus menjawab apa kepada Lesya.
"Han," ucap Lesya yang menyadarkan Rayhan yang tengah melamun yang entah memikirkan hal apa.
"Gue gak pa-pa." seru Rayhan.
"Lo bilang gak pa-pa? Setres lo? Muka bonyok kek gini dibilang gak pa-pa? Otak lo mana? Gue tanya lo kenapa? Karena apa kok lo bonyok kek gini." Lesya tidak sabaran karena sifat cerewet muncul seketika.
"Gue gak bisa kasih tau semuanya Lesya," seru Rayhan yang menunduk, ia tak siap jika Lesya harus mendengarkannya sekarang.
"Yaudah gue gak maksa." seru Lesya yang tersenyum singkat, ia mengerti tidak semua orang harus menceritakan masalahnya terkadang ia hanya butuh untuk sendiri dan memikirkan masalah itu.
"Lo gak marah?" tanya Rayhan.
"Gak ada hak buat marah sama lo Han, gak semua masalah bisa kita ceritain ke orang, ada saatnya kita hanya menginginkan sendiri untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dan gue ngerti itu semua, jangan anggap diri lo sendiri Han, ada gue dan sahabat lo yang lainnya, kalo lo gak sanggup buat nanggung masalah lo, lo cerita ke kita semua." seru Lesya yang menatap manik mata Rayhan, Lesya bisa membaca pikiran Rayhan tentunya dari sorot matanya saja sudah jelas jika Rayhan bersedih atau mendapat masalah sampai membuatnya seperti orang linglung.
"Maaf Les, suatu saat lo juga bakal tau semuanya." ucap Rayhan, aneh bagi Lesya.
"Yaudah lo mau balik sekarang? Udah malam juga." Rayhan menggeleng keras.
"Kenapa?"
"Gue nginep dirumah lo yah, please!" Lesya menyerngitkan sebelah alisnya ia tak ingin jika dituduh yang macam-macam hanya karena Rayhan.
"Lo mau di grebek masal Han? Gue gak mau yah nanti di tuduh yang macam-macam." seru Lesya.
"Please kali ini aja Les, gue nyaman disini, karena ada lo." demi Neptunus apakah pipi Lesya bewarna merah? Bak macam kepiting rebus, huh sungguh memalukan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lesya Story (END)
Teen Fiction[ HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA ] Lesya, dia adalah toko utama di cerita yang memiliki sikap antagonis. #Rank 1 Lesya (30/5/2020) #Rank 1 kejutan #Rank 1 Sia-sia (30/5/2020) #Rank 2 Rayhan