Chapter 50

14.8K 666 9
                                    


Next chapter guys!!!

Jangan lupa VOTE dan COMMENT

.

.

.

   Sebuah jam beker yang terus berbunyi dan bergetar yang seolah-olah berusaha membangungkan seorang gadis cantik yang setia dengan posisi tidurnya, ia menggeliatkan tubuhnya dan mengerjapkan matanya berkali-kali, gadis itu menghela nafasnya gusar. Setelah sadar ia menuju WC untuk mandi. Hanya membutuhkan beberapa menit untuk mandi, ia segera bersiap-siap memakai seragam dan mengacir keluar kamarnya untuk sarapan, setelah selasai sarapan ia keluar dari rumahnya, sungguh dibuat terkejut saat seorang laki-laki tengah duduk dan bertengger di motor besar miliknya, ia seolah menatap dan tersenyum ke arahnya dan mengisyaratakan untuk mendekat.

   "Lupa?" gadis tersebut mengerutkan keningnya bingung.

   "Lupa? Kan kemarin gue udah bilang kalo mau jemput lo." ujar Rayhan, yah dia adalah Rayhan yang berada di hadapan gadis itu, Lesya.

   "Oh, kirain bohong." ujar Lesya.

   "Yaudah naik." seru Rayhan yang kemudian Lesya  mengangguk dan menaiki motor Rayhan.

    Motor Rayhan berlaju dengan kecepatan sedang, membuat keadaan semakin canggung di antara keduanya, mata Rayhan tertuju pada kaca spionnya dan matanya tertuju pada seoarang gadis yang tengah diboncengnya.

   "Les, sekolah ada pensi. Lo tampil kan? Semangat pokoknya." Lesya menganggukan kepalanya saat Rayhan bertanya kepadany.

   "Lo kebagian apa? Main alat musik atau jadi vokal?" tanya Rayhan, sebenarnya Rayhan sudah mengetahuinya, namun otaknya sulit mencari topik pembicaraan makadari itu ia bertanya hal yang sudah diketahui olehnya, sungguh bodoh bukan.

   "Jadi vokal." jawab Lesya.

   "Lo bisa nyanyi? Kapan-kapan duet sama gue yah." seru Rayhan.

   "Iya."

   Tiga hari lagi tepat tiga hari lagi* batin Lesya

   Rasanya tidak ikhlas jika nyawa Lesya akan segera di cabut, ia barusaja dekat dengan Rayhan dan Rayhan pun belum sadar dari ingatannya, dulu ia sangatlah berharap jika kematian dekat dengannya tapi sekarang Lesya ingin berusaha sembuh dari penyakitnya, tapi ia sadar bahwa nyawanya akan terancam.

   Please Han, kapan lo sadar dari ingatan lo? Gue punya waktu cuman 3 hari lagi!* batin Lesya

   "Ngelamunin apa?" tanya Rayhan yang membuat ekspresi Lesya berubah menjadi seperti kebingungan.

   "Ga pa-pa." jawab Lesya.

   "Bener? Ngelamunin gue ya?" Lesya tersenyum ketika Rayhan bertanya kepadanya.

   Mana sikap lo yang sok kepedean Han? Yang sok kegantengan, yang nyeselin? Mana Han?* seru Lesya yang sedih ketika sikap dulu Rayhan kini tidak lagi tampak

   "Kalo suatu saat gue pergi gimana?" pertanyaan Lesya lolos begitu saja tanpa sadar.

   Ekspresi wajah Rayhan berubah dan mengapa hatinya terasa aneh saat Lesya berbicara seperti itu. "Nanti gue yang paling ngerasa kehilangan lo." celetuk Rayhan.

   "Siapa yang doain gue Han?"

  "Gue Les."

   Mata indah Lesya mulai berlinang dengan air mata, ia mulai menyenderkan kepalanya di punggung Rayhan.

Lesya Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang