"Hal terindah saat menjalin hubungan adalah dimana kita saling mempercayai satu sama lain, bukan saling mencurigai"
~Lesya
.
.
.
Segera Pak Anton membuka kelas dan masuk, ia tak percaya melihat pemandangan seperti ini, Gilang yang berjoget-joget dengan kemoncengng di atas meja, Dino yang kesurupan tengah berjoget dengan semangat dan se isi kelas yang ikut-ikutan berjoget, sungguh memalukan kejadian yang baru terjadi di sekolah ini, Pak Anton terus bergeleng-geleng kepala saat melihat murid didiknya seperti itu.
"Semuanya diam!" teriak Pak Anton sembari mematikan music box.
Seisi kelas menatap Pak Anton dengan wajah seakan akan meminta maaf, Pak Anton mendekat ke Dino.
"Apa yang kamu inginkan?" tanya Pak Anton kepada Dino.
Lesya segera menghampiri dan berdiri di samping Pak Anton dan sekarang Dino hanya diam tanpa menjawah sepatah kata pun, membuat Pak Anton bingung.
"Lo mau apa?" tanya Lesya dengan tidak sopannya, karena ia jengah dengan ini semua. Cewek itu hanya ingin tidur, istirahat.
"Anak jaman sekarang benar-benar gak punya sopan santun." ucap Dino bak seseorang yang sedang menasehati.
"Gue bisa sopan sama manusia, bukan sama sebangsa setan atau jin kayak lo." ucap Lesya sarkatis.
"Aing mau minum air putih." ucap Dino yang membuat Pak Anton diam.
Segera Via mengambil air putih yang sempat belum ia minum, segera memberikannya ke Pak Anton, segera Pak Anton membuka tutup botol minum dan di doakan dan segera di minumkan ke Dino. Seisi kelas terus menatap Dino dengan harapan bahwa Dino dapat lepas dari jin.
Dino kehilangan keseimbangan dan merosot ke lantai, ia pingsan dan segera anggota PMR berdatangan untuk memapah Dino ke UKS. Sekarang keadaan kelas hening masih larut dalam fikirnya masing-masing. Lesya membuyarkan lamunan teman-temannya dengan tertawa terbahak-bahak membuat se isi kelas tertawa akan mengingat hal tadi.
***
Lesya dan Gina kini berada di rumah dan sekarang ia akan bersiap-siap untuk ke rumah Ayah Ibunya untuk mengambil surat-surat penting karena ia akan mendirikan cabang butik yang ke 2 nya.
Tidak lama mereka sampai di rumah orang tuanya dan Lesya segera masuk dengan di temani oleh Gina. Ia membuka pintu dengan santai seolah olah ia tak mempunya masalah dengan keluarganya. Dan terlihat jelas keluarganya yang sedang berkumpul di ruang tv kini menatap sinis Lesya, tetapi Lesya segera menarik pergelangan tangan Gina untuk mengikuti dirinya, ia terus bersikap masa bodoh dengan keluarganya, ia segera masuk ke kamarnya dan segera ia mengambil berkas penting untuk di masukan ke dalan tasnya.
"Les, keluarga lo itu...." ucap Gina terpotong oleh Lesya.
"Mereka gak akan peduli." sela Lesya yang menutup tasnya dan membawa Gina untuk keluar dari kamarnya, ia dan Gina berjalan dengan santai seperti tidak ada orang pun selain dia.
"Baru juga pulang, sekarang mau pergi lagi kerjaan anak kamu tuh Mas." ucap Cristy, Ibu kandungnya yang kini menatap Lesya dengan sinis dan tidak lupa Lisya yang terus tersenyum ketika ibunya berbicara seperti itu kepada Lesya.
Tetapi Adijaya cuman bisa diam dan menatap Lesya dengan tatapan nanar, Lesya tau arti dari tatapan Ayahnya, tapi ia terlanjur membenci keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lesya Story (END)
Teen Fiction[ HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA ] Lesya, dia adalah toko utama di cerita yang memiliki sikap antagonis. #Rank 1 Lesya (30/5/2020) #Rank 1 kejutan #Rank 1 Sia-sia (30/5/2020) #Rank 2 Rayhan