Chapter 22

21K 899 21
                                    

Okay guys! Sumvah gua males ngetik gara2 kabar chen mau nikah ama pacarnya! Sakit guys... kapan punya pacarnya eh langsung mau main nikah aja! Gua bahagia tapi kok sakit yah! Sadar woyyy lo cuman fans! Chen aja gak tau gua hidup apa kagak. Rapi gua udah like sama dia, gimana dong?

Ayo guys komentar cara melupakan bias harus melakukan hal apa!!! Saran yah readers qu.

.

.

.

    "Kalian tau gak?!" tanya Gilang yang berteriak tepat di meja Lesya, Gina dan Via dengan heboh.

    "Gak usah teriak oncom, gue gak budek kayak lo." umpat Via yang kesal dengan Gilang yang terlalu lebay.

    "Hehehe... maaf guys, ternyata suara gue menggelegar yah kayak Inces Syahrini yang cantik dan membahana." timpal Gilang dengan nada yang di lebih-lebihkan dan membuat ketiganya saling melemparkan tatapan aneh.

    "Deuh jijik gue liat cowok letoy kayak lo." tukas Lesya dengan lancarnya.

    "Jahat lo Les, keyak gini jugakan gue temen lo." ujar Gilang yang cemberut.

    "Kata siapa lo temen gue?" Gilang tersenyum ia bingung harus menjawab apa.

    "Kata siapa? Gue gak nganggep lo sebagai teman tapi sebagai saudara hahaha...." lanjut Lesya yang tertawa melihat ekspresi wajah Gilang.

     "Eh kirain lo mau ngehina gue." ujar Gilang.

     "Lang, liatin si Apri coba," seru Gina yang menunjuk jarinya ke arah laki-laki yang tengah duduk membaca novel.

     "Mau apa lagi? Mau gue deketin, terus dia pingsan lagi?" seketika Lesya, Via dan Gina tertawa mengingat kejadian dimana Gilang mendekati Apri sampai pingsan.

    "Emang si Apri alergi cowok yah?" Gina bingung saat berfikir pasal Apri, karena ini sangat aneh menerutnya.

    "Maybe, you think that now." ujar Lesya yang menggaruk belakang rambutnya yang tidak gatal, karena merasa otaknya sangat buntu.

    "Tapi menurut gue mah Apri itu punya trauma deh, kalo masalah alergi mah itu alesannya gak tepat banget, soalnya kenapa? Biasanya kalo alergi cowok itu pasti cewek kan, lah ini si Apri kan cowok." jelas Via yang menjelaskan sambil memperhatikan Apri yang fokus dengan novelnya.

     "Jangan-jangan Apri cewek." seru Gilang.

Pletak...

    Lesya memukulkan pulpen tepat di bahu Gilang, membuat si empu terkejut.

    "Lo bego banget sih Lang, jelas-jelas si Apri cowok." seru Gina.

    "Lo tau darimana?" selidik Gilang yang bertanya-tanya diotaknya.

    "Yah lo liat dia mukanya cowok, bego." tukas Gina yang meraup wajah Gilang dengan tangannya.

    "Aishhh... lo habis apa sih, Gin? Tangan lo bau amat," tanya Gilang yang tidak terima dengan perilaku Gina, karena sungguh tangan Gina sangat membuat hidungnya mampet seketika.

     "Habis cebok gak cuci tangan." jawab Gina enteng.

    "Jih jorok banget,"

    "Bodo amat." ujar Gina

    "Eh diem lo berdua." seru Via yang menghentikan aksi keduanya yang saling bertengkar dan adu mulut.

   Keduanya diam dan menatap Lesya dan Via secara bergantian.

Lesya Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang