Chapter 81

13.9K 629 21
                                    


  Ada yang kangen?

Vote dan comment yah guys, like deh.

.

.

.

    Sudah satu hari yang lalu Lesya pulang dari Rumah Sakit, kini ia masih berada di ruang tamunya dan mengerjakan pekerjaannya yang tertunda, tidak ada hari libur di hari minggu ini, ia tampaknya sibuk dan pusing.

   "Gue harus mulai dari mana?" tanya Lesya pada dirinya yang memijat keningnya.

   "Lesya!" teriak Jesika yang baru saja memasuki ruangan tamu.

   "Kenapa Les? Kok muka lo lecek gitu?" tanya Jesika yang kebingungan.

   "Gue pusing Jes, gue harus mulai dari mana?" jelas Lesya.

   "Mulai apanya? Gue gak paham." sahut Jesika yang kemudian mengambil alih pekerjaan Lesya.

   "Biar gue yang selesain, lo istirahat aja gue gak mau lo kenapa-kenapa lagi." lanjut Jesika.

   "Gue harus tanya dulu sama Rayhan baru selesain misi." ujar Lesya.

   "Yaudah tinggal lo atur jadwal kapan lo mau ketemu sama Rayhan," seru Jesika yang fokus pada laptop.

   "Masalahnya ini bukan menyangkut Rayhan pribadi Jes, ini menyangkut keluarga gue dan keluarga Rayhan." seru Lesya.

   "Aduh Les, gue gak ngerti apa yang lo bicarain, udah gini aja sekarang lo harus atur supaya mereka datang dipertemuan ini, Mama lo kan udah sembuh juga pasti datangkan? Kalo masalah Tante Indah pasti dateng deh, kan katanya dia mau ketemu lo." sahut Jesika, Lesya mengangguk mengerti, "Ok, bakal gue atur." seru Lesya.

   "Udah buru jangan lama." seru Jesika.

    Dengan cepat Lesya menghubungi keluarganya dan keluarga Rayhan untuk berkumpul di kafe miliknya, ia bergegas dan memakai jaket hitamnya yang terbuat dari kulit dan menancapkan gas motornya, ia melajukan dengan cepat. Tidak membutuh waktu berjam-jam untuk sampai di kafe, ia hanya mmebutuhkan waktu beberapa menit untuk sampai, setelah memarkirkan motornya ia memasuki dan disambut baik oleh pekerja di kafenya.

   Lesya berjalan dan duduk di meja no 15, ia sengaja memilih tempat itu untuk dijadikan tempat perkumpulannya.

    "Lesya," panggil Rayhan yang memasuki kafe, ia berjalan dan didampingi Indah, Ibu kandung dari Rayhan.

   "Lesya! Tante kangen banget nak." seru Indah yang memeluk Lesya.

   "Lesya juga Tan," ujar Lesya yang membalas pelukan dari Indah.

   "Duduk dulu Tan." ucap Lesya yang kemudian melepaskan pelukannya.

    Indah dan Rayhan duduk di kursi yang sudah disediakan oleh Lesya, sedangkan Lesya mengerutkan keningnya ia sempat melihat jam seperti menunggu seseorang.

    "Sebelumnya ada apa yah Les?" tanya Indah.

    Pintu kafe terbuka dan terpapang jelas jika Adijaya dan Cristy memasuki kafe, Lesya tersenyum tapi senyum lenyap dalam seketika melihat kedua orang tuanya seperti jauh, itu menurut Lesya.

    "Duduk dulu Yah Ma." seru Lesya.

    "Iya nak." ujar Cristy yang tersenyum canggung.

    "Sebenarnya Lesya disini cuman mau bahas masalah Om Andri." seru Lesya yang serius dengan topik pembicaraanya, semua hening dan Lesya bisa menilai ekspresi Rayhan sepertinya membenci nama itu.

Lesya Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang