Halo guys ada yang kangen?Jangan lupa vote dan commentnya ok? Author bakal tunggu!
.
.
.
Rayhan menyuapi bubur ke Lesya, yang dilakukan Lesya hanya membukakan mulutnya tapi ia susah karena tidak ada mood untuk makan, ia terpaksa ketika menerima suapan dari Rayhan, karena Adijaya telah memperingatinya. Dan sekarang Adijaya berada di ruangan Cristy yang masih terbaring lemah di Rumah Sakit.
"Han, udah yah." ujar Lesya yang dibalas gelengan singkat oleh Rayhan.
"Aaaa...." Rayhan menyuapi buburnya kembali, namun Lesya menutup mulutnya rapat dan mengelamun.
Rayhan mengerti sekarang mungkin Lesya tidak ada nafsu untuk makan, ia meletkan semangkuk bubur di nakas meja rumah sakit dan menatap Lesya yang masih melamun.
"Kenapa?" tanya Rayhan.
"Oh gak kok, eh iya gak pa-pa." seru Lesya yang seperti kebingungan.
"Ngomong aja Les," seru Rayhan.
"Gue mau tanya sesuatu sama lo, tapi gak saat ini, gue cuman butuh kesiapan dan kejujuran lo." seru Lesya dengan wajah seriusnya.
"Kapan?" tanya Rayhan.
"Entah, yang jelas bukan sekarang. Oh iya Tante Indah gimana?" tanya Lesya.
"Mama baik-baik aja kok, maaf yah Mama gak bisa jenguk lo, soalnya kerjaannya numpuk banget, waktu hari ke 3 lo dirawat, Mama sempet kesini sama gue." seru Rayhan dan Lesya hanya mengangguk mengerti.
"Yaudah salamin yah." ucap Lesya.
"Hmmm, bakal gue salamin ke Mama." seru Rayhan.
"Oh iya gue mau ketemu Mama, Han." seru Lesya.
"Jangan dulu, kata Dokter lo harus istirahat dulu." ujar Rayhan.
"Kan deket Han, gak pa-pa kok." Rayhan hanya menganggukkan kepalanya dan membantu Lesya untuk duduk di kursi roda.
Lesya hanya menatap kedepan dan terus berfikir apakah ia akan membongkar semuanya, tapi kapan. Rayhan mendorong kursi roda dengan pelan ia tidak ingin membuat Lesya tak nyaman, ia membaca nama ruangan yang terpasang di atas pintu ruangan tersebut. Rayhan membukakan pintu dan mendorong kursi roda.
Satu pemandangan yang Lesya lihat adalah Ibu kandungnya yang tengah menangis dan keadaan Adijaya, Ayahnya sangat kacau dan Lisya hanya termenung duduk di sofa karena sedih melihat kedua orang tuanya bertengkar."Ayah, Lesya mohon jangan marah-marah kek gini, Mama masih sakit." seru Lesya.
"Kamu gak tau betapa sakitnya jadi Ayah nak." seru Adijaya.
"Mungkin Lesya gak pernah di posisi Ayah, cuman Lesya pernah merasa kehilangan seseorang, contohnya keluarga Lesya sendiri." seketika Adijaya membisu saat mendengar ucapan Lesya, yah benar Lesya selama ini tidak membrontak atau terus menyalahkan tapi ia hanya diam.
"Mama salah harusnya Ayah nasehati jangan marah-marah kek gini yah, apalagi keadaan Mama kayak gini." seru Lesya, sedangakn Cristy menangis ia begitu bangga melihat puterinya membelanya dan bijak dalam menasehati seseorang, Cristy berfikir bahwa ia adalah orang bodoh, lihatlah sekarang puterinya yang selalu diremehkan, dihina, disepelahkan kini membelanya, membuatnya merasa bersalah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lesya Story (END)
Teen Fiction[ HARAP FOLLOW TERLEBIH DAHULU SEBELUM MEMBACA ] Lesya, dia adalah toko utama di cerita yang memiliki sikap antagonis. #Rank 1 Lesya (30/5/2020) #Rank 1 kejutan #Rank 1 Sia-sia (30/5/2020) #Rank 2 Rayhan