Chapter 32

15.8K 767 14
                                    

Jangan lupa vote and comment guys

.

.

     "Les, di tungguin tuh sama Rayhan." ujar Gina yang menepuk bahu Lesya.

     Lesya tidak menggubris penuturan Gina, ia hanya fokus pada perhitungan yang ia kerjakan pada tugas fisika.

    "Yaudah gue sama Via duluan aja pulangnya, lo kan ada Rayhan." seru Gina yang keluar dari ruangan kelasnya.

    "Huh selesai juga." Lesya segera memasukan buku-bukunya ke dalam tas dan keluar dari kelas.

   Satu langkah keluar dari kelas, pergelangan tangan Lesya sudah dicekal oleh seseorang yang membuat langkahnya terhenti.

    "Apa lo?" tanya Lesya yang sedikit nyolot ketika mendapatkan Rayhan yang mencekal tangannya.

    "Pulang bareng gue."

    Lesya menggelengkan kepalanya. Ia hanya malas jika terus melihat wajah Rayhan, apalagi rasa sakit dihatinya belum pulih akibat melihat Rayhan duduk bersampingan dengan Adel.

    "Kenapa? Masih cemburu liat gue duduk di samping Adel?" tanya Rayhan yang sedikit nada menggoda.

    "Ih dari tadi gue itu ga pernah cemburu sama lo kalik Han, lo nya aja yang tingkat pedenya tinggi." ujar Lesya

     Rayhan melepaskan cekalannya, dengan segera Lesya malarikan diri dari Rayhan. Lesya lari sembari menengok kebelakang untuk mengetahui dimananakah Rayhan. Satu langkah Lesya keluar dari gerbang sekolah, ia urungkan karena melihat segerombolan bermotor mulai mendekat, Lesya bingung haruskah ia keluar apa memasuki sekolahnya.

   Grep

    Rayhan merengkuh tubuh Lesya dan membawanya pergi ketempat yang aman.

    Crak...

     Sebuah batu yang mengenai kaca kelas membuat Lesya terperanjat kaget dan bersembunyi di dada bidang Rayhan. Lesya mengerti bahwa Rayhan memeluk untuk menyelamatkannya karena batu-batu yang di lemparkan oleh segerombolan motor hampir mengenai Lesya.

     Rayhan segera membawa Lesya menuju taman belakang sekolah, tubuh Lesya bergetar karena takut lemparan batu-batu yang hampir mengenainya.

    Lesya sudah terbiasa dengan hal seperti ini, apalagi hal kekerasan. Hanya saja ia masih terkejut karena lemparan hampir saja mengenai kepalanya.

    "Lo ga pa-pa kan?" tanya Rayhan yang khawatir.

    "Makasih." ujar Lesya yang tersenyum.

    "Sama-sama, makanya nurut kalo balik sama gue yah balik sama gue, soalnya akhir-akhir ini sekolah kita punya masalah sama sekolah sebelah." jelas Rayhan.

     "Iya."

    "Yaudah kita nunggu aja mereka balik terus kita baru keluar." seru Rayhan yang menarik pergelangan tangan Lesya dan membawanya duduk di depan kelas Rayhan.

     "Lama dong?" tanya Lesya yang sedikit mengeluh.

    "Kemungkinan. Udah duduk aja dulu nih minum dulu." ujar Rayhan yang memberikan sebotol air mineral.

    "Makasih." ujar Lesya yang meneguk air pemberian dari Rayhan.

    Rayhan hanya menatap Lesya yang tengah meneguk air mineral.

    "Kenapa?" tanya Lesya bingung yang mendapatkan Rayhan yang fokus tengah menatapnya.

    "Hah? Gue seneng bisa liat lo."

Lesya Story (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang