Bagian 20

7.6K 445 7
                                    

"Habis telphonan sama siapa?"

Keyla yang baru saja mematikan handphonenya, tiba-tiba terkejut dan langsung melihat ke arah pintu.

Di sana Arga berdiri dengan wajah bertanya. Ia tidak tahu siapa yang sedang ditelepon oleh Keyla.

"Bukan siapa-siapa..." Jawab Keyla dan meletakkan handphonenya di tempat semula.

"Siapa?"

Lagi-lagi Arga bertanya. Ia tak akan berhenti bertanya sebelum gadis di depannya ini menjawab pertanyaannya.

"Temen gue." Jawab Keyla singkat dan memalingkan wajahnya supaya tidak menatap wajah Arga yang entah sejak kapan, wajahnya menjadi serius.

"Cowok?"

"Hem."

"Siapa?"

Sontak Keyla menatap Arga dengan wajah yang ingin marah. Ia sungguh tidak tahu apa yang terjadi pada cowok ini. Kenapa ia bertanya banyak layaknya seperti wartawan?

"Elo kenapa sih? Siapa temen gue itu bukan urusan elo." Sungut Keyla dan kembali menatap ke depan. Mengalihkan pandangannya dari Arga dan melipat kedua tangannya di depan.

"Siapa key?" Tanya Arga lagi. Tetapi kali ini dengan nada sedikit lembut. Ia baru saja meredakan emosinya. Ia sungguh marah ketika gadis ini bertelepon dengan cowok lain. Mungkin ia merasakan api cemburu. Pft...

Ah, ini versi Arga yang berbeda. Kalian tahu? Sebelum ia mengenal Keyla, ia sama sekali tak pernah peduli kepada sekitar. Sebisa mungkin ia menghindari cewek yang menurutnya akan membuat kerepotan. Tapi entah ia bertemu Keyla, rasanya sungguh berbeda. Mungkin karena cinta, ia bisa berubah menjadi lebih perhatian.

Keyla menoleh lagi. Ia mengalihkan pandangannya kepada Arga. Lalu ia membuang nafasnya pelan. Tanda, ia harus memberi tahu siapa temannya, walaupun dengan terpaksa.

"Dia bang Haris."

"Temen kamu?"

"Haduh, iya. Dia temen gue. Elo kenapa sih?!"

"Ya nggak papa. Aku cemburu aja liat kamu teleponan sama cowok lain. Apalagi ada aku disini." Ucap Arga dan entah sejak kapan ia sudah duduk dikasur samping Keyla. Sekarang giliran Arga yang mengalihkan pandangannya dari Keyla.

"Ha?" Keyla melihat Arga dengan wajah cengo. Tiba-tiba saja otaknya sedikit untuk berfikir cepat. Ini sangat tiba-tiba. Ia bingung dengan cowok ini. Cemburu? Oh ayolah ia hanya bertelepon. Lagipula keyla belum menganggapnya sebagai kekasih. Dan lihatlah, cowok ini tiba-tiba saja seperti orang merajuk.

"Yaelah ga.. elo cemburu? Gue aja bukan pacar elo."

Ucapan Keyla mampu membuat Arga langsung menatap Keyla dengan serius. Dan itu membuat Keyla sedikit terkejut. Apakah ia salah berbicara? Benar kan, Keyla belum menerimanya. Cowok ini saja yang memaksanya.

"Pokoknya kamu pacar aku. Terima nggak terima, kamu tetap pacar aku. Titik!"

APA?

"Eh tapi kan..."

"Key, dengar kata-kata aku. Aku itu cinta sama kamu. Aku nggak mau kehilangan kamu. Kalaupun kamu belum anggap aku sebagai pacar kamu, aku akan terus anggap kamu sebagai pacar aku."

Keyla diam seribu bahasa. Arga menatapnya dan juga, entah sejak kapan Arga sudah memegang pundaknya. Ia tak habis pikir. Apakah segitu cintanya, cowok ini kepadanya? Jika iya, Keyla akan sedikit bersalah.

"Maafin gue. Gue gak bermaksud buat nggak balas cinta lo. Tapi gue rasa gue belum cinta sama elo."

Kenapa gue ngomong gitu anjay. Alay banget gue ya ampun. Matanya... Matanya buat gue kayak gini. Oh tuhan, sadarkanlah hambamu ini. Teriak batin Keyla.

Cewek tomboy gue! [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang