Aku duduk di depan Villa. Tempat yang sama saat aku, Nadine dan Hobi datang kemari pertama kali. Face of Villa Viking, sebuah Villa terpencil letaknya di tengah hutan dan belum terjamah oleh manusia.
Kondisi nya masih sama, tidak ada yang berubah. Semua patung yang saat malam tiba berubah menjadi tuan-tuan tampan pun, kini kembali menjadi patung. Tak bergerak, apalagi bernafas. Kecuali satu tuan yang saat ini ikut duduk dengan kami.
Taehyung Kim menumpu dagunya dengan kedua tangan. Nadine dan Hobi duduk berjejer di tangga depan Villa. Sementara aku memilih duduk di dekat air mancur sebelah kiri.Aku menatap ke jalan setapak yang waktu itu menjadi penghubung ke jalan besar. Jalanan setapak itu tampak becek. Banyak air mengenang di sisi jalan. Tanah coklat yang basah juga menodai daun-daun yang bernaung pada pinggir jalan.
Aku meraba leherku. Meremat kalung yang ibu berikan sebelum aku berangkat kesini. Sering kali aku bertanya pada Hobi dan Nadine tentang keadaan ku yang sempat pulang kerumah. Bertemu ibu, dan Taehyung yang menyamar menjadi Vee.
Jawaban mereka sekali lagi membuat ku bingung. Mereka bilang bahwa aku tak pernah pulang. Mereka juga mengatakan bahwa aku tertidur. Tidak bangun meski Nadine berkali-kali membangunkanku.
Se-tidak masuk akalkah semua yang aku alami ini?
(authornya aja juga bingung)
Aku rindu ibu. Benar-benar merindukan ibu. Sebentar lagi liburan usai. Kami harus kembali ke sekolah. Bersekolah dan belajar kembali. Tapi bagaimana jadinya jika kami tak bisa kembali saat tanggal masuk sekolah tiba?
Aku menutup mukaku dengan kedua tanganku. Dadaku rasanya sesak. Menangis pun percuma. Tangisan ku tidak akan mengembalikan aku pada ibuku.
“Kau baik-baik saja?” aku menoleh pada suara berat yang menyapa gendang telingaku. Menatap wajah tampan tuan Taehyung yang seolah menyiratkan bahwa ia khawatir kepadaku.
“Aku ingin pulang.” Jujur, aku memang rindu rumah. Rindu ibuku. Aku tidak betah berada di sini.
“Kau akan pulang Cath. Sabarlah.” Selalu kata itu yang Tuan Taehyung katakan padaku saat aku memberikan pertanyaan yang sama. Kurang sabar apa aku selama ini? Aku bahkan sudah sabar. Menunggu waktu, dimana aku bisa kembali ke pangkuan ibu.
“Pulangkan kami sekarang. Sebentar lagi kami akan sekolah. Orang tua kami pasti mengkhawatirkan kami.”
Taehyung menatap Hobi. Dua laki-laki yang sekarang saling tatap. Seolah sedang menyiratkan isi fikiran mereka masing-masing.
“Kumohon. Kami tak ada salah disini. Kami tak berbuat macam-macam disini. Jangan membuat kami seolah-olah bersalah, hingga harus di penjara di tempat seperti ini.” Nadine kini ikut angkat bicara. Aku hanya memandang kedua temanku dengan lelah.
Sudah sering aku membujuk agar Tuan Taehyung memulangkan kami. Tapi faktanya, kami tak juga kunjung dipulangkan.
Aku sering bertanya pada kedua temanku. Kesalahan apa yang kami lakukan sampai mereka menyuruh kami menetap di tempat seperti ini. Dan lagi, pertanyaan itu hanya terjawab oleh gelengan dari mereka.
Aku tahu, Fairy salah satu tempat yang indah. Tempat yang nyaman, bahkan terdapat banyak kasih sayang. Makhluk-makhluk yang tampan dan juga cantik.
Semua rakyatnya baik. Meski tak saling kenal, mereka memperlakukan kami dengan sangat baik. Tak ada niatan dari mereka untuk menyakiti kami. Semua itu terlihat dari binar ketulusan yang terpancar di mata mereka.
King Namjoon dan Queen Seokjin, keduanya juga sangat baik. Memperlakukan kami seolah kami adalah anak kandung mereka. Mereka memberi kami makanan yang enak. Merawat kami seolah tak mengizinkan benda asing melukai tubuh kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You Human? #TaehyungKim ✔
FantasyTAMAT. ✔ Pembaca diharap bijak!!! Beberapa scene mungkin kurang nyaman untuk beberapa pembaca. *** "Aku tahu dibalik dunia yang nyata, pasti ada dunia yang tidak nyata. Tempat berkumpulnya makhluk makhluk yang hanya ada di dalam novel maupun film...